Site icon KaltengPos

Ribuan Warga di Barsel dan Kapuas Terdampak Banjir, Pemerintah Bisa Apa?

Meluapnya Sei Kuatan yang menggelamkan juga menghanyutkan rumah warga Dusun Mamput dan Desa Barunang Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas, mulai berdampak desa yang ada di hilirnya.

PALANGKA RAYA-Dua kabupaten di Kalimantan Tengah (Kalteng), Barito Selatan dan Kapuas, dilanda bencana banjir akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

Menurut laporan Pusat Data dan Informasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng yang disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) Ahmad Toyib, ribuan warga terdampak bencana alam ini, dengan ratusan rumah terendam dan sejumlah fasilitas umum ikut terimbas.

Ia menyebut, di Kabupaten Barito Selatan banjir menerjang dua desa, yakni Desa Mahajandau dan Desa Sungai Jaya, dengan ketinggian air rata-rata mencapai 35 cm. Akibatnya, 825 kepala keluarga (KK) atau sekitar 2.661 jiwa terdampak. Selain itu, 7 fasilitas umum juga ikut terendam banjir.

Sementara itu, banjir yang lebih parah terjadi di Kabupaten Kapuas sejak 26 Januari 2025. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan debit air sungai meningkat, lalu meluap dan merendam permukiman warga, fasilitas umum, serta jalan raya.

“Laporan awal menyebut banjir pertama kali terdeteksi pada Minggu (26/1) sekitar pukul 06.00 WIB dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 250–300 cm. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Kapuas bersama TNI, Polri, aparat desa, kecamatan, dan perusahaan besar swasta (PBS) langsung melakukan kaji cepat di lokasi sehari kemudian,” katanya, Rabu (29/1).

Namun, pada Selasa (28/1) banjir meluas ke beberapa desa di Kecamatan Kapuas Tengah, termasuk Desa Bajuh, Karukus, Tapen, Pujon, dan Marapit. Ketinggian air di daerah yang baru terdampak bervariasi antara 50-120 cm, dan debit air terus mengalami peningkatan.

Data sementara tercatat 6.882 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Kapuas, 5 kepala keluarga (KK) mengungsi, sementara 1.707 unit rumah terendam air, dengan 14 rumah mengalami kerusakan. Selain itu, akses jalan di 33 titik lokasi pun turut terdampak.

Sebagai langkah penanganan, pemerintah daerah bersama BPBD telah melakukan koordinasi dengan pihak desa, kecamatan, serta unsur tripika dan PBS setempat.

Pendataan korban terus dilakukan, sementara bantuan darurat berupa makanan siap saji dan sembako mulai disalurkan kepada warga terdampak, terutama di Desa Barunang.

Selain itu, posko pengungsian telah didirikan di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Kecamatan Kapuas Tengah, sementara posko lain juga diaktifkan di GPU Ulek Rundung Bandera Gantung, Desa Pujon.

Perkembangan terkini per 28 Januari 2025, menunjukkan bahwa banjir di Desa Barunang mulai surut dengan penurunan sekitar 50 cm dari TMA awal 300 cm. Namun, di desa-desa lain yang baru terdampak, ketinggian air terus meningkat.

Adapun kebutuhan mendesak yang diperlukan masyarakat saat ini adalah makanan siap saji, sembako, selimut, kasur atau matras, obat-obatan, kebutuhan bayi dan balita, serta air bersih.(ovi/ce/ala)

Exit mobile version