Site icon KaltengPos

DLH Sebut Kota Cantik Raih Adipura

WAJAH KOTA: Palangka Raya dikabarkan berhasil mendapat piala adipura tahun 2022 dari Kementerian LHK RI. Tampak salah satu ikon di Kota Cantik yaitu Jembatan Kahayan dan Taman Pasuk Kameloh. FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Meskipun belum ada rilis secara resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, namun bocoran daerah yang mendapat penghargaan dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan tersebut telah tersiar. Kota Cantik Palangka Raya disebut-sebut menjadi salah satu yang berhasil meraih adipura 2022.

Kabar bahwa Ibu Kota Provinsi Kalteng ini menjadi adipura dibeberkan oleh Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng Tumi Hassi. Dia hanya memperoleh informasi jika Kota Palangka Raya yang sudah berhasil meraih Adipura. Namun, kata Tumi, DLH Kalteng belum mendapat surat resmi salinan daftar penerima penghargaan Adipura 2022 untuk kota/kabupaten di wilayah Ekoregion Kalimantan hingga Kamis sore (23/2).

“Dalam penilaian adipura terdapat 4 kategori, yakni plakat, sertifikat, adipura dan adipura kencana, dan Palangka Raya mendapatkan adipura,” ucap Tumi kepada Kalteng Pos, Kamis (23/2).

Terkait perolehan kabupaten lain, Tumi juga menyampaikan bahwa daftar kabupaten/kota lain yang penerima penghargaan Adipura Tahun 2022 secara umum dapat dilihat setelah tanggal 28 Februari 2023. Namun, untuk daerah lain yang belum berhasil dapat Adipura, agar dapat meningkatkan dan menguatkan lokasi titik pantau dalam penilaian, terlebih mengenai tempat pembuangan akhir (TPA). Pasalnya, nilai terbesar dalam penilaian adipura yaitu berada pada masalah TPA.

“DLH Provinsi Kalteng sebagai instansi pembina sudah melaksanakan pembinaan terhadap DLH yang ada di kabupaten/kota sejak tahun 2020 secara intensif, terutama difokuskan pada perbaikan TPA. Saran dan masukan yang sudah ditindaklanjuti oleh masing-masing DLH se-Kalteng,” ucapnya.

Adapun kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh DLH Kalteng yaitu melakukan pemantauan ke titik-titik pantau penilaian adipura, melakukan kunjungan ke TPA, melakukan penguatan pada komponen pemangauan titik pantau penilaian adipura.

Dia menambahkan, Adipura sendiri merupakan instrumen pengawasan kinerja pemerintah kabupataen /kota dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh, dan berkelanjutan, dan sifatnya adalah mandatory.

Kalteng Pos telah mencoba mengkonfirmasi kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya Zaini terkait kemenangan Kota Palangka Raya dalam ajang Adipura, namun pihaknya mengaku masih belum bisa memberikan tanggapan sampai penghargaan Adipura benar-benar diterima.

 

“Mohon maaf kami masih belum bisa memberikan tanggapan. Sesuai dengan petunjuk pimpinan, kata mereka nanti saja setelah Penghargaan Adipura diterima,” tulis Zaini kepada Kalteng Pos via pesan Whatsapp, Kamis (23/2).

Sementara itu, Kepala Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) Rudy Yoga Lesmana ST MSi mengatakan jangan sampai hanya pada momen berkompetisi mengikuti kejuaraan adipura saja pemerintah daerah berbenah untuk menjaga kebersihan kotanya.

Saat ini Rudy mengakui daerah yang menjadi juara Adipura, salah satunya Kota Palangka Raya, termasuk daerah yang bagus dari sisi kebersihan sampah. Upaya yang dilakukan pemerintah seperti melakukan edukasi kepada masyarakat berkenaan dengan kesadaran masyarakat mengelola sampah juga sudah baik.

“Pemerintah Kota terlihat sudah siap berbenah-benah membersihkan persampahan di Kota Palangka Raya dari hulu ke hilir, dari hulu seperti menanamkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat, lalu berakhir di hilir, yakni tempat pembuangan sampah,” jelas Rudy kepada Kalteng Pos saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/2).

Lulusan magister ilmu lingkungan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) itu menuturkan, keadaan yang dicermatinya atas kondisi pengelolaan dan pertumbuhan sampah di Kota Palangka Raya saat ini, dari segi kebersihan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini sudah terbilang bagus. “Salah satu indikator penilaiannya kan kita harus melihat dari perbandingan jumlah penduduk, kalau penduduknya sedikit sampahnya sedikit, wajar, begitu juga sebaliknya,” paparnya.

 

Diakuinya, pemerintah daerah, khususnya pemerintah kota Palangka Raya, telah cukup serius mengikuti kompetisi Adipura. Pembenahan kebersihan kota dilakukan berdasarkan indikator-indikator penilaian adipura sehingga dapat meraih penghargaan adipura salah satunya seperti kebersihan sampah di lingkungan kota. Namun, menurutnya, untuk membersihkan kota, pemerintah sebaiknya tidak hanya berkutat pada indikator yang menjadi penilaian adipura saja, melainkan juga melihat faktor-faktor lain yang tidak menjadi indikator penilaian adipura.

 

“Penilaian Adipura itu kan hanya dari faktor yang terlihat saja salah satunya seperti sampah, beberapa daerah juga hanya berupaya membersihkan dengan serius kotanya hanya pada momen ini saja, pikiran seperti ini harus diubah, kalau nanti ada orang luar lihat, kota ini dapat adipura tapi nggak sesuai ekspektasi, akan jadi bumerang juga,” jelas lulusan sarjana teknik lingkungan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta tersebut.

 

Indikator penilaian utama dari kejuaraan Adipura adalah dilihat dari sebaran sampah di lingkungan kota dan saluran drainase. Atas hal ini, Rudy menyebut perlu adanya pengelolaan sampah terintegrasi antara pemerintah dan masyarakat sendiri. Selama ini, lanjut Rudy, pengelolaan sampah hanya dilakukan oleh pihak pemerintah. Padahal, masyarakat juga harus diedukasi untuk mengelola sampahnya sendiri.

 

Mindset yang harus dimiliki pemerintah adalah mempertahankan kebersihan kota secara intens dan berkelanjutan. Bukan hanya sebatas membersihkan kota demi meraih piala adipura saja. “Kalau hanya menganggap momen adipura sebagai formalitas saja, sebaiknya jangan, pemerintah harus terus menjaga kebersihan kota, makanya harus dikontrol terus, tidak hanya pada momen adipura,” jelasnya.

 

Rudy menyebut jika kebersihan kota dikontrol terus menerus dan menjadi kebiasaan serta komitmen pemerintah untuk selalu memastikan kebersihan kotanya, maka ketika berkompetisi dalam ajang yang sama pemerintah tidak perlu melakukan upaya keras sebab kebersihan kota sudah terus menerus dijaga.

 

“Maka dari itu, ketika pemerintah terus mengontrol kebersihan kotanya, ketika masuk perebutan penghargaan adipura, tidak perlu lagi keras-keras karena kotanya sudah bersih, untuk mencapai hal itu perlu kesadaran akan kebersihan kota, tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga masyarakat,” tandasnya. (irj/dan/ala)

Exit mobile version