Site icon KaltengPos

Bikin Orang Tua Bangga, Yakin Bisa Hafal 30 Juz Al-Qur’an

Muhammad Al Azmi (kanan) dan Muhammad Fadil (kiri), dua santri cilik dari Pondok Pesantren Al Wafa yang bercita-cita menjadi penghafal Al-Qur'an usai menyetorkan hafalan, Selasa sore (4/3/2025). DHEA UMILATI/KALTENG POS

Generasi muda penghafal Al-Qur’an di Kalteng terus bermunculan. Kali ini adalah Muhammad Al Azmi Maulana dan Muhammad Fadil. Keduanya sedang berjuang untuk menghafal 30 juz Al-Qur’an.

DHEA UMILATI, Palangka Raya

PADA salah satu pondok pesantren di sudut Kota Palangka Raya, Muhammad Al Azmi Maulana dan Muhammad Fadil duduk bersila, dengan Al-Qur’an terbuka di hadapan mereka. Bibir mereka bergerak pelan, mengulang ayat yang sedang dihafal. Terkadang mata mereka terpejam, mencoba mengingat ayat yang baru saja mereka pelajari.

Muhammad Al Azmi Maulana, atau biasa dipanggil Azmi, adalah seorang santri kelas 5 sekolah dasar (SD). Ia baru mulai menghafal Al-Qur’an sejak tiga bulan lalu. Namun tekadnya luar biasa. Tiap minggu, ia wajib menghafal tiga halaman. Kini, ia sudah hafal setengah dari juz 30.

Menurutnya, menghafal bukan perkara mudah. Meski begitu, ia punya cara khusus agar ayat-ayat yang dipelajari tidak cepat hilang dari ingatan.

“Aku menghafalnya dengan cara mengulang-ulang ayat supaya cepat ingat,” katanya sambil tersenyum. Namun, ada saat-saat sulit yang ia hadapi.

“Susahnya kalau sudah lupa huruf dan ayatnya,” ucap Azmi saat berbincang dengan Kalteng Pos, Selasa (4/3/2025).

Di balik perjuangannya, ada alasan yang membuatnya begitu bersemangat. Sebelum meninggal, ibunya berpesan agar ia menempuh sekolah di pondok pesantren dan menjadi penghafal Al-Qur’an. Azmi ingin memenuhi pesan ibu tercinta.

“Aku ingin hafal 30 juz supaya bisa membanggakan mamah di surga,” tuturnya.

Sebelum memulai hafalan, Azmi sebenarnya sudah mondok di Pesantren Al Wafa sejak tahun 2023. Namun, saat itu ia belum fokus menghafal Al-Qur’an. Kini, dengan semangat baru, ia bertekad untuk menyelesaikan hafalan hingga 30 juz.

 

Tidak jauh dari tempat Azmi menghafal, ada Muhammad Fadil, santri kelas 6 SD asal Timpah. Ia sudah lebih dahulu memulai hafalan, sejak kelas 4 SD. Kini ia sudah menyelesaikan satu juz, yaitu juz 30.

Fadil juga punya cara menghafal yang mirip dengan yang dilakukan Azmi.

“Cara yang paling mudah adalah diulang-ulang,” katanya.

Namun, ada tantangan lain yang ia hadapi.

”Kalau lagi enggak fokus karena diganggu teman, jadi susah menghafal,” tambahnya sambil tertawa kecil.

Berbeda dengan Azmi yang mondok karena pesan ibunya, Fadil masuk ke Al Wafa sejak tahun 2022 karena dorongan dari orang tuanya. Namun, seiring berjalannya waktu, keinginan menghafal Al-Qur’an tumbuh dalam dirinya.

“Aku ingin hafal 30 juz bukan hanya karena disuruh, tetapi memang keinginan sendiri,” ungkapnya.

Baik Azmi maupun Fadil punya tekad yang sama, menyelesaikan hafalan 30 juz. Bagi mereka, ini bukan hanya soal ibadah, tetapi juga bentuk bakti kepada orang tua.

Azmi ingin menghadiahkan hafalannya untuk ibunya yang telah berpulang ke rumah Allah Swt, sementara Fadil ingin membanggakan kedua orang tuanya yang masih hidup.

“Walaupun kayaknya agak susah, tetapi aku yakin suatu saat pasti bisa menyelesaikan itu,” ucap Fadil penuh percaya diri. (bersambung/ce/ala)

 

Exit mobile version