Site icon KaltengPos

Delapan Ton per Hari, Kebutuhan Oksigen Se-Kalteng selama Pandemi Covid-19

STOK AMAN:. Deretan tabung oksigen milik distributor oksigen di Jalan Junjung Buih V, Selasa (27/7). Saat ini kebutuhuan oksigen di Kota Palangka Raya masih mencukupi.FOTO: DENAR/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di kabupaten/kota se-Kalteng, kebutuhan akan oksigen di fasilitas kesehatan (faskes) yang menangani pasien terpapar Covid-19 sangat tinggi. Dalam proses penyembuhan (treatment), pasien yang bergejala ringan, sedang, hingga berat sangat memerlukan bantuan oksigen. Bahkan dalam sehari, jumlah oksigen yang digunakan untuk pelayanan kepada pasien mencapai delapan ton atau 8.000 liter.  

Kondisi ini membuat pemerintah provinsi (pemprov) sangat sigap menjaga stok oksigen. Karena selain obat-obatan, oksigen juga harus tersedia dalam penanganan pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, pada dasarnya kebutuhan oksigen di Kalteng masih fluktuatif. Sebelumnya keperluan oksigen se-Kalteng mencapai sepuluh ton per hari, tapi saat ini sudah turun menjadi sekitar tujuh hingga delapan ton per hari.

“Dengan penurunan ini, ketersediaan oksigen di Kalteng diyakini bisa lebih panjang,” katanya saat diwawancarai di halaman Kantor Gubernur Kalteng, Jumat (20/8).

Suyuti menyebut, persediaan oksigen di tiap rumah sakit (RS) berbeda-beda. RS yang memiliki tangki cair, bisa bertahan hingga delapan hari. Namun RS yang menggunakan tabung, daya tampung hanya sekitar dua hingga tiga hari saja.

“Tapi saat ini oksigen konsentrator yang kami bagikan juga bisa membantu cukup banyak, karena analisis kami oksigen konsentrator itu bisa menghemat hingga sepuluh persen,” tuturnya kepada awak media.

Suyuti menambahkan, penurunan penggunaan oksigen ini tentu beriringan dengan menurunya angka kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kalteng, sehingga jumlah pasien yang dirawat menurun. Hal ini, lanjut dia, karena pemerintah sudah menyediakan isolasi terpusat, sehingga berdampak pada berkurangnya pasien-pasien yang bergejala berat.

“Efisiensi keperluan oksigen yang biasanya diberikan 40 liter per menit, sekarang hanya 5 hingga 10 liter per menit,” bebernya.

Sementara itu, Direktur RS dr Doris Sylvanus Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, saat terjadi peningkatan kasus beberapa waktu lalu, keperluan oksigen di RSDS sekitar 80 tabung per hari. Namun apabila tidak mengalami peningkatan, maka hanya perlu 40 tabung per hari.

“Saat ini kami memerlukan enam ton oksigen cair per hari, kami memiliki dua tangki berukuran dua dan empat ton,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, RSDS memiliki tangki oksigen cair yang bisa menampung hingga 28 ton. Dengan demikian, persediaan oksigen bisa mencapai 5 hingga 7 hari.  “Dari jangka waktu itu pasokan oksigen cair harus segera diisi,” pungkasnya.

Terpisah, Direktur RSUD Kota Palangka dr Abram Sidi Winasis melalu Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) dr Hendra Panguntaun menyampaikan, setiap hari RSUD Kota Palangka Raya menggunakan 80 hingga 90 tabung oksigen.

Para pasien yang dirawat di RSUD Kota Palangka Raya dengan saturasi rata-rata di bawah 94 persen memiliki tingkat konsumsi oksigen yang bervariatif. Ada pasien yang menggunakan liter oksigen per menit. Ada pula yang butuh 15 liter per menit.

“Untuk pasien yang membutuhkan oksigen sebanyak tiga liter per menit, maka satu tabung oksigen cukup untuk 24 jam, sedangkan untuk yang butuh 15 liter per menit, satu tabung oksigen hanya bisa bertahan dua jam,” tutur Hendra saat dihubungi via sambungan telepon, kemarin.

Penggunaan oksigen, baik yang tiga liter per menit maupun 15 liter per menit, sesuai dengan kondisi saturasi oksigennya. Makin rendah saturasi oksigen dari pasien, maka makin tinggi kebutuhan oksigennya.

Disinggung soal stok tabung oksigen di RSUD Kota Palangka Raya, ia mengatakan, sampai sore ini (kemarin, red) ada 122 tabung oksigen yang siap digunakan. Suplai oksigen ke RSUD Kota pun dipastikan lancar, karena penyuplai mengirim dua kali dalam sehari, pada pagi dan sore hari. Oksigen yang diterima itu diisi kembali ke tabung-tabung oksigen yang telah kosong, sehingga bisa digunakan lagi untuk pasien yang memerlukan oksigen dan yang saturasinya di bawah 94 persen.

“Pemakaian oksigen ini ada yang langsung dari tabung oksigen ke pasien, ada juga yang dari jalur oksigen central lalu disalurkan kepada pasien, oksigen central adalah tempat utama digabungkannya beberapa tabung oksigen yang kemudian akan disalurkan kepada pasien,” pungkasnya. (abw/ahm/ce/ala)

Exit mobile version