Site icon KaltengPos

Dandim 1016/Plk Komentari Makan Bergizi Gratis di Palangka Raya, Ini Katanya

Makan bergizi gratis di SDn yang ada di Palangka Raya. ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kota Palangka Raya.

Selain untuk memperbaiki gizi bagi anak, program ini juga mendorong penguatan perekonomian lokal dengan melibatkan masyarakat dalam penyediaan bahan baku pangan.

Komandan Kodim (Dandim) 1016/Plk Kolonel Arh Jimmy Hutapea menyebut, kebutuhan dapur di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Kota Palangka Raya sangat besar.

Ini membuka peluang bagi petani, peternak, dan pelaku usaha lokal untuk turut berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan untuk pelaksanaan program ini.

“Saat ini kebutuhan dapur cukup tinggi. Karena itu, masyarakat bisa menangkap peluang ini untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya, Kamis (23/1/2025).

Menurutnya, satu dapur SPPG mampu menyajikan hingga 3.000 hingga 3.500 porsi makanan tiap harinya.

Hal itu membuka peluang besar bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi ekonomi lokal. Sebab, kebutuhan dapur bagi program ini sangatlah tinggi. Masyarakat dapat menangkap peluang tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan, sekaligus menjaga ketersediaan pangan.

Dirinya menyebut, satu dapur mampu menyajikan hingga 3.000 sampai 3.500 porsi per hari. Terlebih, dalam waktu dekat, dua dapur lainnya akan segera beroperasi, dengan target SPPG 20 titik untuk memenuhi seluruh peserta didik di Kota Palangka Raya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, SPPG memprioritaskan bahan baku segar seperti sayur dan telur dari petani dan peternak lokal.

Oleh sebab itu, ia mendorong masyarakat untuk bertani dan beternak secara mandiri, dengan memanfaatkan lahan di sekitar tempat tinggal.

“Apabila memiliki pekarangan rumah, bisa digunakan untuk beternak ayam petelur, bikin kebun sayur, atau lainnya, bisa dijadikan peluang. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan, juga dapat terus memenuhi ketersediaan bahan pangan seiring dengan perluasan program MBG,” ujarnya.

Meski menuai respons positif, program MBG menghadapi beberapa kendala teknis. Salah satunya adalah laporan sejumlah sekolah terkait daging ayam yang berbau tidak sedap pada hari keempat pelaksanaan program.

Menanggapi hal ini, Kolonel Jimmy menjelaskan, ia telah berkonfirmasi dengan kepala SPPG di Jalan Bukit Kenanga. Menurut informasi yang didapat, faktornya adalah gangguan listrik yang menyebabkan freezer tempat penyimpanan daging ayam tidak berfungsi optimal.

“Ayam yang sudah dibersihkan itu ditaruh di freezer. Tetapi listrik mati hidup, membuat daging ayam di bagian bawah berair. Pihak SPPG sudah mengevaluasi hal ini agar tidak terulang kembali. Kami juga sampaikan untuk memilih buah yang tidak rawan busuk seperti pepaya. Mungkin bisa mengguanakan pisang, melon, atau buah lainnya yang tidak mudah busuk,” ujarnya.

Selain itu, fasilitas SPPG akan terus ditingkatkan agar sesuai dengan standar Badan Gizi Nasional (BGN). Salah satu SPPG yang berlokasi di Jalan Diponegoro, ditargetkan mulai beroperasi pada Februari mendatang. SPPG tersebut merupakan kelas 1, sesuai dengan standar BGN pusat.

 

Jimmy Hutapea juga menuturkan, untuk memastikan keberlanjutan program ini, SPPG bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palangka Raya. Disperindag telah merekomendasikan sejumlah UMKM yang memenuhi standar kualitas untuk menyediakan bahan pangan bagi program MBG.

Masyarakat juga diajak berkontribusi melalui UMKM yang terlibat. Pelaku usaha lokal dapat menawarkan hasil produksi pertanian, peternakan, maupun perkebunan mereka sesuai standar yang ditetapkan.

Dukungan pemerintah daerah juga tak kalah penting. Gubernur Kalimantan Tengah telah memerintahkan penyisihan anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) di tiap daerah untuk membantu pelaksanaan program ini.

“Program MBG diharapkan tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Dengan sinergi antara masyarakat, UMKM, dan pemerintah, program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat luas. Kita terus belajar dan mengevaluasi agar program ini berjalan lancar. Harapannya, masyarakat bukan hanya konsumtif tetapi juga produktif, sehingga manfaatnya dirasakan bersama,” ujarnya.(ovi/ala)

Exit mobile version