Kehadiran food estate di Kalteng ternyata memberikan dampak positif di berbagai sektor, tidak hanya menjadi lumbung pangan. Namun keberadaan program strategis nasional di Bumi Tambun Bungai ini ternyata sangat berpengaruh terhadap peningkatkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di lokasi food estate dan sekitarnya.
EMANUEL LIU, Pulang Pisau
GUBERNUR Kalteng H Sugianto Sabran memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan menuju lokasi food estate di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas saat ini. Dalam lawatannya yang kesekian kalinya ke lokasi food estate, gubernur bersama rombongan juga meninjau hamparan padi, ternak itik, peninjauan posko food eatate dan memantau kondisi ruas jalan yang sedang dikerjakan pelebaran dan perbaikan jembatan.
“Kita sangat berterima kasih atas dukungan Presiden Joko Widodo bersama jajarannya yang telah mempercayakan Bumi Tambun Bungai sebagai salah satu lokasi pembangunan proyek strategis nasional food estate,”kata Gubernur Sugianto Sabran di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandi Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (28/6).
Menurutnya dengan adanya proyek tersebut maka mempengaruhi peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan di dua kabupaten itu, yang tengah dikerjakan saat ini. Dijelaskannya bahwa kegiatan peningkatan jalan dan jembatan pada kawasan food estate mempunyai maksud dan tujuan yaitu mendukung kawasan food estate yang merupakan salah satu program strategis nasional 2020-2024 yang akan menjadi lumbung pangan nasional, guna mengantisipasi ancaman krisis pangan sebagai dampak pandemik Covid-19. Selain itu untuk terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu, dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng H Shalahuddin dimana peninjauan infrastruktur sudah sering dilakukan sesuai arahan Gubernur H Sugianto Sabran.
“Kita ketahui bersama bahwa kondisi jalan dari simpang Tahai-Belanti Siam yang dahulu kabarnya hanya 3 sampai 3,5 meter dan saat ini sudah meluas menjasi 6 meter. Ditambah bahu jalan kiri kanan masing-masing 1 meter. Sehingga total luas jalan menjadi 8 meter,” jelasnya.
Selain itu jembatan yang sebelumnya konstruksi kayu, sudah diganti dengan jembatan beton. Mungkin sebagian ada menggunakan komposit, gerder yang mana jembatan ada 5. Asalnya merupakan jalan kabupaten dan saat ini ditangani APBN dan sudah dijelaskan tadi bahwa baik jalan kabupaten dan provinsi, perintah pusat hanya membantu penanganan. Kalau sudah selesai maka asetnya akan dikembalikan kepada pemerintah daerah melalui NPHD.
Selain itu tambah H Shalahuddin bahwa, dari Bundaran Kapuas-Palingkau-Dadahup sampai Lamunti. Kekanan juga sampai A4 dan A5 juga dibantu pihak balai. Dari pagu hampir Rp 800 miliar lebih, menjadi Rp 600 miliar karena ada refocusing anggaran. Bahkan tidak akan ada penundaan dan akan diselesaikan Desember 2021 untuk kegiatan jalan dan jembatan.
Pada kesempatan itu juga dirinya menyampaikan ucapan terima kasih dari Bapak Gubernur kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR dan lainnya, yang mana dengan adanya proyek food estate ini menimbulkan efek samping yang berdampak positif dan baik yaitu infrastruktur pendukung seperti jalan sudah diperbaiki.
Selain mendukung dari sisi pertanian, juga sektor lainnya seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan dan lainnya juga akan dipermudah dengan pembangunan infrastruktur tersebut. Ini menjadi peluang bagi Kalteng dimana ditunjuk sebagai salah satu proyek strategis nasional. Sehingga harus didukung bersama untuk menunjang serta meningkatkan perekonomian.
Terpisah Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalteng Hardi Syahaan mengatakan bahwa pihaknya akan melakulan peningkatan dan pelebaran jalan Kabupaten Pulang Pisau di Belanti Siam sepanjang 41 kilometer. Tadinya ada jalan yang sudah aspal, masih agregat dan sebagian kecil masih jalan tanah semua akan diaspal dengan lebar 6 meter. Bahu jalan kiri kanan masing-masing 1 meter.
“Kemudian akan menyelesaikan sesuai dengan kontrak yaitu 2022 awal. Karena ada refocusing anggaran. Kita akan berupaya selesaikan tahun ini. Desember tahun 2020 sudah dapat diselesaikan sesyai arahan menteri PUPR. Walaupun kontraknya ada anggaran yang diperpanjang sampai tahun 2022. Dananya bersumber dari APBN murni tahun anggaran 2020, 2021 dan 2022,” jelasnya.
Total anggaran untuk Belanti dan Dadahup, untuk fisik saja sudah berkisar Rp 668 miliar. Di Belanti ini ada 6 paket yaitu 5 paket jalan (paket I, II, III, IV, V Belanti) dan satu paket jembatan (5 paket jembatan yaitu Belanti I, II, III, IV dan V). Di dadahup ada 35 km jalan yang ditingkatkan yaitu jalan provinsi dan jembatannya ada 3.
Jadi pihaknya tidak mengambil aset, tetapi akan membangun dan jika selesai akan diserahkan kepada pemerintah provinsi di Dadahup dan Pemerintah Kabupaten di Pulang Pisau. Sehingga pemeliharaannya akan kembali kepada pemerintah setempat.
“Kami ditugaskan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional untuk lumbung pangan nasional ini. Mudah-mudahan jalan ini bisa mempercepat proses untuk mendukung lumbung pangan dan setelah penyelesaian maka produksi pemasaran serta pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat karena sudah didukung dengan infrastruktur jalan yang ada,” pungkasnya. (*/ala)