KaltengOnline.com-Menyusui idealnya diberikan secara eksklusif selama 6 bulan. Kemudian, bisa dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun dengan tambahan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Namun dalam periode tersebut, ternyata ibu bisa saja hamil lagi padahal masih menyusui sang kakak. Jangan panik jika positif hamil, dokter kandungan meminta para ibu untuk memahami keuntungannya.
Dokter Spesialis Kandungan dan Konsultan Laktasi Bersertifikat Internasional dari RS Brawijaya, Saharjo, Jakarta Selatan, dr. Nisa Fathoni, SpOG, mengatakan situasi itu namanya tandem breastfeeding atau tandem nursing. Jadi selama ibu hamil tak pernah ada riwayat keguguran, hamilnya cenderung ama dan tak ada masalah, maka melakukan tandem breastfeeding atau tandem nursing tetap aman.
“Itu namanya tandem breastfeeding atau tandem nursing. Itu aman saja. Jika enggak ada flek, terus enggak ada riwayat infertilitas, tandem breastfeeding bisa dijalani tanpa pemantauan,” ujarnya.
Menurutnya, justru tandem breastfeeding atau tandem nursing bisa menjadi solusi untuk sang kakak. Sehingga ibu bisa tetap menyusui sambil hamil. “Sambil dipantau, selama hamilnya sehat, enggak ada flek, enggak ada kontraksi, dan sebenarnya dengan tandem breastfeeding melindungi kakaknya juga secara psikis ya karena kan mau punya adik lagi,” jelasnya.
Sebab menurut dr. Nisa, menyusui bukan bukan hanya soal memberi ASI dan nutrisi tetapi juga soal cinta dan bonding ibu dan anaknya. Ketika ibu menyusui harus menyetop ASI untuk sang kakak karena mengetahui hamil lagi, maka si kakak akan terdampak secara psikis.
“Sebab menyapih ASI itu harusnya saat si kakak sudah siap. Kebayang kan puting payudara kita saat menyapih masih dengan cara konvensional. Ada yang diplester, dikasih jamu, obat merah. Menyapih dengan cara seperti itu harus ditinggalkan tuh, kasihan anaknya,” ungkapnya.
Cara terbaik, lanjutnya, sejak bayi usia 18 bulan, anak sudah bisa dijelaskan dan diajak ngobrol. Sehingga anak bisa memahami. Hanya saja, saat ibu sedang menyusui lalu hamil, bisa menyebabkan perubahan rasa pada ASI.
“Dan anak kan bisa mendengar, bisa diajak ngobrol, dia bisa memahami kita juga. Namun tapi memang ada beberapa yang merasakan perubahan rasa, karena ada gejolak hormon saat hamil, jadi akan merubah rasa ASI. Terus kan juga puting terasa lebih tegang, ibunya agak enggak nyaman,” jelasnya. (jpc)