PALANGKA RAYA-Hal yang dikhawatirkan akhirnya terjadi setelah libur lebaran. Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyebut bahwa di Kota Cantik -julukan Kota Palangka Raya- telah ditemukan dua klaster baru. Yaitu klaster gelar griya (open house) perayaan Idulfitri dan klaster kafe.
Pada klaster gelar griya, ada tujuh orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif. Sementara untuk klaster kafe, salah satu karyawan kafe yang berada di Jalan Yos Sudarso dinyatakan terkonfirmasi positif. Dan dari klaster tersebut ada tiga orang lain lagi yang dinyatakan terkonfirmasi positif. Berkaitan klaster kafe ini, Satgas Covid-19 Kota bersama tim Satgas Kecamatan Jekan Raya melakukan koordinasi agar kafe yang terkait kasus tersebut disterilkan dan ditutup selama 14 hari.
“Total ada 10 orang yang terkonfirmasi positif dari dua klaster baru tersebut, dan saat ini kami terus berupaya melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya persebaran,” kata Emi.
Sementara itu, pertambahan kasus Covid-19 di Kalteng khususnya di Kota Palangka Raya masih terus terjadi. Mengakibatkan ruang isolasi Rumah Sakit Dr Doris Sylvanus (RSDS) terisi penuh oleh pasien. Mencakup ruang isolasi pasien Covid-19 maupun ruang intensive care unit (ICU) dan high care unit (HCU).
Direktur RSDS Palangka Raya drg Yayu Indriaty mengatakan, RSDS merupakan rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus Covid-19 di Kalteng ini. Terlebih rumah sakit ini berada di ibu kota provinsi dengan pasien terbanyak kasus Covid-19 saat ini. Merupakan hal wajar apabila ruang-ruang perawatan di RSDS selalu terisi penuh oleh pasien, termasuk pasien Covid-19.
“RSDS merupakan RS rujukan sehingga keterisian fasilitasnya selalu berada di posisi penuh yakni antara 80 hingga 85 persen,” ucapnya, kemarin.
Diungkapkan Yayu, ruang ICU dan HCU sudah terisi penuh oleh pasien Covid-19. Sementara itu berkenaan dengan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 dengan kategori ringan dan sedang, masih bisa dilakukan pergeseran untuk menerima pasien rujukan lainnya.
“Iya, yang selalu penuh itu ruang ICU dan HCU, sementara untuk pasien Covid-19 yang tidak terlalu berat masih bisa dilakukan pergeseran,” tuturnya.
Dijelaskannya, saat ini RSDS terus melakukan skema perluasan agar pasien yang baru masuk dapat segera diisolasi dan ditangani. Bahkan pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan ruang isolasi biasa menjadi HCU.
“Untuk penanganannya, kami juga menambah tenaga kesehatan maupun peralatan,” tegas Yayu.
Menurutnya saat ini skema tersebut sedang berjalan. Diharapkan dalam beberapa bulan ke depan sudah bisa digunakan. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan lainnya agar memberikan penanganan secara intensif kepada pasien Covid-19 sebelum dirujuk ke RSDS.
“Fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada di Kalteng ini diharapakan semaksimal mungkin menangani pasien Covid-19 sebelum memutuskan untuk merujuk ke kami (RSDS, red), karena itu rumah sakit di kabupaten/kota juga harus mempersiapkan ruangan, tenaga, dan alat sehingga bisa melakukan penanganan mandiri,” ucapnya.
Dibeberkan Yayu, dalam beberapa waktu terakhir ini antrean pasien rujukan ke ruang isolasi pasien Covid-19 RSDS cukup tinggi, bahkan mencapai 20 orang. Namun, lanjutnya, saat ini sudah menurun jumlahlah. Dalam suatu antrean hanya beberapa orang saja.
“Dengan antrean yang sedikit, maka kami bisa menerima yang baru dengan melakukan pergeseran pasien,” pungkasnya. (ahm/abw/ce/ram)