Mayada Azzahra, Terbaik I Hifdzil Al-Qur’an Lima Juz dan Tilawah Putri
Nama Mayada Azzahra sudah tak asing lagi dalam gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadist (MTQH) tingkat Provinsi Kalteng. Kerap kali menjuarai perlombaan bergengsi ini. Pada gelaran edisi XXX, ia berhasil menjadi terbaik 1 cabang Hifdzil Al-Qur’an golongan lima juz dan tilawah putri. Dengan hasil ini, ia pantas mewakili Kalteng ke kancah nasional.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
PRESTASI membanggakan ditorehkan Mayada Azzahra pada MTQH XXX tingkat Provinsi Kalteng. Namanya termasuk terbaik I pada ajang yang memperlombakan sembilan cabang tersebut. Mahasiswi yang sedang menempuh studi Al-Qur’an dan Ilmu Tafsir di IAIN Palangka Raya ini berhasil meraih juara pertama cabang Hifdzil Al-Qur’an golongan lima juz dan tilawah putri.
Perempuan yang akrab disapa Mayada itu mengaku persiapannya mengikuti MTQH XXX sangat matang. Tiap hari ia terus berlatih seni membaca Al-Qur’an. Kegigihannya itu berbuah manis. Mayada berhasil meraih trofi terbaik I cabang lomba Hifdzil Al-Qur’an. Hasil ini mengantarkannya mewakili Kalteng mengikuti MTQH tingkat nasional.
“Kalau untuk persiapan diri sih, saya tiap harinya selalu berlatih minimal satu kali untuk mengembangkan bakat yang sudah saya miliki. Latihan itu sudah biasa saya lakukan sejak jauh-jauh hari, bukan hanya saat menjelang perlombaan. Kalau kemarin sebelum lomba memang ada bimbingan dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kota Palangka Raya, kami diberi pembinaan selama dua minggu,” ujarnya.
Mayada memang punya hobi membaca Al-Qur’an, khususnya dalam bertilawah (seni membaca Al-Qur’an dengan baik dan indah). Dia mengaku, kecintaannya pada bidang ini dipengaruhi oleh kakeknya yang juga merupakan seorang seniman baca Qur’an tilawah.
“Sejak SD sudah menyukai seni membaca Al-Qur’an. Kalau dari pengaruh lingkungan sih enggak kak. Memang ada keluarga yang bisa bertilawah dan juga ada keturunan dari kakek bisa ngaji, tapi kalau ayah dan ibu saya enggak terlalu bisa bertilawah, jadi saya bisa bertilawah karena diturunkan dari kakek,” ujarnya.
Perempuan berusia 19 tahun itu menyukai seni membaca Al-Qur’an karena termotivasi untuk meningkatkan semangat dalam mencintai Al-Qur’an. Ia juga punya misi menyiarkan agama Islam melalui seni membaca Al-Qur’an, sebagaimana yang dilakukan kakeknya dahulu.
“Selain diberi kesempatan untuk bisa menghafal Al-Qur’an, berkah yang didapat pun, alhamdulillah luar biasa. Selain mewarisi seni baca Al-Qur’an tilawah dari kakek, melalui tilawah saya berharap bisa ikut andil dalam menyiarkan agama Islam, sebagaimana perjuangan kakek saat beliau berjaya dalam bertilawah di masanya,” kata Mayada.
Buah hati pasangan H Ismail Marzuki dan Mariyah ini memang sudah sering mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) sebelum tembus ke tingkat nasional tahun ini. Pertama kali tahun 2014, saat duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kala itu ia mengikuti lomba tartil. “Sudah ikut MTQ sejak 2014, waktu itu kelas empat SD, dan saat itu ikut golongan tartil,” kenangnya.
Sejak saat itulah Mayada mulai sering mengikuti ajang MTQ. Dia juga menceritakan tentang cabang-cabang lomba yang bisa diikutinya di MTQ. Bahkan sering berpindah cabang lomba menyesuaikan syarat batasan umur.
“Aku ikut MTQ sudah dari SD sampai sekarang ini, karena setiap golongan di MTQ itu punya batasan umur, jadi aku pindah-pindah, dari tartil, tahfiz 1 juz dan tilawah, sampai tahfiz 5 juz dan tilawah,” bebernya.
Anak pertama dari dua bersaudara itu mengaku sempat istirahat dari dunia seni baca Al-Qur’an selama pandemi. “Ikut MTQ dari tahun 2014, tapi sempat vakum dua tahun akibat pandemi yakni tahun 2020 dan 2021,” tuturnya.
Pada gelaran MTQ sebelum pandemi, perempuan yang berulang tahun tiap 6 Januari itu sudah sering tembus ke tingkat nasional dalam bidang yang sama, yaitu seni membaca Al-Qur’an. MTQ tingkat nasional yang akan digelar di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun ini merupakan penampilan kelimanya, setelah sebelumnya pernah mewakili Kalteng pada MTQ di beberapa provinsi.
“Kalau tahun kemarin saya enggak ikut, Kalimantan Tengah tidak mengadakan MTQ tingkat provinsi akibat pandemi, karena Kalimantan Tengah hanya mengutus peraih juara I tahun-tahun sebelumnya untuk mengikuti MTQ nasional di Maluku dan Padang. Nah kalau sebelum pandemic, alhamdulillah saya mengikuti sampai tingkat nasional, yakni di Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Batam (Provinsi Kepulauan Riau), dengan bidang yang sama yakni seni membaca Al-Qur’an,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)