KaltengOnline.com-String of heart dan string of turtle. Sekilas, keduanya serupa. Sama-sama tergolong sukulen, berdaun mungil, serta tumbuh menjuntai. Walau mirip, dua tanaman tersebut berasal dari keluarga berlainan. Perawatannya pun sedikit berbeda.
TANAMAN gantung masih belum kehilangan penggemar. Jenisnya pun beragam. Di antaranya, ada jenis string of heart dan string of turtle. Sesuai dengan namanya, tanaman itu tumbuh menjuntai dengan batang tipis mirip senar alias string. Penamaan heart dan turtle menyesuaikan bentuk daun.
“Disebut heart karena bentuk daunnya meruncing di ujung mirip bentuk hati. Sementara itu, yang turtle berwarna hijau dan punya motif mirip karapas kura-kura,” kata Samuel Hendyanto. Meski mirip, dua tanaman itu berasal dari famili berbeda. String of heart, yang bernama Latin Ceropegia woodii, masuk keluarga Apocynaceae. Sementara itu, string of turtle (Peperomia rotundifolia) masih satu keluarga dengan Peperomia, yang memiliki daun mirip semangka.
Sam, sapaan Samuel, menjelaskan bahwa syarat tumbuh dua jenis string itu relatif sama. Keduanya menuntut media tanam (metan) yang porous. “Tapi, nggak seekstrem rumpai yang harus full pakis. Metan tanaman string bisa pakai campuran sekam, cocopeat, dan perlite,” kata penghobi tanaman yang bermukim di Surabaya itu.
Kebutuhan cahaya mataharinya mirip dengan tanaman lain. Butuh “dijemur” saat pagi dan sore, tapi tetap dengan teduhan. “Kalau kena panas langsung, biasanya mudah layu. Kadang daunnya kering gosong,” lanjut Sam. Paparan cahaya matahari yang kurang bakal membuat tanaman tumbuh memanjang, tapi tak rimbun.
Mahasiswa Universitas Kristen Petra, Surabaya, itu menjelaskan bahwa perawatan tanaman string terbilang tricky. Tanaman lekas merana jika kebutuhan cahaya, air, atau tanah tak sesuai. Namun, jika perawatan maksimal, tanaman akan tumbuh subur. Apalagi, jenis tanaman string merupakan jenis fast growing. Nah, bagi pemula, Sam menyarankan jenis string of heart.
Jenis tersebut dinilainya lebih mudah bertahan hidup. “Lebih tangguh dan perbanyakannya mudah. Selain itu, harganya relatif lebih murah ketimbang string of turtle,” lanjut pemilik Sams Plant tersebut. Perbanyakan dilakukan dengan propagasi setek. Langkah pertamanya, potong sulur string of heart. Sam menjelaskan, tiap ketiak daun bisa memunculkan umbi-umbi kecil. Mirip dengan tanaman obat binahong. Dari umbi itu, akan muncul akar. Tanaman baru pun bakal muncul.
Bagaimana untuk string of turtle? “Prinsipnya sama. Batang dipotong, lalu diletakkan di metan,” lanjut Sam. Selain string of heart dan string of turtle, Sam pernah memelihara string of pearls (Curio rowleyanus). Sukulen dengan daun hijau bak bola mini itu terbilang sulit dirawat. “Harganya relatif murah, tapi justru paling sulit dirawat,” lanjutnya.
Sam menilai, tanaman string bisa menjadi alternatif tanaman hias buat pemilik lahan mungil. Hemat lahan, relatif mudah dirawat, dan lekas rimbun. “Ia juga enggak merusak tembok karena tidak merambat dan menempel,” ungkapnya.
PENYIRAMAN
Tiap 2–3 hari, menyesuaikan kondisi metan. Jika akan ditinggal bepergian, letakkan tatakan berisi air di bawah pot.
PEMBERIAN NUTRISI
Berikan serum secara berkala, tiap 1–2 kali sebulan. Tambahan guano (pupuk dari kotoran burung dan kelelawar) juga bisa diberikan pada metan.
PEMBERANTASAN HAMA
Segera berikan pestisida (organik maupun kimia) jika menemukan kutu putih/cabuk. Lakukan isolasi pada tanaman terinfeksi agar tak menularkan hama ke tanaman lainnya.
TIP
Ketika melakukan propagasi, letakkan tanaman di permukaan metan. Hindari metan yang terlalu lembap untuk mencegah kebusukan.
Tinggikan lokasi menggantung ketika tanaman mulai tumbuh untuk menghindari kusut.
Ketika tanaman terlalu memenuhi pot, lakukan repotting. Jika perlu, “bagi” tanaman di pot baru agar tanaman kembali rimbun. Agar pertumbuhan tanaman optimal, lakukan rotasi peletakan tanaman. Misalnya, seminggu di dalam ruangan, seminggu lagi di luar ruangan. (jpc)