PULANG PISAU-Beberapa petani di kawasan Food Estate di Desa Belanti Siam Blok A, Kecamatan Pandih Batu mengalami masalah serius. Lahan pertanian yang ditanami padi mulai mengalami kekeringan akibat minimnya curah hujan beberapa minggu terakhir. Para petani mulai khawatir akan terjadi gagal panen.
“Padi yang sudah ditanami banyak yang mati karena kekurangan air dan tidak bisa dilakukan pemupukan,” keluh salah satu petani di desa tersebut, Heri kepada Kalteng Pos, Minggu (25/4).
Dia berharap ada solusi atas permasalahan yang dihadapi itu. “Banyak lahan sawah di tempat kami yang mengalami kekeringan, juga kekurangan mesin pompa air,” ungkap dia.
Heri juga mengaku, petani yang akan melakukan pengolahan sawah untuk masa tanam April-September (Asep) saat ini juga kesulitan karena ketiadaan air. “Air irigasi tidak bisa naik,” beber Heri.
Menurut dia, salah satu solusi yang diharapkan adalah memperbanyak pompa air. “Yang menggunakan pompa air saja airnya juga cepat habis karena tanahnya banyak yang pecah-pecah,” kata dia.
Untuk itu, lanjut dia, perlu diperbanyak mesin pompa air agar mampu memenuhi kebutuhan air di lahan persawahan.
Kepala Desa Belanti Siam Amin Arifin, saat dikonfirmasi Kalteng Pos, tidak menampik soal beberapa sawah di desanya yang mengalami kekeringan. “Namun tidak semuanya, memang ada yang mengalami kekeringan, khususnya di daerah yang agak tinggi, seperti di blok A,” ucap Amin.
Meski demikian, Amin belum mengetahui secara persis berapa luas lahan yang mengalami kekeringan.
“Biasanya datanya ada pada PPL, tapi PPL di desa kami meninggal dunia beberapa waktu lalu,” sebutnya.
Dia mengaku, luas lahan pertanian di desanya mencapai 2.500 hektare. Namun yang produktif hingga saat ini sekitar 2.200 hektare.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Slamet Untung Rianto yang dikonfirmasi Kalteng Pos mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan kelompok tani.
“Kami petakan dahulu daerah-daerah yang kekurangan air, barulah kami optimalkan pompa-pompa air yang sudah kami pinjamkan ke kelompok-kelompok tani,” ujarnya.
Menyikapi persoalan ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng menyatakan bahwa pemerintah telah menyediakan alat untuk pembasahan lahan.
Kepala Dinas TPHP Kalteng Sunarti mengatakan, pompa air sudah dibagikan kepada brigadir alsintan, khususnya di wilayah Kabupaten Pulpis. Alsintan yang ada ini tidak hanya penyediaan pengelolaan lahan saja, tetapi juga tersedia alat pompa air.
“Apabila kelompok tani membutuhkan pompa air untuk pembahasan lahan, mereka dapat menggunakan alsintan ini,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu sore (25/4).
Lebih jauh diungkapkannya, alsintan yang ada saat ini dikelola oleh brigadir alsintan. Mekanismenya, kelompok tani yang memerlukan bisa langsung mengajukan permohonan penggunaan alat itu.
“Kalau traktor untuk pengolahan lahan, itu memang sudah dijadwalkan, tetapi untuk pompa air, karena bersifat kondisional, maka yang memerlukan alat tersebut dapat bermohon penggunaan alat kepada brigadir di Pulpis,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.
Namun berkenaan informasi terkait ancaman kekeringan ini, lanjut dia, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pengelola di Pulpis. Sunarti juga membeberkan bahwa belum lama ini pihaknya menerima kunjungan kepala Desa Belanti Siam bersama kelompok tani.
“Kemarin kami menerima kedatangan mereka, tapi tidak ada keluhan yang disampaikan, kami akan segera berkoordinasi, dan pastinya permasalahan ini akan ada jalan keluarnya,” pungkasnya. (art/abw/ce/ala/ami)