Site icon KaltengPos

Impor Kalimantan Tengah Berasal dari Tiga Negara

Eko Marsoro,

PALANGKA RAYA – Impor Kalimantan Tengah selama Februari 2022 berasal dari tiga negara, yaitu Singapura US$2,32 juta, Jerman US$0,27 juta dan Brazil US$0,03 juta. Impor dari Singapura berupa bahan bakar mineral dalam bentuk aspal, impor dari Jerman berupa ber bagai produk kimia dalam bentuk katalisator; dan impor dari Brazil berupa bahan kimia organik daam bentuk asam sitrat. 

“Jika dibanding Januari 2022, peningkatan nilai impor terbesar berasal dari Singapura senilai US$0,98 juta dalam bentuk aspal. Sementara itu, penurunan terbesar terjadi pada Laos dan Australia (100,00 persen), karena tidak adanya kegiatan impor yang berasal dari negara tersebut pada Februari 2022,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, beberapa waktu lalu.

Eko melanjutkan, dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2021, impor Kalimantan Tengah pada Februari 2022 mengalami peningkatan 7,38 persen. Impor dari Singapura mengalami peningkatan terbesar senilai US$1,71 juta atau 280,33 persen, didorong oleh meningkatnya impor kelompok bahan bakar mineral (aspal).

“Sementara itu, penurunan terbesar berasal dari Laos dan Negara Lainnya senilai US$1,60 juta (100,00 persen), hal ini disebabkan karena tidak adanya kegiatan impor dari Malaysia dan Negara Lainnya selama Februari 2022,” ujarnya.

Eko menambahkan, untuk bongkar muatan komoditas impor Kalimantan Tengah dari seluruh negara mitra dagang selama Februari 2022 yang mencapai US$2,62 juta dilakukan melalui Pelabuhan Sampit, Pelabuhan Pulang Pisau, Pelabuhan Kumai dan Pelabuhan Tanjung Perak.

Menurut dia, dibanding Januari 2022, aktivitas bongkar muatan impor di Pelabuhan Sampit mengalami penurunan terbesar senilai US$1,91 juta atau sebesar 66,32 persen, dari US$2,88 juta pada Januari 2022 menjadi US$0,97 juta pada Februari 2022.

“Sementara aktivitas bongkar muatan di Pelabuhan Pulang Pisau dan Pelabuhan Tanjung Perak mengalami peningkatan dari yang sebelumnya tidak ada kegiatan impor sama sekali,” ucapnya. 

Ia menjelaskan, dibanding bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor pada Februari 2022 yang melalui Pelabuhan Kumai mengalami peningkatan terbesar senilai US$0,08 atau sebesar 21,05 persen. “Nilai impor di Pelabuhan Sampit mengalami penurunan terbesar dengan persentase penurunan sebesar 46,99 persen,” tandasnya. (aza/ko)

Exit mobile version