SAMPIT – Sebanyak 100 orang guru ngaji di Kotim mendapatkan apresiasi istimewa dari Komunitas One Day One Juz (ODOJ). Mereka mendapatkan penghargaan yang diserahkan langsung oleh Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) HHalikinnor didampingi istri di rumah jabatan Bupati, Rabu (28/4).
Bupati dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya kerena adanya Komunitas ODOJ.“Semoga bisa membuat generasi-generasi Kabupaten Kotim lebih berahlakul karimah, karena dari Alquran-lah sebagai dasar untuk membimbing putra dan putri daerah ini menjadi anak yang sholeh dan sholehah,” ucapnya.
“Saya berharap nantinya akan ada guru ngaji untuk difokuskan di pelosok-pelosok, agar semua ilmu agama bisa dapat disalurkan kepada generasi kita yang berada di daerah pelosok tersebut khususnya yang beragama Islam,” harapnya.
Halikin juga mengatakan, pemerintah Kabupaten Kotim merencanakan mengalokasikan anggaran insentif bagi guru ngaji untuk membantu meringankan beban mereka memenuhi kebutuhan hidup. Saat ini tim anggaran masih menghitung berapa kebutuhan anggaran untuk merealisasikan rencana tersebut. Besarannya akan disesuaikan kemampuan keuangan daerah.
“InsyaAllah tahun depan untuk guru mengaji pemerintah daerah akan memberikan insentif bulanan. Seperti di desa dan kampung-kampung. Mereka perlu dibantu. Saya yakin mereka ikhlas mengajar mengaji, tapi kita tentu harus memperhatikan karena keluarga mereka juga butuh makan,” ujarnya
Mantan Sekda ini juga mengatakan untuk pendataannya, rencananya akan dilakukan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat. Data itu nantinya akan dikoordinasikan dengan Kementerian Agama agar tidak tumpang tindih dengan program serupa yang mungkin juga dijalankan instansi vertikal tersebut.
“Umat Islam di Kabupaten Kotim ini secara kuantitas sangat banyak, namun secara kualitas perlu terus didorong, maka perlu keterlibatan masyarakat, khususnya warga yang memiliki rezeki lebih untuk membantu para guru ngaji itu juga,” kata Halikin.
Dirinya juga mengatakan upaya tersebut memang tidak mudah, maka untuk itu harus dilakukan bersama-sama dengan menguatkan pemahaman hidup juga harus mempersiapkan kehidupan akhirat, pihaknya juga mendorong agar masyarakat yang mampu dapat membantu para guru ngaji yang mengajar dengan ikhlas dan tidak mematok bayaran.
“Didaerah kita banyak aja orang yang mampu, tetapi yang peduli dengan agama harus terus kita dorong. Bahkan mereka mampu membeli rokok tetapi menyumbang untuk guru ngaji ada yang nunggak, dan bahkah membayar kursus bahasa Inggris ada yang sanggup bayar sampai Rp1 juta sebulan. Tapi membayar guru mengaji mereka harus pikir-pikir,” tutupnya.(bah/ans/ko).