PALANGKA RAYA-Warga yang tinggal di Jalan Mendawai Sosial, Kelurahan Palangka mendadak heboh. Minggu (9/1) sekitar pukul 22.00 WIB, masyarakat yang bermukim di kawasan SDN-14 Palangka dikejutkan dengan suara ambruknya bangunan sekolah. Setelah bangunan yang terbagi dalam tiga kelas tersebut amblas, aparat dari Polsek Pahandut turun melakukan penyelidikan dan memasang garis polisi.
Bangunan SDN-14 Palangka yang ambruk merupakan bangunan semibeton dengan tiang kayu. Salah satu saksi, Juraida mengaku mendengar jelas suara ambruknya bangunan sekolah tersebut. Malam itu, kata Juraida, tak ada angin maupun hujan. Namun suara tersebut seketika membangunkannya yang sedang tidur.
“Saya kira suara kucing berkelahi, tidak tahu kalau bangunan sekolah roboh, apalagi saat itu di sekitar lokasi gelap. Baru sekitar pukul 04.00 usai salat subuh, saya kaget kalau bangunan sekolah belakang (rumah) itu roboh, pantas aja suaranya cukup kencang kayak ada yang ambruk,” ujar Juraida saat berbincang dengan Kalteng Pos, Minggu pagi (9/1).
Di tempat yang sama, Pandu orang tua murid SDN-14 Palangka juga kaget mengetahui bangunan sekolah tempat anaknya menimba ilmu tersebut ambruk. Padahal, rencananya murid sudah menyiapkan pembelajaran tatap muka (PTM).
“Saya dikasih tau anak, katanya sekolahnya roboh, makanya saya bawa dia lihat-lihat, ternyata benar. Yang ambruk itu ruangan anak saya waktu belajar sebelum diberlakukan belajar online,” tuturnya.
Menyikapi ambruknya bangunan sekolah tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Rachmad Winarso mendatangi lokasi. Ia melihat langsung kondisi bangunan sekolah tersebut. Selain itu, kepolisian dari Polsek Pahandut juga memasang garis polisi di lokasi tersebut guna kepentingan penyidikan dan supaya tidak ada yang mendekat di lokasi bangunan.
Dijelaskan Rachmad Winarso, penyebab ambruknya gedung sekolah itu belum diketahui pasti. Karena itu terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk meminta keterangan.
“Bangunan ini pernah direhab sebelumnya dengan menggunakan anggaran pemerintah pusat, kami masih cari tahu informasi penyebab ambruknya bangunan, yang jelas bangunan yang ambruk itu terdiri dari tiga kelas,” ungkap Achmad Winarso.
Mengenai kondisi sekitar, lanjutnya, bangunan sekolah tersebut didirikan di atas tanah rawa dan terendam air. Bahkan pernah dilanda banjir tahun lalu. Pihaknya berencana menyurati kepala dinas perihal kejadian ini. Selanjutnya berkoordinasi dengan dinas PUPR untuk mengecek langsung guna menemukan penyebab ambruknya gedung sekolah tersebut.
Ditanya soal kerugian yang dialami akibat kejadian ini, Rachmad Winarso belum bisa memastikan seberapa besar nilai kerugian yang ditimbulkan, karena harus menunggu kajian dari dinas PUPR. Pihaknya menduga ambruknya bangunan itu diakibatkan oleh konstruksi bangunan yang tidak kuat. Apalagi sebagian bangunan sekolah itu berdiri di atas rawa.
“Ada banyak sekolah yang berdiri di atas daerah berair. Seperti sekolah (SDN-14 Palangka) ini juga. Bahkan sempat terdampak banjir. Intinya kami akan secepatnya berkoordinasi dengan dinas PUPR untuk mengetahui penyebab ambruknya bangunan dan secepatnya diperbaiki agar proses belajar mengajar tidak terganggu, meski sekolah ini masih menerapkan pembelajaran online,” tuturnya.
Pada hari yang sama, jajaran Polsek Pahandut memasang garis polisi di lokasi untuk keperluan penyelidikan. Warga pun dilarang memasuki area tersebut. Kapolsek Pahandut Kompol Susilowati mengatakan, pihaknya mengamankan lokasi untuk keperluan penyelidikan.
“Kami amankan dulu lokasi, nanti kami panggil pihak-pihak terkait untuk mendapatkan keterangan, baik pihak sekolah maupun dinas pendidikan,” kata kapolsek.
Meski bangunan pernah direhab lima tahun yang lalu, lanjut kapolsek, pihaknya tetap akan menyelidiki penyebab ambruknya bangunan tersebut. “Apakah ambruk akibat pengaruh alam atau ada indikasi pidana di dalamnya. Kami juga panggil pihak kontraktornya, kami akan selidiki secara profesional,” tegasnya. (ena/ce/ala)