Memasuki hari kedelapan, Minggu (25/9), perjalanan rohani kami bersama Flo Go dilanjutkan ke Via Dolorosa. Jalan salib yang memiliki 14 stasiun atau perhentian. Di tiap stasiun ada tragedi menyedihkan yang dialami Yesus dahulu. Stasiun terakhir adalah puncak Golgota. Tempat Yesus disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.
AZUBA, Yerusalem
PAGI itu rombongan berangkat sekitar pukul 07.05. Lebih awal dari biasanya. Sebab, tempat tujuan kami kali ini merupakan pusat keramaian. Juga tempat orang berjualan. Puji Tuhan, saat rombongan kami sampai, masih banyak toko yang tutup. Kami bisa menyusuri jalan salib dengan nyaman tanpa berdesak-desakan.
Ketika tiba di stasiun pertama, Elias, tour guide dari Israel yang memimpin kami pagi itu menceritakan, stasiun atau perhentian pertama adalah tempat Yesus dicambuk dengan sembilan mata cambuk. Tujuannya untuk menarik lebih banyak daging tubuh Yesus demi mempercepat kematian-Nya.
Tak jauh dari situ, di stasiun II kami mengenang peristiwa Yesus menerima dan mulai memikul salib dengan berlumuran darah di sekujur tubuh.
Kemudian rombongan diajak untuk berjalan lebih jauh lagi menuju stasiun III. Stasiun ini merupakan tempat Yesus terjatuh, lelah karena telah disiksa. Namun Ia tak menyerah. Berdiri kembali dan melanjutkan jalan penderitaan itu. Selanjutnya di stasiun IV, kami mengenang saat Maria (ibu Yesus) menyaksikan penderitaan anak-Nya hingga pingsan.
Perjalanan kami dilanjutkan ke stasiun V, mengenang momen Simon dari Kirene membantu Yesus memanggul salib. Selanjutnya adalah stasiun VI. Di sinilah seorang wanita pengikut Yesus sejak dari Galilea, melihat Yesus memanggul salib dengan penuh darah di wajah. Wanita itu kemudian menggunakan selembar kain untuk mengusap wajah Yesus, sehingga wajah Yesus tergambar jelas di kain itu. Menurut Elias, wanita itu bernama Veronika.
Selanjutnya Yesus digiring keluar Kota Yerusalem melalui jalan utama untuk disalibkan. Penguasa Romawi kala itu sengaja memilih rute yang ramai untuk mempermalukan Yesus.
Ketika Yesus berjalan menaiki puncak Golgota atau Bukit Tengkorak, sejumlah besar orang mengikuti-Nya. Ada banyak perempuan yang menangis dan meratapi Dia. Tepatnya di stasiun VIII. Kepada mereka Yesus berkata; Jangan tangisi Aku, tapi tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (Lukas 23:28).
Akhirnya kami tiba di stasiun terakhir di Golgota. Tempat Yesus disalibkan dan mati untuk menebus dosa umat manusia. Di tempat itu kini sudah ada gereja. Namanya Gereja Makam Kudus. Berarsitektur kubah. Di bagian atas gereja tersebut, tepatnya sebelah kanan, merupakan tempat Yesus disalibkan dahulu. Sementara di depan pintu masuk gereja merupakan tempat Yesus dirempahi setelah mayatnya diturunkan dari salib. Lalu berjalan lagi ke arah sisi kiri, tak jauh dari tempat itu, ada tempat mayat Yesus pernah dikuburkan. Saat kami berada di sana, ada banyak umat Kristen yang sedang beribadah.
“Yesus jatuh sebanyak tiga kali ketika memikul salib. Kenapa tiga kali? Karena Ia memberi simbol (tanda) bahwa pada hari ketiga ia akan bangkit,” tutur Elias.
Kunjungan hari itu ke Via Dolorosa membuat semua peserta perjalanan rohani bersama Flo Go merasa penuh sukacita, karena bisa menelusuri dan mengenang perjalanan penderitaan Yesus memikul salib untuk menebus dosa manusia.
Pada hari yang sama, kami juga mengunjungi tembok ratapan. Di tempat itu, tempat berdoa untuk laki-laki dan perempuan terpisah. Laki-laki di sebelah kiri, sementara perempuan di bagian kanan. (bersambung/ce/ala)