Site icon KaltengPos

Jemaah Antusias, Rindu Sosok Ulama Kharismatik

KEAGAMAAN: Pejabat dan tokoh agama bersama umat muslim di Kalteng menghadiri haul ke-2 Guru KH Muhammad Muhsin di Pendopo Majelis Ta'lim Ar-Raudah Palangka Raya, Selasa malam (27/12/2022). FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

 

Peringatan Haul ke-2 Guru KH Muhammad Muhsin disambut antusias oleh masyarakat Kota Palangka Raya. Acara yang dilaksanakan Selasa malam (27/12) itu menjadi obat penawar rindu bagi masyarakat terhadap kepergian ulama kharismatik tersebut.

AKHMAD DHANI, Palangka Raya

PENDOPO Majelis Ta’lim Ar-Raudah Palangka Raya riuh rendah dengan kedatangan para jamaah. Satu persatu orang mulai berdatangan beberapa jam sebelum acara inti diselenggarakan. Di tempat itu, pada Selasa (27/12), diperingati Haul ke-2 KH Muhammad Muhsin, ulama tersohor di Palangka Raya yang telah wafat 18 Januari 2021 lalu.

Dalam acara haul itu masyarakat Kota Cantik berbondong-bondong mendatangi lokasi Majelis Ta’lim Ar-Raudah Palangka Raya di Jalan Tjilik Riwut km 2 yang menjadi tempat bagi peringatan haul ke-2 KH Muhammad Muhsin tadi.

Jemaah terlihat sangat antusias mengikuti haul malam itu. Kondisi itu menjadi bukti bahwa kepergian KH Muhsin sendiri masih sangat dikenang masyarakat Kota Palangka Raya, mengingat perannya yang besar dalam mensyiarkan agama Islam di Kota Palangka Raya. Sosoknya pun banyak meninggalkan karya semasa hidupnya. Tak ayal hal itu pun membuat masyarakat merindukan sosoknya. Haul kedua malam itu menjadi obat penawar kerinduan masyarakat akan sosok ulama kharismatik KH Muhammad Muhsin.

 

Dalam haul ke-2 itu hadir penceramah Guru Sa’duddin Salman dan Guru Bustomi yang memberikan tausiyah usai acara inti. Dalam tausiahnya, Guru Sa’duddin Salman menyampaikan haul malam itu menjadi pengingat akan sosok KH Muhammad Muhsin.

 

Kiai yang lahir di Kandangan itu, lanjut Guru Salman, tidak hanya seorang ulama tersohor, tapi juga merupakan keturunan nabi yang mana mendapat keutamaan dibandingkan dengan manusia-manusia lainnya. Dalam ceramahnya yang singkat itu Salman menyampaikan keaslehan yang mesti dimiliki oleh umat islam saat ini. Salah satu bentuk kesalehan itu adalah mencintai orang-orang alim ulama.

 

“Alhamdulillah, malam ini kita menghauli Guru Muhsin, yang mana di atas beliau itu ada Guru Jamal, sampai ke Syekh Muhammad Asryad Al Banjari, semuanya itu orang-orang saleh,” ucapnya.

Salman berharap semoga para jamaah dan semua yang hadir meskipun bukan keturunan orang-orang saleh layaknya KH Muhsin, namun mencintai orang-orang saleh sehingga dikumpulkan dengan orang-orang saleh juga. “Semoga kita semua terus dikumpulkan dengan orang-orang yang saleh,” tambahnya.

Peringatan haul malam itu menjadi penanda bahwa para jamaah yang hadir diberikan rasa cinta kepada para orang-orang saleh. Guru Salman mengungkapkan perilaku orang-orang salih berbeda dengan perilaku orang-orang lainnya.

“Orang salih itu saling mencintai, saling tolong menolong, toleransi dan kesetiakawanannya sangat kuat,” ujarnya.

Usai Guru Salman, pemberian tausiyah kemudian dilakukan oleh Guru Bustomi. Dalam tausiyahnya, Bustomi menyampaikan bahwa di akhir zaman nanti tidak akan ada orang alim ulama. Pasalnya, satu persatu orang alim ulama yang selama ini menjadi sumber ilmu telah dicabut nyawanya oleh Allah Swt. Salah satu alim ulama yang telah berpulang ke rahmatullah itu adalah KH M Muhsin.

“Maka apabila itu yang terjadi, orang-orang awam akan mengangkat orang-orang yang jahil (bodoh, red) sehingga nantinya menjadi pemimpin, akhirnya nanti ia berfatwa tanpa dasar ilmu, maka pada akhirnya ia sesat dan juga membawa orang ke jurang kesesatan,” jelasnya.

Melihat kondisi itu, lanjut Bustomi, terlihat betapa besarnya jasa para ulama dalam menjaga agar para manusia awam dapat tetap berjalan dalam koridor kebenaran. Maka dari itu, Bustomi menambahkan, jika dalam suatu diri seseorang tidak ada rasa iba sedikitpun atas meninggalnya ulama, maka di dalam hati seseorang itu terdapat bibit-bibit munafik.

