Site icon KaltengPos

15 Kelurahan di Palangka Raya Terendam, Ribuan Warga Terdampak

Permukiman warga Jalan Mendawai terendam banjir, Jumat (14/3/2025). ARIEF PRATHAMA/ KALTENG POS

PALANGKA RAYA – Hujan deras yang terus mengguyur menyebabkan banjir di Palangka Raya semakin meluas. Hingga kini, 15 kelurahan di empat kecamatan telah terendam, dengan ketinggian air yang terus meningkat antara 5 hingga 30 cm per hari. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga merendam fasilitas umum dan sosial.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Heri Pauzi, menyampaikan bahwa dampak banjir kali ini cukup signifikan.

“Saat ini ada 2.841 kepala keluarga (KK) atau sekitar 6.463 jiwa terdampak. Sementara itu, 663 rumah dan sejumlah fasilitas sosial seperti 7 tempat ibadah dan 8 sarana pendidikan juga ikut terendam,” ujarnya.

Adapun 15 kelurahan terdampak meliputi Palangka, Bukit Tunggal, Petuk Katimpun, Pahandut, Pahandut Seberang, Langkai, Tanjung Pinang, Tumbang Rungan, Kameloh Baru, Bereng Bengkel, Danau Tundai, Kalampangan, Marang, Sei Gohong, dan Tumbang Tahai. Ke-15 kelurahan ini tersebar di kecamatan Jekan Raya, Pahandut, Sebangau, dan Bukit Batu.

Sebagai langkah mitigasi, BPBD Kota Palangka Raya telah menyiapkan empat titik lokasi pengungsian yang sewaktu-waktu bisa digunakan. Lokasi tersebut berada di Kelurahan Petuk Katimpun, Palangka, Kameloh Baru, dan Marang.

Satu posko tambahan di Petuk Katimpun juga telah disiapkan, lengkap dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Jekan Raya, guna mengantisipasi peningkatan kasus kesehatan akibat banjir. Meskipun fasilitas pengungsian telah siap, hingga kini belum ada warga yang memilih mengungsi, karena sebagian besar masih bertahan di rumah masing-masing.

“Namun, jika kondisi semakin buruk, tempat pengungsian siap digunakan kapan saja,” jelas Hendrikus Satria.

Sementara itu, akses jalan di beberapa wilayah terdampak masih bisa dilalui, meskipun di beberapa titik genangan air semakin tinggi. Di RT Lelatuk, warga bahkan meminta bantuan perahu karet untuk membantu aktivitas sehari-hari.

“Ada satu RT di Lelatuk yang minta perahu karet, dan sudah kami kirimkan ke sana,” tambah Heri Pauzi.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kenaikan debit air dalam beberapa hari ke depan dan terus memantau perkembangan situasi. BPBD juga meminta masyarakat segera melapor jika ada kondisi darurat atau membutuhkan bantuan evakuasi.

Di tempat berbeda, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Alpius Patanan, mengungkapkan bahwa banjir masih merendam enam daerah di Kalimantan Tengah, yakni Barito Selatan, Barito Utara, Katingan, Kapuas, Pulang Pisau, dan Palangka Raya.

“Dampak banjir kali ini cukup signifikan. Dari enam wilayah tersebut, Kapuas mencatat debit air tertinggi, mencapai 300 cm,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 4.255 KK atau sekitar 11.744 jiwa terdampak. Selain itu, 1.073 rumah dan 97 fasilitas umum ikut terendam.

Pihak BPB-PK Provinsi Kalteng terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan BPBD di daerah terdampak guna memastikan langkah penanganan yang cepat dan tepat. Selain itu, BPB-PK juga meminta BPBD Kabupaten/Kota untuk rutin melaporkan perkembangan bencana ke Pusdalops PB Provinsi Kalteng.(mut)

 

Exit mobile version