PALANGKA RAYA-Pemko Palangka Raya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palangka Raya telah berinovasi, dengan membuat program Bersama Tangani Pembangunan Secara Partisipatif (Betang Partisipatif). Melalui program ini, perbaikan dan pembangunan infrasruktur semua pelaksanaan sepenuhnya dilakukan masyarakat. Mulai dari perencanaan, pembangunan, pembayaran serta pemeliharaan.
“Program ini melibatkan masyarakat secara langsung sebagai subyek pelaku pembangunan dan bukan sebagai obyek lagi. Diharapkan dengan ini masyarakat bisa menjaga dan memelihara sendiri yang mereka kerjakan,” ucap Kepala Dinas PUPR Palangka Raya Arbert Tombak SE MAP kepada Kalteng Pos usai melihat hasil pengerjaan cor di Jalan Buluh Merindu II, Kota Palangka Raya hasil pekerjaan swadaya masyarakat, Selasa (5/12).
Menurut Arbert, program tersebut salah satu upaya Pemko Palangka Raya untuk bisa membantu masyarakat yang dulu pernah terdampak Covid-19 dengan pemutusan hubungan kerja.
“Harapan kami, program ini juga bisa meningkatkan pendapatan mereka. Walaupun pendapatan tersebut tidak tetap akan tetapi setidaknya sedikit membantu,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Betang Partisipatif PUPR menggunakan pola tipe swakelola tipe 4 yang dilaksanakan dan dikelola sepenuhnya oleh masyarakat. “Jadi kami akan mendengar langsung respons dan tanggapan masyarakat terkait program ini. Sepanjang masyarakat menyambut baik dan puas dengan inovasi Betang Partisipatif, maka kedepan akan terus kami perjuangkan dan tingkatkan,” terangnya.
“Semoga juga inovasi tersebut bisa berjalan baik, sehingga inovasi ini bisa menjadi percontohan bagi jajaran di Pemko Palangka Raya,” imbuhnya.
Arbert juga menyampaikan, untuk masyarakat yang ingin memerlukan perbaikan ataupun pembangunan infrasruktur bisa mengusulkan ke PUPR Palangka Raya. Nanti, lanjut dia, akan dilihat pola partisipatif yang akan diterapkan. “Pola partisipatif yang akan kami lakukan yaitu dengan pola teknologi sederhana yang bisa dilaksanakan semua orang yang punya kemauan. Dalam pelaksanaan pola partisipatif lainnya, kami juga menggunakan teknogi tertentu. Antara lain saat pengaspalan dan pembuatan gedung bertingkat sehingga memerlukan teknologi tertentu dan orang-orang profesional dibidangnya,” ujarnya.
“Jadi kami batasi, untuk teknologi sederhana kami coba dengan swakelola masyarakat. Dengan harapan bisa juga membantu Pemko dalam mengurangi angka kemiskinan dan stunting,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua RW 4/RT IV Kelurahan Bukit Tunggal H Gatot Daryadi mengatakan, inovasi tersebut sangat luar biasa. Sebab dalam pelaksanaan tidak akan ada penyimpangan.
“Sebab yang mengerjakan pekerjaannya masyarakat sendiri, membeli bahan juga kami sendiri dan yang membayar juga kami, sehingga kualitas pembangu
nan jalannya sudah tidak diragukan lagi,” ujarnya.
“Walaupun penganggaran dari Pemko Palangka Raya tapi pelaksanaan kami semua, untuk itu kami masyarakat RT IV/ RW IV sangat berterima kasih sekali kepada Wali Kota Palangka Raya sebelumnya yaitu Fairid Naparin, karena sudah memilih tempat kami menjadi salah satu program Betang Partisipatif,” ungkapnya.
Menurut dia, diantara semua inovasi dari Pemko Palangka Raya, hanya inovasi ini yang sangat bagus, karena masyarakat turut terlibat dalam pengerjaan.
“Diawasi oleh masyarakat dan dinikmati semua masyarakat, sehingga tidak ada unsur penyimpangan,” tandasnya. (kom/uut/ktk/aza)