Pemkab Kobar menetapkan tiga program prioritas dalam membangun daerah, meliputi infrastruktur, pertanian, dan pariwisata. Makam Kiai Gede merupakan salah satu yang masuk dalam program pembangunan daerah di bidang pariwisata. Pemerintah menetapkannya sebagai objek wisata religi.
RUSLAN, Pangkalan Bun
WILAYAH Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat memang menyimpan banyak sejarah peradaban Islam yang dipercaya menjadi cikal-bakal lahirnya Islam di Kalimantan Tengah. Berkaca dari hal itu, pemerintah daerah setempat memutuskan agar wilayah Kecamatan Kotawaringin Lama menjadi pusat wisata religi.
Ikon utamanya adalah Masjid Kiai Gede, makam Kai Gede, dan Kesultanan Kutaringin yang dikenal sebagai kerajaan Islam satusatunya di wilayah Kotawaringin kala itu dan juga merupakan kerajaan Islam satu-satunya di Kalteng.
Penetapan wisata religi ini dianggap sebagai langkah yang tepat oleh pemerintah dalam rangka menyelamatkan peninggalan bersejarah yang dimiliki Kabupaten berjuluk Bumi Marunting Batu Aji ini, sekaligus mengenalkan sejarah peradaban Islam kepada masyarakat luas.
BACA JUGA: Tradisi Bukber Tetap Terjaga, Donaturnya Semua Warga
Wakil Bupati Kotawaringin Barat Ahmadi Riansyah mengatakan, pemerintah daerah patut bersyukur dengan adanya situs bersejarah terbesar di Kalimantan Tengah ini yang hingga kini masih berdiri kokoh. Mulai dari Istana Al Nusari yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Kutaringin hingga masjid dan makam Kiai Gede.
“Sebagai bentuk syukur dan kepedulian, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menjaga situs bersejarah ini, di antaranya dengan rutin melakukan pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut,” kata Ahmadi kepada Kalteng Pos.
Selain mendukung keberadaan makam Kiai Gede, pemerintah juga terus memberikan sosialisasi dalam rangka menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap Kiai Gede dengan membantu menyiapkan anggaran untuk kegiatan haul akbar.
BACA JUGA: Penjaga Makam Bercerita tentang Karamah sang Kiai
“Selama kepemimpinan kami (masa kepemimpinan Hj Nurhidayah dan Ahmadi Riansyah, red), tiap tahun kami menyiapkan anggaran cukup besar untuk melancarkan pelaksanaan agenda rutin tahunan haul akbar,” bebernya. Pemerintah setempat telah berkomitmen untuk terus mendukung keberadaan situs bersejarah itu. Berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat melalui kementerian terkait untuk mendukung dalam hal pemeliharaan objek wisata religi tersebut, termasuk Istana Al Nusari yang menjadi tempat bersejarah peradaban Islam di Kalimantan Tengah. (bersambung/ce/ala)