Site icon KaltengPos

ESWL Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Operasi

PEMBUKAAN : Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya drg Yayu Indriaty SpKGA dan sejumlah dokter saat pembukaan Unit Pelayanan Diagnostik dan Invasif Minimum untuk Urologi, Senin (14/2). FOTO HUMAS RSDS

PALANGKA RAYA – Penderita batu ginjal dengan ukuran di bawah 2 cm tak perlu lagi menjalani operasi atau pembedahan. Dengan metode Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) membuat batu ginjal bisa dihancurkan dengan gelombang kejut, tanpa pebedahan.

Peresmian Ruang ESWL  untuk pasien batu ginjal telah dilakukan awal tahun 2021 oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.  Banyak pasien batu ginjal yang terbantu menggunakan metode ESWL ini.

“Peresmian sudah tahun lalu. Kemarin yang dilakukan adalah pembukaan Unit Pelayanan Diagnostik dan Invasif Minimum untuk Urologi. Klinik ESWL Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL),” ujar Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya drg Yayu Indriaty SpKGA saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/2).

Klinik ESWL ini menangani pasien batu ginjal yang ukuran batunya masih kecil di bawah 2 cm. Jika dibiarkan batu yang masih kecil ini akan menggangu ginjal dan bisa menyebabkan gagal ginjal dan sampai bisa harus cuci darah.

“Dengan alat ESWL ini, bisa menghancurkan batu ginjal dengan gelombang kejut. Batu itu akan hancur dan keluar bersamaan air kening,” ujar drg Yayu.

Sampai saat ini, dari pengakuan para pasien yang mendapatkan tindakan menggunakan alat ESWL ini, tidak ada rasa sakit. Karena prosesnya tidak ada operasi atau pembedahan. Proses penghacuran batu itu menggunakan gelombang kejut yang alat ditempel di tubuh.

“Sedini mungkin dideteksi, jangan sampai lebih dari 2 cm. Jika masih kecil, bisa menggunakan metode ini. Tanpa ada operasi atau pembedahan,” ujar drg Yayu.

Hadirnya Klinik ESWL ini merupakan bagian dari pengembangan pelayanan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya yang sebagai rumah sakit rujukan. Apalagi melihat semakin banyaknya jumlah pasien batu ginjal dari tahun ke tahun.

“Sebelum ada alat ini, yang operasi ginjal cukup banyak. Ada juga yang harus menunggu giliran operasi. Kasihan mereka yang mengalami batu ginjal, sampai tidak bisa kencing, sehingga harus dipasang kateter,” ujar Yayu. (sma)

Exit mobile version