PALANGKA RAYA-Unggahan di media sosial yang menulis “waspada.. karena rs doris sudah full bed dan harus buka tenda. Rs Doris Sylvanus overload” tidak benar alias hoaks. Kalteng Pos yang mengecek ke lokasi, Kamis (8/7) tidak menemukan tenda pasien. Suasana normal seperti biasa.
“Gambar yang di-posting di media sosial itu tidak benar. Tidak ada pemasangan tenda untuk pasien Covid,” kata Kepala Seksi Humas RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Cipta Yanatama saat ditemui Kalteng Pos, Kamis siang (8/7).
Menurut Cipta, untuk rawat inap pasien Covid-19, sampai kemarin tingkat keterisiannya 85 persen. Masih ada ruang untuk perawatan bagi pasien. Termasuk bagi pasien non-Covid-19 masih tersedia ruang rawat inap.
Memang RSUD dr Doris Sylvanus (RSDS) ada memasang tenda untuk kegiatan vaksinasi di belakang gedung administrasi sejak dua pekan lalu. Tenda ini dipasang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tunjuannya agar tidak terjadi penumpukan saat menunggu giliran. Masyarakat bisa duduk di bawah tenda dengan tetap menjaga jarak.
Menurut Cipta, saat ini RSDS telah mengambil sejumlah langkah pelayanan pasien Covid-19. Misalnya untuk layanan IGD telah dibagi dua. Satu ruang khusus untuk pemeriksaan pasien yang dicurigai Covid-19, satu lagi khusus untuk pasien bukan penderita Covid-19.
Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang dirawat dan telah memenuhi syarat, bisa menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan dokter. Kemudian dilakukan pemeriksaan berkala dengan mendapatkan obat dan vitamin dari RSDS.
Selain itu, RSDS juga telah menyiapkan skenario menghadapi terjadinya lonjakan pasien. Ada bangsal rawat inap yang telah dicadangkan agar pasien Covid-19 tetap terlayani tanpa membuka tenda. Sedangkan pasien non-Covid-19 akan dipindahkan ke gedung rawat inap lain.
Bagaimana dengan peralatan dan perlengkapan serta ketersedian oksigen? Menurut Cipta, semua mencukupi. Semua peralatan dan perlengkapan selalu dipantau dan dilaporkan tiap hari ke pemerintah pusat.
“Ketersediaan oksigen saat ini mencukupi. RSDS menjalin kerja sama dengan dua perusahaan untuk menyuplai oksigen. Ketersediaan oksigen selalu dipantau dan dilaporkan ke pusat,” ujar Cipta.
Terkait unggahan pada media sosial, Cipta mengimbau masyarakat untuk saring dahulu sebelum sharing atau membagikan. Carilah informasi dari media-media terpercaya. “Postingan-postingan hoaks seperti itu bisa membuat masyarakat panik. Karena itu bijaklah membagikan informasi di media sosial,” ujar Cipta. (sma/ce/ala)