“Maka pada malam ini kita menghauli Almarhum KH Muhsin yang keturunan bani arsyad, keturunan orang-orang alim ulama, kita doakan keturunan beliau juga bisa menjadi orang yang menyambung apa yang telah diajarkan oleh orangtuanya,” tuturnya.

Sementara itu, putra ke-2 KH Muhammad Muhsin, Muhammad Abrar, yang menjadi penyelenggara acara haul tersebut menuturkan selama mempersiapkan acara haul yang didatangi oleh banyak sekali massa itu, pihaknya selaku jamaah majelis Ar Raudhah bekerja sama dengan masyarakat setempat dan para relawan haul untuk mempermudah pelaksanaan haul.

“Mungkin ada sekitar 450 relawan yg membantu. Kami melakukan persiapan sekitar 1-2 bulan sebelum hari h,” bebernya usai acara berlangsung.

 

Dalam acara haul itu terdapat tiga orang guru dari Martapura, yaitu Guru H Sa’duddin Salman, Guru H Syairozi, dan Guru H Syarif Bustomi (guru Oton).

 

“Dalam acara ini antusiasme masyarakat sangat luar biasa, bahkan kami dari pihak keluarga tidak menyangka masyarakat yang hadir akan sebanyak itu,” ungkap anak ke-2 dari lima bersaudara itu.

Tamu yang hadir dalam acara itu tidak hanya dari Kota Palangka Raya, tapi juga ada yang dari luar kota seperti Kasongan dan Kerengpangi. Acara haul diikuti oleh semua umur, dari anak-anak hingga dewasa. “Diperkirakan lebih 8 ribu jamaah sementara waktu itu konsumsi kita hanya sekitar 6-7 ribu saja, jadi tidak memadai, memang di luar perkiraan,” tambahnya.

Abrar mewakili panitia penyelenggara haul mengucapkan terima kasih kepada jamaah yang telah hadir dalam rangka haul ke-2 orang tuanya. Mereka juga meminta maaf kalau ada banyak kekurangan dalam pelaksanaan haul kemarin.

Sebagai putra dari almarhum, ia juga memohon doa kepada para jamaah agar ia dan saudara-saudaranya, bisa dan mampu menjadi penerus almarhum.

“Kami memohon doa khusus juga kepada jamaah, kami sedang dalam tahap menyelesaikan amanah almarhum yaitu pembangunan masjid Raudhatul Anwar pahandut seberang, mudah-mudahan setiap prosesnya dimudahkan dan diberkahi oleh Allah SWT,” tandasnya.

Guru Salman: Majelis Dakwah Jangan Sampai Terseret Arus Politik

Menjelang tahun politik segenap pihak seolah terseret dalam euforia urusan perpolitikan. Kondisi demikian tidak ayal membuat netralitas beberapa kelompok yang sudah seharusnya bersikap netral juga ikut termakan. Tidak terkecuali majelis yang menjadi tempat dakwah islam. Akibat politik, majelis dakwah yang seharusnya netral terganggu netralitasnya.

Melihat kondisi itu, majelis dakwah sudah seharusnya terus berupaya menjaga netralitas dan fokus menjadi pencerah umat. Hal itu diungkapkan oleh Guru Sa’duddin Salman saat mengisi tausiyah di acara haul ke-2 Guru Muhsin di Pendopo Majelis Ta’lim Ar-Raudah, Jalan Tjilik Riwut KM. 2, Selasa (27/12).

“Jadi melihat kondisi di sekitar kita saat ini, kita jangan sampai terikut dalam arus politik, karena ini majelis dakwah,” ucapnya.

 

Guru Salman mengatakan mendekati tahun politik pasti akan ada keadaan fitnah memfitnah antar satu sama lain. Pihak yang berada dalam kubu politik satu akan memfitnah atau menjelek-jelekkan pihak yang berada di kubu politik lain.

 

“Suatu majelis itu jangan sampai terikut dalam arus politik, kita yang berpendidikan agama jangan sampai terikut dalam fitnah memfitnah,” tuturnya.

 

Guru Salman menjelaskan perilaku yang diperlihatkan oleh beberapa orang yang berkecimpung di dunia politik saat ini tidak mencerminkan akhlak orang-orang salih. Pasalnya, kebiasaan fitnah memfitnah dan menjelek-jelekkan acap kali dilakukan oleh orang yang bergelut di sana. Hal itu sangat bertolak belakang dengan sikap orang salih yang saling mencintai, saling tolong menolong, punya rasa toleransi tinggi, dan rasa kesetiakawanan yang sangat kuat.

 

“Kalau orang politik itu, di mana kita berbuat salah, itu akan ia simpan, di mana suatu saat kesalahan kita itu akan ia bongkar,” ujarnya. “Begitu kawannya yang pernah berbuat salah tadi maju menjadi lawan politiknya, maka akan dibongkarnya,” tambahnya.

 

Keadaan itu, lanjut Salman, sangat berbeda dengan orang saleh yang malahan akan menutup aib temannya itu dan berdoa kepada Allah Swt agar aib dan dosa temannya itu dapat diampuni.

 

“Kalau orang saleh malah keaiban itu disembunyikan, kemudian didoakan mudah-mudahan diampuni oleh Allah Swt,” tuturnya. (*/ala)

Exit mobile version