JAKARTA-Masyarakat Indonesia kembali dibuat heboh oleh kabar bocornya data kependudukan mereka di jagat maya. Ini tentunya menambah panjang kasus kebocoran data pribadi masyarakat selama setahun ke belakang yang melibatkan transaksi penjualan data di internet.
Dilaporkan ada sebanyak 279 juta penduduk Indonesia yang telah bocor dan dijual secara online di forum hacker Raid Forums. Informasi pribadi dalam data bocor itu mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, alamat, nomor telepon bahkan kabarnya juga jumlah gaji.
Informasi ini mengemuka berdasarkan cuitan akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang diunggah pada Kamis (20/5). Dalam tangkapan layar yang ditampilkan dan beredar luas, keduanya tampak menampilkan nama penjual yang menggunakan nama akun Kotz.
Parahnya lagi, untuk membuktikan kebenaran data 279 juta penduduk Indonesia yang bocor, hacker tersebut juga memberikan sampel gratis berisi 1 juta data penduduk Indonesia. Si penjual juga mencatumkan alamat kontak Telegram kotz1234567.
Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi filebayfiles,anonfiles, dan mega.nz. Sejauh ini belum diketahui dari mana data tersebut bocor. Data tersebut dijual dengan harga 0,15 Bitcoin.
Data BPJS
Kebocoran data disebutkan berasal dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hal tersebut merujuk pada cuitan @ndagels yang menyinggung akun resmi Twitter milik BPJS.
“Hayoloh kenapa ga rame ini data 279 juta penduduk indonesia bocor dan dijual dan bahkan data orang yg udah meninggal, kira – kira dari instansi mana?” tulis akun tersebut.
Di ulas selanjutnya, ia memberikan balasan untuk akun lain yang menyebutkan bahwa sumber data diduga berasal dari BPJS Kesehatan.
“Source BPJS Kesehatan and they sell it for 0.15 BTC around 6K usd,” tulis akun lain @Br_AM.
Saat dikonfirmasi, Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan. “Saat ini kami sedang melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya. “Namun perlu kami tegaskan bahwa BPJS Kesehatan konsisten memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya,” lanjut dia.
Terakhir, Iqbal menyampaikan, dengan big data kompleks yang tersimpan di server BPJS, pihaknya memiliki sistem pengamanan data yang ketat dan berlapis sebagai upaya menjamin kerahasiaan data tersebut, termasuk di dalamnya data peserta JKN-KIS.
“Di samping itu, secara rutin kami juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan perlindungan data yang lebih maksimal,” tandas Iqbal.(jpc)