Site icon KaltengPos

Sama-Sama Termotivasi dari Kakak, Bercita-cita Masuk Akpol

SEMANGAT MUDA: Dua paskibraka Kalteng saat bertugas pada upacara bendera peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di Istana Negara, 17 Agustus lalu.

Tidak semua orang memiliki kesempatan hadir di Istana Presiden, terlebih pada momen sakral seperti peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Seperti yang dirasakan dua generasi muda Kalteng yang tidak terpikirkan akan mewakili Kalteng menjadi salah satu pasukan pengibar bendera pusaka pada upacara bendera peringatan ke-76 Hari Kemerdekaan RI.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

17 Agustus lalu menjadi hari bersejarah bagi Muhammad Andre Catur Prakoso dan Anjelina Canesia. Keduanya merupakan wakil Kalteng yang tergabung dalam pasukan 45 pengibaran bendera pusaka pada peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di Istana Negara.

Putra dan putri Kalteng ini sama-sama termotivasi dari kakak mereka yang juga pernah menjadi pasukan pengibar bendera (paskibra). Mereka pun rajin mengikuti kegiatan fisik dan kegiatan-kegiatan lain yang meningkatkan wawasan kebangsaan.

Untuk sampai pada titik ini, mereka harus bersaing dengan banyak peserta seleksi. Berjuang menjadi yang terbaik agar dapat terpillih mewakili Kalteng ke Istana Negara. Seleksi dimulai dari tingkat sekolah, kemudian tingkat kabupaten/kota, hingga provinsi. Tak disangka keduanyalah yang akhirnya terpilih untuk berangkat ke Jakarta mengemban tugas perwakilan Kalteng sebagai pasukan pengibar bendera.
“Seleksi sekolah terlebih dahulu, kemudian saya harus bersaing dengan sekolah lain saat seleksi kota, lalu ikut lagi seleksi di tingkat provinsi,” ucap Muhammad Andre saat dibincangi Kalteng Pos, Senin (29/8).

Dikatakannya, pada tahap seleksi tingkat provinsi, ia merasa tak yakin bisa lolos, karena ada peserta yang dianggapnya lebih baik darinya. Namun ia tetap giat dan bersemangat berlatih agar supaya bisa lolos.
“Meski prosesnya cukup susah, kami jalani dengan tenang, seleksi dilaksanakan dari 22 hingga 25 Maret, dan akhirnya saya lolos seleksi provinsi dan mewakili ke Jakarta,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.
Proses seleksi dimulai dari fisik seperti tinggi badan, kesehatan jasmani, hingga tes psikologi dan wawasan kebangsaan.

Pria kelahiran 10 Juni 2005 ini mengaku termotivasi dari ketiga kakaknya yang juga pernah menjadi paskibra. Ia pun ingin mengikuti jejak ketiga kakaknya. Tak disangka malah prestasinya melampaui ketiga kakaknya.
“Tiga kakak saya juga pernah jadi paskibra, ada yang sampai tingkat kota dan provinsi, hanya saya yang bisa sampai ke Jakarta terlebih ke Istana Presiden untuk paskibraka HUT RI,” kata pria yang bercita-cita ingin masuk ke Akademi Polisi (Akpol).


Tak hanya dia saja, adiknya pun yang masih duduk di bangku SMP juga menjadi anggota paskibra di tingkat kota.
“Iya, hanya saya yang bisa sampai ke Jakarta, padahal tidak pernah terpikir saya akan mewakili Kalteng menjadi anggota paskibraka, terlebih selama saya masuk sekolah di SMAN 2 Palangka Raya tidak pernah mengikuti upacara bendera, karena pembelajaran dilaksanakan secara daring,” beber pria yang saat ini duduk di bangku kelas XI.
Meski demikian, semenjak SMP kelas VII hingga kelas IX ia selalu aktif dalam kegiatan pramuka. Sejak masih duduk di bangku SD, Andre memang berkeinginan bisa menjadi anggota paskibraka.

“Tentu saya bersyukur dan bangga, selain bisa mewakili Kalteng menjadi anggota paskibraka, saya juga diberikan kesempatan bertemu Presiden RI Joko Widodo dan presiden kelima Megawati,” ujarnya.
Sejak dipercayakan menjadi anggota paskibraka di Istana Negara, Andre ingin lebih giat dalam kegiatan paskibra. Bahkan ia berkeinginan membina adik-adik tingkat mengikuti jejaknya.
“Saya di Jakarta selama satu bulan, mengikuti kegiatan-kegiatan sebelum pelaksanaan paskibraka pada 17 Agustus, banyak pengalaman yang saya peroleh, terlebih bisa mengenal seluruh anggota paskibraka dari berbagai daerah di Indonesia,” ucap pria kelahiran Kota Palangka Raya ini.

Sementara itu, partner bertugas yang juga perwakilan Kalteng, Anjelina Canesia yang merupakan siswi SMAN 5 Palangka Raya juga mengaku termotivasi dari kakaknya yang pernah menjadi anggota paskibra. Keinginannya menjadi paskibra muncul sejak ia masih duduk di bangku SMP.
“Awal ingin menjadi seorang paskibraka sejak SMP, karena dulu kakak saya juga merupakan seorang paskibra, saya termotivasi ingin seperti kakak saya,” katanya.

Perempuan kelahiran Kabupaten Gunung Mas (Gumas) ini mengaku, untuk bisa menjadi anggota paskibraka tentu harus memiliki modal seperti paham tentang peraturan baris berbaris (PBB), kekuatan fisik seperti push up, sit-up, lari, hingga wawasan kebangsaan.

“Pengalaman dari tugas ini saya dapat bertemu dan berbagi cerita dengan teman teman dari 33 provinsi, mengikuti latihan di lapangan PP PON, hingga melaksanakan tugas di Istana Merdeka yang merupakan suatu pengalaman yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup saya,” ungkap perempuan yang lahir pada 2 Februari 2006 lalu.
Anjelina juga punya cita-cita masuk Akpol ini sangat senang dan bangga atas pengalamannya menjadi seorang paskibraka. Mewakili Kalteng d tingkat nasional.

“Sangat senang bisa bertemu secara langsung dengan presiden. Meski di tengah pandemi ini ada keterbatasan dalam berkumpul atau berkomunikasi dengan teman, tapi saya jalani dengan senang hati dan selalu mematuhi protokol kesehatan yang ketat selama pelatihan di Jakarta,” tutupnya. (*/ce/ala)

Exit mobile version