Site icon KaltengPos

Harus Ada Evaluasi Pembangunan

MERIAH: Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Karyawan Yunianto, menghadiri HUT KE-58 Pemerintah Kota Palangka Raya dan Hari Jadi ke-66 Kota Palangka Raya di halaman kantor wali kota, Minggu (23/7).ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Karyawan Yunianto beserta anggota DPRD Kota Palangka Raya lainnya, menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58  Pemerintah Kota Palangka Raya dan Hari Jadi ke-66 Kota Palangka Raya. Kegiatan ini berlangsung di Halaman Kantor Wali Kota Palangka Raya, Minggu (23/7) lalu. Di sela kegiatan Sigit Karyawan Yunianto mengatakan bahwa Pemerintah Kota Palangka Raya harus dapat melakukan evaluasi pembangunan.

“Baik itu pembangunan penggunaan layanan berbasis teknologi mengikuti perkembangan zaman. Maupun pembangunan infrastruktur yang belum tercukupi dan terpenuhi secara maksimal. Kita bersama-sama bersinergi melakukan evaluasi pembangunan ini,”ucapnya, Minggu (23/7).

Politikus PDI Perjuangan ini menambahkan, evaluasi pembangunan tidak dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah Kota Palangka Raya. Melainkan harus adanya kerja sama bersama masyarakat Kota Palangka Raya. Evaluasi yang harus dilakukan menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kota Palangka Raya. Misalnya, mengubah kelurahan menjadi desa. Hal demikian, katanya agar pembangunan menjadi cepat karena ada alokasi dana desa (ADD) cukup besar.

“Dilakukan pendataan administratif maupun pemetaan antara desa dan kelurahan dilakukan pembagian berdasarkan letak geografisnya. Supaya pembangunan Kota Palangka Raya tidak hanya bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) saja, hal tersebut terlalu kecil,” ujar pria yang kerap disapa SKY ini.

Menurut SKY, Lebih baik mengubah yang mana daerah kelurahan menjadi desa. Mengingat kelurahan di Kota Palangka Raya jauh ketinggalan dari daerah lain misalnya kabupaten yang wilayahnya desa-desa. Jalan masuk kampungnya saja sudah cor-coran dan sudah banyak beraspal. Hal ini kenapa? sebab daerah itu menggunakan dana desa.

“Lah kita berapa? anggaran terbatas. Sudut pandang saya yang cocok dijadikan desa salah satunya wilayah Sebangau seperti Bereng Bengkel, Kemeloh, Tundai, Kelampangan, Sabaru, dan Rakumpit. Lebih baik ke wilayah desa, supaya pembangunan ada gregetnya,”tegasnya. (pri/rin/kpg/uni)

 

Exit mobile version