PALANGKA RAYA-Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mendorong seluruh pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng membentuk cadangan pangan pemerintah (CPP). Sejauh ini hanya provinsi dan dua kabupaten yang memiliki CPP itu. Dorongan tersebut menyikapi Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kalteng Riza Rahmadi mengatakan, selain provinsi, ada dua kabupaten yang sudah memiliki CPP, yakni Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan Katingan. Padahal CPP ini penting sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang berdampak pada perekonomian masyarakat.
“Perpres ini sebagai antisipasi kegentingan global yang sudah terjadi di Indonesia termasuk di Kalteng. Dengan adanya CPP ini, maka ketika ada kegentingan perekonomian masyarakat, pemerintah dapat membantu dengan mengeluarkan cadangan pangan yang ada,” kata Riza kepada Kalteng Pos, Rabu (18/1).
Jenis pangan yang ditetapkan pada perpes sebagai cadangan pangan yakni beras, jagung, dan kedelai. Namun pada tahap awal ini lebih difokuskan pada komoditas beras.
“Kami mendorong pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng membentuk CPP dan membuat peraturan daerah (perda) terkait CPP, anggarkan itu melalui APBD,” ucapnya.
Riza menyebut bahwa hal itu ditetapkan berkaca pada kondisi inflasi yang tinggi tahun lalu. Melalui CPP ini, apabila nanti terjadi lonjakan inflasi, pemerintah dapat menyalurkan beras cadangan untuk menekannya.
“Kami sudah menyosialisasikan hal ini kepada seluruh kabupaten/kota, harapannya segera ditanggapi dan terealisasi CPP di tiap daerah,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, Pemprov Kalteng juga tengah mengupayakan revisi terhadap Peraturan Gubernur (Pergub) Kalteng Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah. Revisi perlu dilakukan karena ada beberapa hal yang harus disesuaikan dengan Perpres Nomor 125 Tahun 2022.
“Dalam pergub yang ada, penggunaan CPP hanya terkunci pada mekanisme penyaluran yang hanya bisa disalurkan saat terjadi bencana alam saja,” sebutnya.
Namun pada Perpres 125/2022 pasal 11 disebutkan bahwa penyaluran CPP dilakukan untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, bencana sosial, atau keadaan darurat lain. Dengan demikian, apabila terjadi gejolak harga seperti yang terjadi saat ini, pemerintah bisa menyalurkan beras cadangan pemerintah tersebut.
“Dengan demikian pergub ini nantinya tidak terfokus pada bencana alam saja,” ucapnya.
Selain pergub, akan disusun juga perda yang saat ini sudah masuk pada usulan perda inisiatif dewan. Perda di tingkat kabupaten/kota juga diharapkan menyesuaikan perpres yang ada.
Menurut Riza, CPP ini penting karena kondisi cadangan pangan di Kalteng belum memenuhi target minimal. Berdasarkan jumlah penduduk, konsumsi per kapita di Kalteng ini harusnya memiliki cadangan pangan minimal 1.503 ton.
“Namun kondisi yang ada belum memenuhi angka itu, karena memang yang memiliki CPP hanya Pemprov Kalteng, Kobar, dan Katingan, belum bisa memenuhi kebutuhan se-Kalteng,” bebernya.
Berdasarkan data, pada 2022 lalu total CPP provinsi sebesar 55 ton lebih, Kobar 11 ton lebih, dan Katingan hampir 31 ton. Tahun ini provinsi menambah CPP menjadi 65 ton. “Angka ketersediaan pangan khususnya beras sebagai CPP masih sangat kurang,” tegasnya.
Ajak Generasi Muda Bertani
Pengamat Ekonomi Pembangunan Dr Irawan SE MSi mengatakan Kalteng merupakan daerah yang berpotensi bagus dalam sektor ekonomi pertanian. Berdasarkan klasifikasi zona Kalteng (barat, tengah, dan timur), hampir semua wilayah menyimpan potensi pertanian.
Di wilayah bagian barat meliputi Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Seruyan, Sukamara, dan Lamandau, ada potensi perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.
“Di sana juga ada pertanian berbasis perikanan tangkap, ada pertanian budi daya kopi dan tebu, lalu ada sektor pariwisata juga,” ucap Irawan kepada Kalteng Pos via telepon WhatsApp, kemarin.
Zona tengah yang meliputi Katingan, Palangka Raya, Kapuas, Pulang Pisau, dan Gunung Mas juga punya potensi bagus di sektor pertanian. Utamanya pada daerah-daerah yang terpilih menjadi kawasan pengembangan lumbung pangan (food estate).
