Ramli : Momentum Tahun Baru Mari Berubah Menjadi Lebih Baik
PALANGKA RAYA – Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 Hijriah masih dalam situasi pandemi Covid-19. Kondisi ini tentu harus membuat kita senantiasa instrospeksi dan mawas diri. Dengan penuh kesabarab dan kesadaran tentu berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah cara terbaik dalam menghadapi musibah.
Tetap ikhtiar dan sabar dalam menghadapi pandemi mesti terus dilakukan. Upaya untuk berubah menjadi lebih baik harus menjadi semangat yang harus dilakukan. Tetap belajar dan bekerja dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat adalah suatu keharusan.
Begitulah pesan Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs M Ramli MPd pada Sabtu, 14 Agustus 2021 dalam pembukaan pengajian yang digelar Rohani Islam (Rohis) sekolah yang dipimpinnya pada kegiatan memeringati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 H ini digelar secara daring.
Ratusan siswa muslim mengikuti kegiatan secara virtual dari rumah masing-masing. Begitu juga para pendidik dan tenaga kependidikan mengikutinya secar virtual.
Ustaz H. Amanto Surya Langka, Lc. juga memberikan tausiah melalui layer daring. Ia mengajak agar kita bersyukur meskipun masih dalam pandemi tetap dapat beraktivitas dalam kebaikan. Biasanya peringatan Tahun Baru Islam digelar secara tatap muka langsung. Namun, pada masa pandemi Covid-19 ini terpaksa kegiatan digelar secara virtual.
Semangat untuk mengisi tahun baru Islam 1443 H yang diawali pada 1 Muharam ini hendaknya diisi dengan peningkatan amal ibadah. Salah satunya, adalah melaksanakan puasa pada tanggal 10 Muharam. Puasa ini sangat tinggi nilai pahalanya apabila kita laksanakan dan amalkan. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Seafdal-afdalnya puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa pada 10 Muharam.” (HR Muslim).
Lebih lanjut Ustaz Amanto menjelaskan sejarah lahirnya tahun baru Islam yang dicetuskan oleh Umar bin Khattab. Pada mulanya usul kesamaan penanggalan juga disampaikan oleh para sahabat. Ada yang mengusulkan penanggalan dimulai dari kelahiran Rasulullah SAW. Ada juga yang mengusulkan dimulai dari hari wafatnya Rasulullah SAW.
Akhirnya, diputuskan bahwa peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah ditetapkan sebagai penanggalan atau kalender Islam yang diawali dengan 1 Muharam. Ini merupakan wujud kesepakatan penyusunan kalender Islam.
Tentu sangat baik dan menarik mengingat perjuangan 40 tahun Muhammad SAW sebagai rasul. Ia berdakwah mengubah masyarakat jahiliah yang sangat bermasalah dan penuh kekeliruan. Masyarakat jahiliah memiliki konsep ketuhanan yang keliru, yakni menuhankan berhala. Masyarakat jahiliah juga bermasalah dalam moralitas. Mereka sering melakukan hal-hal yang melanggar nilai moral, seperti berzina, mabuk, praktik riba, dan menindas yang lemah.
Muhammad SAW terus berdakwah dengan teguh meskipun begitu banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Walau awalnya hanya sedikit yang masuk Islam dan mengimani konsep Ketuhanan yang Maha Esa dan menjunjung tinggi moralitas, ia terus berdakwah bersama para sahabat.
Tekanan masyarakat jahiliah di Mekah telah membuatnya dan para sahabat untuk hijrah ke Madinah. Hijrah yang dilakukan merupakan solusi atas masalah yang dihadapi dalam perjuangan untuk mendapatkan kebaikan dan kemenangan. Inilah yang kemudian tercatat sebagai dimulainya tahun hijriah.
Bagi kita saat ini, tahun baru hijriah haruslah dijadikan sebagai momentum kebaikan untuk menjadi lebih baik lagi. Hijrah merupakan kata kunci untuk sebagai solusi menuju kebaikan atau meningkatkan kebaikan.
Ulama besar Imam Syafi’I pernah berpesan, “Tinggalkanlah kampung halaman untuk mewujudkan cita-cita dan meraih ilmu yang tinggi.” Dikaitkan dengan kehidupan saat ini, tentu Sebagian besar dari kita merupakan orang-orang yang telah keluar dari kampung halaman asalnya. Akhirnya, kita termasuk orang-orang yang mengalami perubahan kehidupan yang lebih baik setelah tinggal di kota yang bukan merupakan kampung halaman kita.
Memang ada manfaat keluar atau bepergian dari kampung halaman untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Ada lima faedah yang menyertai bepergian atau pergi dari kampung halaman, yakni menghilangkan kesusahan, mendapatkan penghidupan, menambah ilmu pengetahun, mendapatkan pelajaran adab atau moral, dan menambah persahabatan dengan orang baik.
“Mari jadikan momentum tahun baru Islam 1 Muharam 1443 H untuk terus mencari peluang untuk meningkatkan kebaikan dan kemaslahatan bersama. Semoga kita menjadi pribadi yang tetap kreatif dan solutif untuk menyelesaikan masalah dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT,” pesannya mengakhiri tausiah. (hms)