Site icon KaltengPos

Serangan Siber Meningkat Setiap Tahun

LAUNCHING : Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H Edy Pratowo, Wakapolda Kalteng Brigjen Pol Ida Oetari, Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian bersama unsur lainnya saat launching Tim Tanggap Insiden Siber Provinsi Kalteng di Bahalap Hotel, Jumat (22/10) lalu. (FOTO: EMANUEL LIU/KALTENG POS)

PALANGKA RAYA – Plt Kepala Dinas Kominfosantik Provinsi Kalimantan Tengah Agus Siswadi mengatakan, bahwa seiring perkembangan teknologi, maka serangan siber di Kalteng setiap tahun terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2019 terdapat serangan siber ke domain @kalteng.go.id data center Pemprov Kalteng yang dikelola oleh Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik berjumlah 18.787 kali dan puncak serangan terjadi pada tanggal 12 Desember 2019 dengan 9.095 kali serangan.

Sementara, pada tahun 2020, jumlah serangan naik drastis, mencapai 6.238.201 kali serangan, dan puncak serangan pada tanggal 15 desember 2020 dengan 506.737 kali serangan.

Pada tahun 2021 meningkat tajam. Belum setahun persisnya periode Januari sampai dengan 26 Agustus 2021 mencapai 10.224.154 kali serangan.

“Data tersebut baru data center Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang dikelola oleh Dinas Kominfo Persandian dan Statistik. Keadaan tersebut tentu sangat rawan, karena hampir 80 persen sistem elektronik dan aplikasi perangkat daerah sudah terintegrasi di data center yang berada di Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik,” kata Agus saat menyampaikan laporan pada launching Tim Tanggap Insiden Siber Provinsi Kalteng di Bahalap Hotel, Jumat (22/10) lalu yang dilaunching secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo bersama Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian.

Sehingga pembentukan tim tanggap insiden siber Provinsi Kalteng merupakan bagian tidak terpisahkan dari fungsi Badan Siber dan Sandi Negara melalui tim yang dibentuk di daerah. Tujuannya adalah meminimalisir insiden siber yang merupakan model kejahatan baru di dunia maya, di era digital saat ini.

Menurut Agus, tim tanggap insiden siber memiliki beberapa layanan diantaranya layanan reaktif yaitu memberikan peringatan, penanggulangan dan pemulihan insiden siber, penanganan kerawanan dan artifak. Selain itu layanan proaktif yaitu penilaian keamanan dan layanan manajemen kualitas keamanan, yaitu analisis risiko, edukasi dan pelatihan. (mmc/nue/ens)

Exit mobile version