Site icon KaltengPos

Sekolah Dibuka Serentak,

SEKOLAH LAGI: SLBN 1 Palangka Raya mulai menggelar PTM terbatas, Senin (11/10). INSET: Wagub Kalteng H Edy Pratowo bersama jajaran memantau pelaksanaan PTM terbatas di SMAN 1 Palangka Raya, kemarin. FOTO: DENAR/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Pandemi Covid-19 telah berdampak pada dunia pendidikan selama 1,5 tahun terakhir. Peserta didik dari semua jenjang terpaksa harus mengikuti pembelajaran secara daring. Namun seiring menurunnya kasus Covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng mengambil keputusan untuk secara perlahan menerapkan lagi pembelajaran tatap muka (PTM) langsung walaupun masih terbatas.

Tiga minggu terhitung sejak pertengahan September hingga awal Oktober, sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB se-Kalteng melaksankan uji coba atau simulasi PTM terbatas. Hasil positif evaluasi dari tiap sekolah menjadi salah satu pertimbangan dilakukan launching PTM terbatas yang dibuka dan diberlakukan serentak se-Kalteng, Senin (11/10).
Pencanangan PTM terbatas se-Kalteng ini dibuka dan diresmikan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo di SMA Negeri 1 Palangka Raya, dan diikuti oleh seluruh sekolah di Kalteng melalui virtual Zoom. Setelah itu wagub meninjau PTM terbatas di SMKN 2 Palangka Raya. Edy mengatakan bahwa pelaksanaan PTM terbatas ini akan dievaluasi seminggu sekali untuk melihat perkembangan di lapangan.

“Setelah dilakukan uji coba pelaksanaan PTM terbatas ini, khususnya di Kota Palangka Raya berjalan dengan baik, begitu pula dengan di daerah lain. Karena itu kami putuskan untuk launching pelaksanaan PTM terbatas serentak se-Kalteng,” kata Wagub Kalteng H Edy Pratowo saat diwawancarai di tengah-tengah peninjauan di SMAN 1 Palangka Raya, kemarin.
Diungkapkannya, sembari melaksanakan evaluasi seminggu sekali, juga akan terus dipantau perkembangan Covid-19 di Kalteng. Diharapkan kasus Covid-19 di Bumi Tambun Bungai ini terus menurun, sehingga aktivitas dunia pendidikan di Kalteng bisa normal kembali.

“Dengan adanya pelaksanaan PTM terbatas ini, gubernur mengingatkan agar diimbangi dengan penerapan prokes yang ketat agar tidak terjadi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah,” tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syaifudi mengatakan, total 401 SMA/SMK dan SLB se-Kalteng melaksanakan PTM terbatas ini. Dasar hukumnya adalah surat keputusan bersama (SKB) empat menteri dan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 48 Tahun 2021.
“Selain itu kami juga masih memedomani pelaksanaan PTM terbatas SMA/SMK dan SLB di masa pandemi Covid-19 tahun ajaran 2021-2022 yang telah disusun oleh Disdik Kalteng, ini yang wajib dilaksanakan di sekolah,” katanya kepada awak media.

Syaifudi menambahkan, persentase kehadiran peserta didik ke sekolah terbatas. Metode yang dilaksanakan dalam PTM terbatas ini yakni luring dan daring. 50 persen peserta didik tatap muka di sekolah, sedangkan 50 persen peserta didik mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing.

“Melihat perkembangan penurunan kasus Covid-19 dan evaluasi di lapangan, apabila ke depan tidak ditemukan hal negatif dari PTM terbatas ini, maka secara perlahan persentase peserta tatap muka akan ditambah menjadi 60 persen,” katanya.

Selain jumlah kehadiran yang dibatasi, dalam PTM terbatas ini juga dilakukan pengaturan terhadap waktu pelaksanaan. Pada kondisi normal, satu mata pelajaran diberi porsi 45 menit, tapi dalam PTM terbatas hanya 30 menit.

“Anak-anak ada di sekolah tidak lebih dari tiga jam, pelaksanaan dibagi dua sif, pagi dan siang, pagi dimulai pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB, siang dimulai pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB, tapi juga menyesuaikan jumlah peserta didik, jika jumlah peserta didik sedikit, maka bisa satu sif saja,” bebernya.

Syaifudi menyebut, pelaksanaan PTM terbatas ini harus mendapat persetujuan orang tua peserta didik. Apabila orang tua tidak setuju, maka sang anak bisa mengikuti pembelajaran secara daring. Berdasarkan SKB empat menteri, guru-guru harus sudah divaksin.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMAN 1 Palangka Raya Arbusin mengatakan, PTM terbatas di sekolah yang dipimpinnya tentu dilaksanakan sesuai panduan yang sudah ditetapkan. Dilaksanakan bergilir oleh kelas X, XI, dan XII. “Hari ini (kemarin, red) yang datang ke sekolah kelas X, hari berikutnya kelas XI, kemudian hari berikutnya lagi kelas XII, begitu seterusnya,” bebernya.

Di SMAN 1 Palangka Raya, lanjut dia, saat ini belum melaksanakan sistem sif, karena hanya dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB. Perihal antisipasi adanya peserta didik yang terpapar Covid-19, pihaknya sudah menyediakan UKS dan satgas Covid-19 sekolah, termasuk berkoordinasi dengan puskesmas terdekat dan BNPB.

