PALANGKA RAYA- Tidak dapat dipungkiri, pada era globalisasi saat ini, Sumber Daya Manusia (SDM) harus bisa menggunakan teknologi, agar pengunjung atau wisatawan akan datang ke Museum Balanga. Hal ini disampaikan oleh pemateri Maria Doya Aden dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, sebagai Kepala Bidang Sejarah Pelestaraian Cagar Budaya dan Permuseuman, pada saat kegiatan Dialog Museum yang bertempat dipelataran gedung pameran UPT Museum Balanga, Jumat (26/11).
Menurut Maria Doya Aden peningkatan SDM di Museum Balanga harus ditingkatkan, karena sekarang era globalisasi atau digital “Dengan adanya peningkatan SDM, nantinya akan mampu meningkatkan kunjungan ke museum setiap harinya,” ucap Maria saat diwawancarai usai kegiatan.
Dirinya menambahkan, di era digital ini, sudah saatnya museum harus bisa memanfaatkan dengan cara membangun sebuah website resmi dari Museum itu sendiri, sehingga para pelajar, masyarakat atau orang yang akan berkunjung akan mendapat informasi yang benar dan akurat dari website tersebut.
“pentingnya memperkenalkan ataupun bentuk promosi dari museum melalui digital, karena saat ini semua sudah serba Internet, orang sudah bisa mengetahui hanya melalui internet menarik atau tidaknya sebuah website,” ungkapnya.
Pada hari ketiga kegiatan ini, guru pendamping dan juga sebagai Guru Sejarah di SMAN 5 Palangka Raya Endar Priyo Sulistyo memberikan ide dan masukan, bagaimana Museum Balanga bisa menjadi kebanggaan masyarakat Kalteng, sehingga pengunjung akan berdatangan setiap hari meski di tengah pandemic Covid-19, namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
“Museum Balanga harus bisa terbuka, artinya dapat bekerjasama dengan banyak pihak, kami sebagai guru juga siap untuk bisa bekerjasama, karena kami punya massa, yakni anak didik kami,” kata Endar.
Museum Balanga harus lebih modern. Saat ini sudah banyak museum modern, museum virtual seperti di daerah lain seperti pulau Jawa atau daerah lainnya sudah menerapkan dengan museum virtual. Meski tidak dapat melihat barang secara langsung, namun dengan adanya virtual akan dapat mengurangi rasa penasaran seseorang terhadap barang-barang yang ada di museum tersebut, apalagi kondisi saat ini masih Pandemi, tentunya dengan museum virtual bisa menjadi solusi.
“Kalau saya melihat museum balanga belum ada, untuk itulah melalui kegiatan ini kami berharap nantinya akan ada museum virtual atau museum tour, sehingga para pengunjung, baik dari dalam Negeri atau mancanegara akan datang ke Kalteng ini,”ungkapnya. (dha/sos/ram)