PALANGKA RAYA-Dalam upaya mewujudkan program subsidi tepat, PT Pertamina akan membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pertalite untuk kendaraan roda empat. BBM bersubsidi itu dinilai perlu dilakukan pembatasan, mengingat dalam beberapa kasus, konsumennya belum tepat sasaran.
Areal Manager Pertamina Kalteng Widhi Hidayat mengungkapkan, pihaknya akan menerapkan subsidi tepat untuk BBM jenis pertalite. Dua tahun lalu, program serupa sudah dilakukan untuk BBM jenis solar. Artinya, yang boleh mengisi solar hanya kendaraan yang sudah terdaftar di database aplikasi MyPertamina.
“Pertalite juga harus dilakukan subsidi tepat tujuannya, agar pertalite yang jadi jenis bahan bakar khusus penugasan itu bisa tepat sasaran,” katanya, Selasa (9/7).
Adapun program pembatasan itu, ujar Widhi, hanya berlaku untuk pengguna kendaraan roda empat. Sementara untuk pengguna kendaraan roda dua belum diterapkan. Daerah-daerah yang pertama menerapkan aturan itu mencakup daerah di wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Kalteng termasuk wilayah kedua yang akan menerapkan aturan itu.
“Mulai diterapkan bulan Agustus dan September, itu termasuk tahap satu dan tahap dua, tahap satu di daerah Jawa, Madura, dan Bali, sedangkan tahap kedua untuk daerah-daerah lain di luar ketiga daerah itu,” jelasnya.
Program subsidi tepat ini, ujar Widhi, akan diuji coba pada dua bulan tersebut, yakni Agustus hingga September. Ia belum memberikan jawaban pasti kapan aturan itu akan diterapkan di Kalteng, tetapi kemungkinan antara Agustus hingga September, setelah daerah-daerah Jawa, Madura, dan Bali.
“Pengguna roda empat yang tetap ingin menggunakan pertalite harus terdata dalam aplikasi MyPertamina, pendaftaran bisa kami bantu di SPBU-SPBU atau di pusat keramaian,” bebernya.
Saat ini, pihaknya masih terus melaksanakan sosialisasi di seluruh SPBU yang ada di Kalteng. Ia menyebut belum ada pembatasan untuk merek tertentu kendaraan roda empat. Namun pihaknya akan mengikuti arahan dari pemerintah.
“Program subsidi tepat ini hanya diterapkan untuk kendaraan pribadi, bukan untuk kendaraan dinas, karena yang pelat merah tidak boleh pakai pertalite,” ucapnya.
Widhi menjelaskan, program subsidi tepat ini diterapkan agar konsumsi BBM bersubsidi lebih tepat sasaran. Sebab, pengguna kendaraan roda empat berpelat merah tidak boleh menggunakan pertalite. “Supaya lebih tepat sasaran, sehingga masyarakat akan mendapatkan hak menggunakan pertalite sesuai peruntukan,” tegasnya.
Program subsidi tepat ini tentu akan dilakukan terus-menerus, seperti halnya solar yang sampai saat ini masih berjalan. Jika tidak terdaftar dalam aplikasi, maka pengguna roda empat tidak bisa mendapatkan BBM pertalite. Terkait apakah kendaraan roda dua juga akan diterapkan kebijakan serupa, Widhi menyebut belum.
“Roda dua sampai sekarang belum, jadi hanya roda empat untuk diuji coba dulu, dan pelaksanaannya mungkin sekitar Agustus atau September,” ucapnya.
Widhi menjelaskan, mulai sekarang pengguna roda empat sudah dapat melakukan pendaftaran subsidi tepat pertalite ini ke aplikasi MyPertamina, sehingga ketika kebijakan itu ditetapkan, mereka sudah dapat membeli BBM pertalite. Ia memastikan program ini dapat berjalan lancar, karena cukup banyak kendaraan roda empat di Kalteng yang menggunakan BBM pertamax.
Terkait dengan mobil angkutan barang yang masih menggunakan pertalite, sehingga jika kebijakan ini diterapkan akan membuat proses distribusi barang bisa terhambat, Widhi menegaskan, mobil angkutan barang, termasuk kendaraan pelat kuning, tidak perlu mendaftar ke aplikasi itu untuk bisa membeli BBM pertalite.
“Mudah-mudahan lancar, karena kami sudah mulai melakukan sosialisasi ke seluruh SPBU, selanjutnya pihak SPBU yang melakukan sosialisasi dan membantu proses registrasi. Mudah-mudahan subsidi untuk pertalite makin tepat sasaran,” pungkasnya. (dan/ce/ala)