Jesalyn Grecya Rasniatara Tarigan, Siswi Kalteng Peraih Emas YISF
INOVATOR muda dari 23 negara berkumpul di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Mereka bersaing pada ajang bertajuk YISF. Ratusan penelitian dilombakan pada kegiatan yang dilaksanakan di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), 14-17 Maret 2022. Total ada 673 peserta yang bersaing pada event internasional ini. Jesalyn Grecya Rasniatara Tarigan merupakan salah satu yang ikut ambil bagian dan mengharumkan nama Bumi Tambun Bungai. Dia pulang membawa 3 penghargaan sekaligus. Yakni medali emas, certificate of excellence free registration untuk melanjutkan lomba ke Romania, dan certificate of appreciation inventors talk.
Selain sukses mengharumkan nama besar Bumi Tambun Bungai, putri kelahiran Palangka Raya 29 Maret 2006 lalu itu sudah mencengangkan dunia, setelah menjadi yang terbaik dari peserta-peserta yang ikut lomba.
“Ini adalah event yang digelar di Universitas Dian Nuswantoro dan saya mendapatkan tiga penghargaan, dengan membawa nama sekolah, Kalteng, dan Indonesia,” kata Jesalyn Grecya Rasniatara Tarigan kepada Kalteng Pos di kediamannya, Jalan Manjuhan, Selasa (22/3).
Ada 673 peserta dari 23 negara yang ikut dalam kompetisi ini. Kategori yang dilombakan yakni teknologi, life science, lingkungan, dan sosial. Jesalyn mengatakan, persiapan yang dilakukannya sebelum bertolak ke Kota Semarang berupa latihan presentasi, mendalami materi terkait hasil penelitian, serta persiapan produk dan poster yang akan dibawakan dalam lomba. Materi yang ditampilkan saat itu adalah E-Luineensis, yang merupakan 100% produk umbut kelapa sawit tanpa campuran bahan lain.
“Produk ini digunakan sebagai alternatif pengganti kembang tahu dan juga dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah melalui proses inhibitor 3-hydroxy-3methylglutaryl-CoA (HMG-CoA). Netto: 200 grams dan 500 grams (produk dalam bentuk pouch dan kaleng),” jelasnya.
“Metode penelitian berupa penelitian eksperimen. Tahap I berupa uji organoleptik yang dilakukan terhadap produk olahan umbut kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), uji mutu kesukaan (mutu hedonik), dan uji kesukaan (hedonik),” tambah Jesalyn.
Pada tahap II, lanjutnya, menggunakan metode eksploratif untuk mendapatkan ekstrak bubuk simplisia umbut kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang paling berpotensi sebagai antioksidan. Kemudian tahap III menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Putri sulung dari pasangan Kurnia Tarigan dan Ira Katarina tersebut menyebut, penelitian yang dilakukannya dibantu tim Central Borneo Scientific Organization (CBSO) dan merupakan hasil penelitian bersama, sekaligus memperkenalkan produk asli Kalteng. Persiapan yang dilakukan hanya dalam satu bulan.
“Awalnya sih cukup tegang, tapi saya tetap yakin dan percaya diri, sehingga semua pertanyaan juri bisa dijawab dengan lancar dan tepat. Saya bisa menyampaikan materi dengan baik serta dipahami oleh para juri,” tambahnya.
Setelah namanya disebut pada saat pengumuman juara, putri pertama dari dua bersaudara tersebut begitu senang dan bangga. Dirinya bersyukur bahwa usaha yang dilakukan selama ini membuahkan hasil yang membanggakan orang tua, sekolah, provinsi, maupun Indonesia.
Jesalyn berencana meneruskan penelitian dan membawa hasil penelitian ke perlombaan di Romania pada Desember 2022 nanti maupun beberapa event internasional lainnya.
“Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas dukungan orang tua, sekolah, ibu dan bapak pembimbing, keluarga besar, serta pihak terkait yang tak dapat disebutkan satu per satu, walau pembiayaan sebagian ditanggung sekolah dan sebagian merupakan biaya sendiri,” tuturnya.
Bagi Jesalyn, keberhasilan ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal untuk meraih ilmu pengetahuan yang lebih tinggi serta untuk ikut perlombaan yang lebih besar lagi, sehingga hasil penelitiannya ini dapat dimanfaatkan untuk banyak orang.
Sementara itu, Kurnia Tarigan selaku orang tua mengaku sangat terharu dan bangga atas prestasi yang telah diraih putri sulungnya tersebut. “Saya memang sangat terkejut karena pada saat closing ceremony, namanya tidak muncul dan tidak dibacakan panitia. Bahkan saya sempat down, karena memikirkan respons dan tekanan mental yang akan dirasakan anak saya,” tuturnya.
Namun Tuhan berkehendak lain. Saat dirinya tengah asyik bermain HP di luar gedung, terdengar teriakan kegirangan dari guru pendamping, karena nama Jesalyn disebut panitia sebagai pemenang dan menyabet tiga penghargaan sekaligus.
“Dengan perasaan setengah tidak percaya, saya beranjak dari tempat saya untuk memastikan apa yang terjadi. Saat melihat anak saya berada di podium, tentu kami sebagai orang tua sangat terharu. Sempat meneteskan air mata karena bahagia,” kisahnya.
Ternyata tak hanya sekali nama anaknya dipanggil untuk menerima penghargaan. Total ada tiga perhargaan yang didapatkan buah hatinya itu. Sungguh suatu kebanggaan luar biasa.
“Ini adalah hasil perjuangan dan kerja keras dia. Kami akan tetap mendukung dan memberikan support agar dia terus meningkatkan minat belajarnya serta meraih prestasi yang membanggakan sekolah, orang tua, provinsi, dan bangsa ini,” sebut Kurnia.
Terpisah, Helita MPd selaku guru pembimbing Jesalyn mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih anak didiknya itu, karena pelatihan dan bimbingan yang diberikan selama ini berbuah hasil.
“Sang anak menjadi lebih optimal menampilkan performanya dan meraih tiga penghargaan sekaligus. Apalagi diberi kesempatan untuk tampil di Romania nanti. Tentu prestasi yang sangat luar biasa. Saya sebagai guru pembimbing juga puas, karena bisa mengantarkan anak-anak meraih prestasi besar. Ini yang akan kami tingkatkan lagi ke depan,” tuturnya. (*/ce/ala/ko)