Site icon KaltengPos

Kurangi Ketergantungan Konsumsi Nasi

USAI SOSIALISASI : Plt Kabid Konsumsi Pangan dan Ketahanan Pangan R Rudy Handoko beserta jajaran dan narsum foto bersama di Aula Kantor DKP Kalteng, Jumat (21/10).

PALANGKA RAYA– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kalteng menggelar sosialisasi diverifikasi pangan non beras untuk gizi rumahan. Pelaksanaan ini untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi nasi di Kalteng.

DEMO MASAK : Guru dan siswa SMK 3 memperlihatkan hasil olahannya sushi berbahan dasar singkong saat sosialisasi diverifikasi pangan.

Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Ririn Noorhaisna Raffela SP MPd selaku Ketua PERSAGI Kalteng dan Damaris Kadang SKM perwakilan dari Dinkes Kalteng, serta diikuti perwakilan DKP kabupaten/kota Provinsi Kalteng, dan perwakilan UMKM Palangka Raya.

Kepala DKP Kalteng Ir Reza Rahmadi MM, melalui Plt Kabid Konsumsi Pangan dan Ketahanan Pangan R Rudy Handoko SP MSi, mengatakan, berdasarkan analisis PPH untuk Kalteng, ketergantungan terhadap konsumsi nasi sudah melebihi dari 50 persen. Sedangkan anjurannya harus dibawah 50 persen.

“Untuk itu melalui kegiatan ini, kami berupaya agar masyarakat tidak lagi ketergantungan terhadap konsumsi nasi, bukan berarti kita tidak boleh makan nasi tetapi bisa mengurangi konsumsi nasi,” katanya di sela-sela sosialisasi, di Aula DKP Kalteng, Jumat (21/10).

“Sosialisasi ini sangat penting sekali, jadi akan terus kami laksanakan setiap tahun. Dengan tujuan bisa mengubah pola pangan masyarakat dengan mengurangi konsumsi nasi. Diganti dengan pangan lokal seperti jagung, singkong dan ubi. Mengurangi konsumsi nasi banyak manfaatnya seperti menghindari obesitas, penyakit jantung dan diabetes,” imbuhnya.

Menurut Rudy, dalam kegiatan tersebut pihaknya melakukan demo masak berbahan dasar pangan lokal, dengan harapan bisa menambah wawasan para UMKM untuk lebih kreatif lagi dalam membuat makanan berbahan dasar non beras, sekaligus ikut mengkampanyekan kurangi konsumsi nasi.

Sementara itu, Ririn Noorhaisna Raffela berharap, agar ilmu yang didapat dari sosialisasi, bisa disosialisasikan kembali ke masyarakat sekitar masing-masing. Sebab pihaknya ingin, tidak peserta saja yang bisa berubah pola makannya tetapi juga paradigma masyarakat pun berubah agar tidak ketergantungan terhadap beras.

“Saya akui, menghilangkan mindset masyarakat dalam ketergantungan mengonsumsi nasi cukup susah. Untuk itu saya sangat mendukung yang sudah dilakukan DKP Kalteng.

Kegiatan ini bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kandungan gizi pangan lokal juga sama dengan beras, sehingga secara bertahap mereka bisa mengubah mindset mereka dan beralih ke pangan lokal,” kata Ririn, seraya berharap, instansi terkait bisa bersinergi mendukung program ini. (kom/uut/sir/aza)

Exit mobile version