“Untuk vaksinasi di SMAN 1 Palangka Raya, baik guru dan peserta didik sudah 99 persen, sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala SMKN 3 Palangka Raya Hj Sri Sundari mengatakan, kegiatan perdana proses belajar tatap muka di sekolahnya kemarin dimulai dengan upacara bendera.
Sri mengatakan, upacara bendera tersebut tidak melibatkan seluruh siswa. Hanya diikuti 30 siswa. Sedangkan siswa lainnya langsung diarahkan untuk masuk ke ruang kelas masing masing.

Diterangkan Sri, PTM di SMKN 3 Palangka Raya tidak diikuti oleh seluruh siswa setiap harinya. Dilakukan secara terbatas, yaitu bergiliran sesuai jadwal yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah dan disetujui orang tua siswa.

Berdasarkan aturan, hanya 50 persen jumlah siswa yang diizinkan hadir di sekolah untuk mengikuti belajar tatap muka terbatas ini. Sedangkan siswa lainnya tetap mengikuti proses belajar secara daring dari rumah masing-masing.

“Dari 50 persen itu, kami bagi dua ke sif, pagi 25 persen dan siang 25 persen, jadi tatap muka hanya dihadiri 25 persen peserta,” ujar perempuan yang sudah enam tahun menjabat sebagai kepala sekolah di SMKN 3 Palangka Raya ini.

Sri Sundari menerangkan, siswa yang menempuh sif pagi maupun siang akan mengikuti enam jam pelajaran. “Satu jam pelajaran sekitar 30 menit, jadi total sekitar 3 jam siswa berada di sekolah,” bebernya sembari menjelaskan bahwa sif pagi pukul 08.00 WIB-11.00 WIB dan sif siang pukul 13.00 WIB-16.00 WIB. “Tapi ada juga kelas yang pas jadwalnya full daring pada hari itu, jadi ada pembagiannya juga berdasarkan simulasi jam pelajaran yang sudah diberi Disdik Kalteng,” pungkasnya.

Anak-Anak Bisa Turun Sekolah, Orang Tua Antusias

PTM terbatas disambut antusias orang tua maupun peserta didik di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Palangka Raya, Jalan RTA Milono. Senin (11/10) sekitar pukul 07.00 WIB, para peserta didik mengikuti upacara bendera sebelum memasuki ruangan masing- masing.

Salah satu orang tua peserta didik SLBN 1 Palangka Raya, Rusmiah mengaku sangat senang atas diberlakukannya PTM terbatas, karena anaknya bisa berkumpul lagi dengan teman-teman dan guru. Rusmiah bersyukur pemerintah sudah bisa mengizinkan sekolah tempat anaknya menimba ilmu membuka kembali kegiatan belajar mengajar.
“Intinya saya selaku orang tua sangat bersyukur, anak saya bisa belajar lagi di sekolah, sudah dua tahun hanya belajar di rumah, tidak bisa kumpul dengan teman sebayanya,” tutur Rusmiah Kepada Kalteng Pos.

“Sejak diberlakukannya belajar di rumah, anak saya lebih banyak main handphone, nonton, dan lainnya, tapi untuk belajar sangat kurang, saya selaku orang tua cukup sabar memberikan pengertian, ya namanya juga anak berkebutuhan khusus. Nah sekarang sudah masuk sekolah lagi, saya sedikit lega anak saya bisa dibimbing langsung oleh gurunya, apalagi anak saya juga sudah jenuh belajar di rumah,” ujarnya.

SMP Tingkat Kota Baru Lakukan Simulasi


Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya H Akhmad Fauliansyah mengatakan, PTM terbatas akan dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi atas simulasi PTM terbatas. Kemarin ada dua sekolah jenjang SMP yang melakukan simulasi, yakni SMPN 9 Palangka Raya dan SMPN 4 Palangka Raya.

“Nanti ada rapat evaluasi pelaksanaan simulasi PTM terbatas, apabila hasilnya bagus, maka akan kami rapatkan dengan unsur pimpinan dan pihak DPRD tentang pelaksanaan PTM terbatas,” katanya, kemarin.

Di tempat terpisah, Kepala SMPN 9 Palangka Raya Ketut Widane menyampaikan, kemarin merupakan hari pertama pihaknya menggelar simulasi PTM terbatas. Rencananya dijalankan selama tiga hari.

Kegiatan PTM terbatas dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, dimana dalam pelaksanaan simulasi ini pihaknya mengambil sampel dua kelas dari tiap jenjang kelasnya, yang nantinya dibagi menjadi empat kelas.

Dari dua kelas yang dilaksanakan pada hari ini, ada 64 murid yang ikut simulasi PTM terbatas. Satu kelas maksimal ditempati 16 pelajar, terdiri dari pelajar kelas VII B dan VII C.
Keesokan harinya simulasi akan dilakukan untuk dua kelas kelas VIII. Lalu pada hari berikutnya atau hari ketiga akan dilakukan simulasi lagi mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB untuk kelas IX.

“Berdasarkan hasil pemantauan kami, peserta didik dan orang tua 85 persen sudah mengikuti vaksinasi, sedangkan untuk tenaga pendidik di atas 90 persen, karena itulah kami berani melakukan simulasi,” katanya kepada awak media, kemarin.

Menurutnya, pada hari pertama pelaksanaan simulasi PTM ini, pelajar dan orang tua sangat antusias. “Simulasi PTM dimulai pukul delapan pagi, tapi pelajar justru sudah berdatangan sejak pukul tujuh,” pungkasnya. (abw/sja/ena/ahm/ce/ala)

Exit mobile version