Site icon KaltengPos

Maret Puncak Hujan, Mei Diprediksi Kemarau

BANJIR MUSIMAN: Intensitas hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir membuat banjir terjadi di kawasan Jalan Pelatuk, Palangka Raya, Sabtu (11/2). FOTO: DENAR/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Saat ini Bumi Tambun Bungai masih dalam musim hujan. Dalam dua minggu belakangan turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang hampir merata di seluruh wilayah Kalteng. Berdasarkan prakiraan cuaca Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya, Kalteng akan mengalami puncak musim hujan pada awal Maret mendatang.

Prakirawan cuaca Kantor BMKG Palangka Raya Chandramukti mengatakan, sekarang ini wilayah Kalteng masih terus diguyur hujan. Potensi puncak musim hujan di beberapa wilayah Kalteng bagian tengah, utara, dan barat diprediksi akan terjadi Maret nanti.

“Bulan depan puncak musim hujannya, sesuai prediksi kami saat ini, puncaknya akan terjadi awal Maret,” beber Chandra kepada Kalteng Pos, Minggu (12/2).

Menurut Chandra, puncak musim hujan patut diwaspadai masyarakat di sejumlah daerah, karena ada potensi turun hujan lebat yang bisa saja menyebabkan banjir. Terutama daerah-daerah yang memiliki karakteristik geografis seperti pesisir sungai dan daerah aliran sungai (DAS).

Terkait dengan kapan terjadinya musim kemarau, Chandra mengatakan, sejauh ini pihaknya belum merilis secara resmi prediksi. Namun berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kemarau dimulai akhir Mei.

“Musim kemarau di wilayah Kalteng biasanya terjadi mulai akhir Mei, bulan Juni dan Juli sudah musim kemarau, itu terjadi di wilayah Kalteng bagian tenggara seperti Kapuas dan Pulang Pisau, setelah itu barulah ke wilayah lain,” bebernya.

Prakiraan cuaca Kalteng selama satu minggu ke depan, di sebagian besar wilayah masih berpotensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir/kilat dan angin kencang. “Sebagian besar atau seluruh wilayah Kalteng akan mengalami hujan dari intensitas sedang hingga lebat selama satu minggu ke depan,” tuturnya.

Kondisi ini terjadi karena ada beberapa gangguan cuaca di wilayah Kalteng bagian utara berupa pusaran siklonik. “Di daerah pusaran siklonik itu biasanya ada pertemuan massa udara yang menyebabkan di sekitar wilayah Kalteng terjadi pertumbuhan awan-awan hujan yang makin bertambah atau cukup besar,” ungkapnya.

Sementara itu, banjir yang melanda beberapa wilayah di Kalteng masih bertahan. Meski terjadi penurunan tinggi muka air di beberapa wilayah, tapi ada juga wilayah yang justru mengalami peningkatan. Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu besar terjadinya banjir di sejumlah wilayah, khususnya di wilayah dengan karakteristik geografis berupa dataran rendah.

 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Falery Tuwan mengatakan, banjir saat ini merupakan periode pertama tahun ini. Sebelumnya banjir sudah terjadi November-Desember 2022.

“Sekarang terjadi banjir lagi, karena memang curah hujan naik di beberapa wilayah Kalteng,” kata Falery kepada Kalteng Pos, kemarin.

Falery menyebut, secara umum banjir sudah mengalami penyurutan di beberapa kabupaten. Saat ini, lanjutnya, ada lima kabupaten dan satu kota yang mengalami banjir sejak akhir bulan Januari.

Berdasarkan perkembangan terbaru, lanjut Falery, banjir di beberapa kabupaten sudah mulai surut, seperti Gunung Mas dan Murung Raya. Sementara wilayah yang masih terendam banjir yakni Kapuas dan Pulang Pisau.

“Di Kapuas dan Pulang Pisau ini ada sebagian yang sudah surut, ada sebagian juga yang malah meningkat, seperti di Tumbang Nusa. Di wilayah Kota Palangka Raya ada yang bertahan, seperti Bukit Batu dan Pahandut, sementara di wilayah Sebangau dan Jekan Raya sudah menurun,” bebernya.

Khusus untuk daerah Tumbang Nusa, lanjutnya, banjir tidak sampai mengganggu arus lalu lintas. Namun desa-desa yang termasuk di dalam wilayah itu mengalami kenaikan tinggi muka air. “Kami belum pantau lagi bagaimana dengan transportasi di sana, nanti akan kami cek,” tambahnya.

Untuk penanganan saat ini, kata Falery, pihaknya masih berkoordinasi dengan BPBD di tiap kabupaten/kota. BPBD kabupaten/kota akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan serta deteksi dini untuk masyarakat terdampak apakah memerlukan bantuan, evakuasi, dan sebagainya.

“Tentunya juga bekerja sama dengan TNI/Polri serta dinas kesehatan setempat jika diperlukan posko-posko kesehatan, khususnya di Kapuas yang sangat terdampak karena banyak desa yang tergenang banjir, banjir di sana juga masih bertahan,” jelasnya.

Upaya penanganan yang dilakukan masih sebatas penanganan jangka pendek dan menengah. Untuk penanganan jangka panjang, hal itu masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Diakui Falery, sampai saat ini pemerintah daerah masih mencari cara penanganan terhadap daerah-daerah yang menjadi langganan banjir. Misalnya di Kota Palangka Raya, meliputi Jalan Pelatuk, kompleks Mendawai, dan Flamboyan Bawah yang notabene dataran rendah.

Mengenai potensi banjir ke depan, Falery menyebut, berdasarkan ramalan cuaca pihak BMKG, hingga Maret nanti wilayah Kalteng akan terus diguyur hujan. “Sampai bulan Maret masih akan turun hujan ya, cuman tidak seekstrem tahun kemarin, sekarang kan sudah mulai melemah,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Exit mobile version