PALANGKA RAYA-Belum lama ini Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini menginstruksikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng agar segera mendirikan lumbung sosial di beberapa wilayah yang rentan terjadi bencana banjir. Risma memberikan waktu maksimal tujuh hari kepada pemprov untuk menyampaikan data pengajuan pendirian lumbung sosial. Namun, belum sampai satu minggu, data itu sudah rampung disiapkan dan sudah diserahkan pemprov ke pusat.
“Usulan sudah disampaikan ke Kementerian Sosial, tinggal menunggu proses di sana (Kemensos),” kata Plt Kepala Dinas Sosial di Kalteng Farid Wajdi, saat dikonfirmasi Kalteng Pos melalui pesan WhatsApp, Minggu (28/11).
Diungkapkannya empat daerah yang diajukan untuk didirikan lumbung sosial sesuai instruksi Kemensos. Mencakup Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur (Kotim) dan Pulang Pisau (Pulpis).
“Betul, ada empat kabupaten/kota yang akan didirikan lumbung sosial, terdiri dari 39 titik,” ucapnya.
Sementara itu, berkenan kondisi banjir yang terjadi di Kabupaten Barito Utara (Batara), Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batara Rizali Hadi mengatakan, saat ini daerah-daerah sepanjang aliran Sungai Barito tidak ada yang tergenang banjir, khususnya di perumahan. Yang tergenang banjir justru wilayah di anak Sungai Barito, yakni Sungai Teweh di daerah Kecamatan Teweh Baru.
“Jadi air dari Gunung Purei yang merupakan wilayah paling hulu itu turun ke wilayah Kecamatan Teweh Baru dan saat ini desa-desa di wilayah Kecamatan Teweh Baru tergenang banjir,” bebernya.
Meski demikian, belum ada laporan masuk soal masyarakat yang mengungsi. Rata-rata warga bertahan di rumah masing-masing.
“Biasanya banjir hanya menggenangi rumah warga beberapa hari saja, biasanya hanya dua hari kemudian surut,” tuturnya.
Saat ini daerah hulu sudah kering. Namun tidak dengan daerah hilir. Di DAS Barito, debit air saat ini mengalami kenaikan 10 sentimeter dibanding hari sebelumnya. Ada dua titik jalan yang tergenang, tapi bukan perumahan.
Banjir Surut, Pengungsi Pulang ke Rumah
Sementara itu, terkait banjir di Pulang Pisau (Pulpis), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pulpis Salahuddin mengatakan, dua wilayah yang sebelumnya sempat terendam banjir, Jabiren Raya dan Kahayan Tengah, kini sudah kering.
“Fokus kami saat ini yaitu membantu masyarakat melakukan pembersihan pada fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan lainnya,” kata Salahuddin, Minggu (28/11).
Di wilayah Tumbang Nusa dan sekitarnya, masih ada beberapa rumah warga yang masih tergenang. Pihaknya bersinergi dengan kepolisian, TNI, Balakar, Manggala Agni, dan lainnya melakukan pembersihan.
Sebanyak 22 kepala keluarga (KK) yang sebelumnya menempati posko banjir di Tumbang Nusa, kini sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Untuk wilayah selatan, curah hujan masih tinggi, sehingga masih ada rumah warga yang terendam. Namun volume air agak lambat, sehingga sudah mengering,” jelasnya lagi.
Pihaknya berharap persoalan banjir ini segera diatasi. Tidak sedikit pihak ketiga juga membantu, termasuk dari Pilang, Tumbang Nusa, dan Jabiren.
Berdasarkan prediksi BMKG, cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Januari tahun depan. Karena itu, yang dikhawatirkan adalah daerah Maliku, Pandih Batu, dan sekitarnya. Karena jika air laut pasang dan curah hujan tinggi, maka yang akan terkena dampak adalah tanaman di lahan pertanian warga.
“Sehingga sekarang fokus kami selain transisi pemulihan atas, juga melakukan patroli kesiapsiagaan di wilayah tersebut,” tuturnya.
Terpisah, Camat Jabiren Agustinuah menjelaskan, pihaknya sudah melaksanakan bakti sosial untuk pembersihan pascabanjir. Akses jalan sudah bisa dilewati kendaraan. Tak ada lagi genangan air di aspal jalan.
“Kami juga melakukan pembersihan di fasilitas-fasilitas umum, semoga saja tidak terjadi lagi banjir ke depan yang dapat merugikan masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, ada pembelajaran bagi masyarakat agar mengetahui area mana saja yang memiliki kedalaman saat terjadi banjir. Kontruksi bangunan juga bisa ditinggikan lantainya secara mandiri.
“Ini untuk mengubah pola pikir masyarakat, khususnya yang berada di pinggir sungai, khususnya di daerah Tanjung Pusaka seberang Taruna. Karena mereka berada di seberang sungai, maka konstruksi bangunan harus ditinggikan,” terangnya.
Selain itu, Camat Kahayan Tengah Siswo menerangkan bahwa lalu lintas di ruas jalan di Bukit Rawi sudah lancar kembali, walaupun masih ada genangan pada beberapa titik badan jalan yang rusak.
“Sekarang sudah kering dan sudah mulai ada perbaikan berupa penimbunan. Kami harap berjalan lancar, termasuk pengerjaan jembatan, sehingga bisa segera difungsikan,” pungkasnya. (abw/nue/ce/ala)