Site icon KaltengPos

Relokasi Warga Bantaran Sungai Kahayan Belum Ada Kepastian

AMBRUK: Bangunan rumah warga di tepian Sungai Kahayan ambruk akibat ablasi yang terus meluas. Tampak kondisi bangunan rumah warga, Selasa (10/1/2023). FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Solusi atas perumahan masyarakat terdampak ablasi di kompleks bantaran Sungai Kahayan masih dirembukkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya. Berdasarkan pernyataan Camat Pahandut Berlianto, saat ini sebagian warga yang tinggal di permukiman itu tetap mendiami rumah mereka, meski dibayang-bayangi ancaman ablasi. Pihak kecamatan masih berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyiapkan skema solusi. Salah satunya dengan melakukan relokasi.

Berlianto mengatakan, berdasarkan rapat bersama dengan instansi terkait di lingkup Pemko Palangka Raya, pihaknya masih mencari opsi untuk penanganan warga terdampak ablasi di bantaran Sungai Kahayan. Sejauh ini belum ditemukan solusi final, apakah harus merelokasi warga ke tempat yang lebih baik atau ada skema-skema lainnya.

“Masih dalam tahap perencanaan untuk menentukan langkah-langkah ke depan, ke mana akan diarahkan dan seperti apa solusinya,” ungkap Berlianto kepada Kalteng Pos, Kamis (27/4).

Meski skema-skema solusi masih didiskusikan, tapi ada kecenderungan bahwa solusi persoalan ini lebih cenderung ke merelokasi tempat tinggal warga. Dikatakan Berlianto, solusi merelokasi warga setempat sejalan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng, karena di lokasi tersebut akan dibangun kahayan river side atau water front city.

“Jadi memang sebenarnya kami berusaha mencari solusi yang terbaik untuk warga di sana, dikatakan kalau harus sesuai program provinsi, daerah itu kan memang harus bersih dari perumahan penduduk, seperti program kahayan river side atau water front city, tapi kami masih mencari alternatif solusi untuk memindahkan mereka,” bebernya.

Pihaknya masih memikirkan solusi relokasi lebih lanjut, apakah akan memindahkan sebagian masyarakat atau hanya keseluruhan. Namun, lanjutnya, untuk rencana solusi tahap awal masih terbatas pada pemindahan warga yang rumahnya terdampak ablasi. Ia tidak menampik bahwa kehidupan masyarakat setempat sangat bergantung dari sungai. Oleh karena itu, pihaknya juga masih memikirkan lokasi yang tepat untuk rencana relokasi ini.

“Kami masih mempertimbangkan lokasi yang cocok, karena memang kebanyakan warga di sana hidupnya bergantung dari sungai, kami masih memikirkan alternatif lokasi relokasi yang cocok, supaya tidak menimbulkan masalah baru,” tuturnya.

 

Kejadian ablasi terbaru menimpa rumah warga di kawasan bantaran Sungai Kahayan, Jalan Sepakat, kompleks Flamboyan Bawah, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Sabtu (22/4). Sebelumnya telah terjadi kasus serupa di kawasan yang sama hingga mengakibatkan rusaknya rumah warga. Kejadian serupa sudah terjadi sejak awal tahun ini.

Untungnya kejadian terbaru ini menimpa rumah yang tidak berpenghuni. Meski demikian, sejak awal tahun hingga sekarang ini, terdapat sebagian rumah berpenghuni yang rusak akibat ablasi. Meski sudah diarahkan untuk mengungsi, camat menyebut ada sebagian warga yang tetap bersikukuh tinggal atau tidak mau pindah.

“Mereka sudah diarahkan untuk mengungsi ke posyandu, tapi sebagian tampaknya merasa nyaman di rumah sendiri, lalu kebetulan juga tidak ada pergerakan tanah, mungkin mereka merasa aman lalu kembali ke rumah mereka masing-masing di pinggir sungai itu,” sebutnya.

Meski demikian, lanjut Berlianto, warga setempat bersedia direlokasi ke tempat yang lebih aman. Hal itu diketahuinya setelah adanya pertemuan antara masyarakat dan wali kota pada Februari lalu, yang mana mayoritas warga mengaku bersedia direlokasi.

“Intinya mereka (masyarakat, red) mengaku bersedia direlokasi saat dipertemukan dengan Bapak Wali Kota, makanya masih kami pikirkan solusi terbaik untuk pemindahan mereka, sambil juga memberikan kemudahan untuk mereka membuka usaha atau mencari penghasilan di tempat yang baru,” tandasnya. (dan/ce/ram)

Exit mobile version