Site icon KaltengPos

Hari Ini, Pemko Kumpulkan Agen Elpiji se Palangka Raya

SIDAK : Kabid PPNS dan PPHD Satpol PP Kota Palangka Raya Djoko Wibowo SE saat meninjau pangkalan yang menjual elpiji tabung 3 kg di Jalan G Obos, Palangka Raya, Selasa (16/7).

PALANGKA RAYA-Masalah penyalahgunaan elpiji bersubsidi mulai ditangani serius pemerintah melalui instansi terkait. Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya dan Satpol PP Kota Palangka Raya bersama PT Pertamina Cabang Kalteng berencana menggelar rapat dengan para agen elpiji pada hari ini, untuk menindaklanjuti hasil inspeksi mendadak (sidak) baru-baru ini.

“Kami berupaya agar pihak Pertamina memberikan arahan kepada para agen elpiji dan pengelola pangkalan agar menjual elpiji subsidi sesuai ketentuan yang berlaku dan menghindari penyalahgunaan,” ucap Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya Samsul Rizal kepada Kalteng Pos, Rabu (24/5).

Terakhir pihaknya melaksanakan sidak ke sejumlah pangkalan yang berada di Kecamatan Bukit Batu. Dalam sidak tersebut, petugas menemukan sejumlah pangkalan yang menjual elpiji subsidi di atas harga eceran tertingi (HET). Kasus ini turut menambah jumlah pangkalan nakal di Kota Cantik –julukan Palangka Raya.

Jika dirunut berdasarkan hasil sidak sebelumnya, tak sedikit pangkalan yang ketahuan menjual elpiji subsidi di atas HET yang ditetapkan. Oleh karena itu, lanjut Rizal, pihaknya akan melakukan upaya agar pengelola pangkalan tidak sampai menjual elpiji subsidi di atas HET.

“Besok (hari ini, red), kami upayakan untuk mendapatkan solusi terbaik saat rapat, terutama dari pihak Pertamina terhadap agen dan pangkalan yang merupakan binaan mereka. Masalah ini tidak akan beres jika dibiarkan berlarut-larut,” tegasnya.

Samsul mengatakan, hasil-hasil sidak akan menjadi bahan pembahasan utama dalam rapat tersebut. Di samping itu, melalui rapat itu pihaknya akan berupaya memperbaiki alur distribusi elpiji subsidi sesuai ketentuan yang berlaku.

“Yang pastinya rapat tersebut juga akan berkembang, yang dibahas tidak hanya hasil sidak saja, tetapi juga permasalahan-permasalahan lain terkait dengan penjualan elpiji subsidi,” tandasnya.

Dalam sidak sebelumnya, salah satu pemilik pangkalan elpiji bernama Sri pernah membeberkan bahwa pangkalannya mendapat suplai 100 tabung elpiji yang diantar dua kali dalam seminggu.

“Saya beli gas elpiji dari agen seharga Rp15 ribu per tabung dan menjual ke masyarakat sekitar seharga Rp25 ribu/tabung,” ungkapnya.

Perihal keluhan warga sekitar yang mengaku tidak mendapat elpiji dari pangkalan miliknya, Sri berkilah bahwa saat elpiji didatangkan, beberapa warga tidak langsung membelinya.

“Ada yang datang ke pangkalan ketika gas elpiji sudah habis, mereka datang ke tempat saya satu minggu kemudian, otomatis sudah habis stoknya. Gas itu kan datangnya tidak tentu. Apalagi tabung gas di rumah mereka hanya ada satu. Coba saja kalau mereka punya dua tabung, mereka pasti mendapatkannya,” ungkapnya.

Sementara, salah satu warga yang tinggal di wilayah sekitar pangkalan itu, Ningsih mengaku kadang-kadang tidak mendapat jatah gas elpiji dari pangkalan. Ia juga menyebut harga jual elpiji oleh pihak pangkalan sering berubah-ubah.

“Saya juga kadang enggak dapat gas elpiji, karena habis stoknya. Pada malam tertentu, sering terlihat ada mobil pikap yang membawa keluar gas elpiji dengan jumlah sangat banyak, sehingga warga sekitar tidak kebagian. Kami beli dengan harga Rp25 ribu per tabung, bahkan pernah sampai Rp28 ribu per tabung,” terangnya. (*ham/dan/ce/ram)

Exit mobile version