“Di zona tengah sektor pertanian juga bagus, karena ada dua kabupaten yang menjadi lokasi pengembangan food estate, yaitu Kapuas dengan Pulang Pisau, dalam rangka ketahanan pangan nasional, fungsi Kalteng dalam mendukung ketahanan pangan nasional itu sangat strategis melalui pengembangan food estate,” jelasnya.
Sementara itu, zona timur merupakan wilayah-wilayah yang langsung bersentuhan dengan IKN. Meliputi Murung Raya (Mura), Barito Utara (Batara), Barito Selatan (Barsel), dan Barito Timur (Bartim). “Itu zona yang memang memiliki koneksi langsung dengan IKN, tentu di sana juga punya potensi, ada perkebunan cokelat, tebu, perikanan, lalu ada sektor pertanian seperti tanaman pangan dan hortikultura,” tutur dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) itu.
Irawan mengatakan Kalteng punya kontribusi dalam pembangunan IKN. Karena, lanjutnya, bagaimana pun juga Kalteng harus punya peran sebagai daerah penyangga IKN. Daerah-daerah yang memang bersentuhan langsung dengan IKN harus diberdayakan. Posisi Kalteng dalam pengembangan IKN cukup strategis.
“Posisi Kalteng dalam pengembangan IKN cukup strategis ya, apalagi potensi pertaniannya yang sangat besar untuk dijadikan sektor pendukung untuk pengembangan IKN,” jelas pria yang menyelesaikan studi jenjang doktoral di Universitas Hasanuddin itu.
Upaya pemerintah daerah untuk memajukan ekonomi di sektor pertanian adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Upaya itu diwujudkan dengan menyediakan program beasiswa pendidikan bagi pemuda Kalteng untuk sekolah pertanian.
Dijelaskannya, pengembangan SDM menjadi unsur penting dalam proses pembangunan untuk menyukeskan Kalteng menjadi daerah penyangga IKN. Apalagi Kalteng punya beberapa perguruan tinggi yang menjadi ujung tombak dalam pengembangan SDM.
“Di Kalteng ada banyak perguruan tinggi, ada UPR, UNKRIP, UMPR, dan lainnya, pengembangan SDM di perguruan tinggi itulah yang nanti diharapkan dapat meningkatkan SDM kita sehingga mampu ikut berperan dalam proses pembangunan,” jelasnya.
Sektor pertanian cukup menjanjikan bagi kaum muda Kalteng meraup keberhasilan. Sebab sejauh ini jumlah petani dan kondisi pertanian di Kalteng belum menggembirakan. Maka dari itu, dunia pendidikan tinggi dan dunia industri perlu saling bersinergi agar dapat mendukung potensi pemuda memajukan sektor pertanian.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XI Kalimantan Periode 2018-2022 Prof Dr Ir Udiansyah MSi mengatakan, lima tahun terakhir jumlah petani di Kalteng mengalami penurunan dan umur rata-rata petani pun berkisar di angka 47 tahun. Maka dari itu, peluang milenial untuk terjun ke dunia pertanian sangat besar.
“Melihat keadaan itu, peluang milenial untuk terjun ke dunia pertanian begitu besar,” ujarnya saat menghadiri seminar nasional bertajuk Peluang Kerja Milenial pada Daerah Penyangga IKN Nusantara, di M Bahalap Hotel, Palangka Raya, Rabu (18/1).
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI Afriansyah Noor yang turur hadir dan menjadi pembicara kunci seminar tersebut, mengaku prihatin dengan penurunan jumlah petani di Kalteng. Ia menyebut sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tidak diminati oleh generasi muda dewasa ini.
“Bahkan usia rata-rata nasional pekerja di sektor pertanian ini berkisar 45 tahun ke atas, sementara negara kita ini adalah negara agraria, pertanian, implikasinya apa? Temuan kami di lapangan banyak keluhan petani bahwa hasil produksi tidak sebanding dengan hasil yang dijual, makanya banyak yang tidak mau terjun ke sektor itu,” jelasnya.
Maka dari itu, Afriansyah mendorong agar pemerintah daerah dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas petani. Ia juga mengajak generasi muda di Bumi Tambun Bungai untuk terjun ke sektor pertanian. Lewat mekanisasi pertanian dan kemajuan teknologi pertanian dewasa ini, sudah seharusnya kaum muda terjun ke dunia pertanian untuk memajukan daerah.
“Jadi anak-anak mahasiswa, ayo terjun ke dunia pertanian, sekarang teknologi pertanian sudah canggih, sudah hebat, makanya sekarang ayo bekerja di sektor pertanian,” tandasnya. (abw/dan/ce/ala)