Site icon KaltengPos

Lestarikan Seni dan Budaya lewat Tari Kreasi Daerah

MEMUKAU: Penampilan grup tari kreasi daerah pada Festival Tambun Bungai di Stadion Sanaman Mantikei, Palangka Raya, Kamis malam (16/3/2023). FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

Festival Tambun Bungai 2023 berlangsung semarak. Event yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng ini digelar tanggal 15-19 Maret. Dalam Kegiatan ini ditampilkan berbagai lomba kesenian dan budaya hingga bazar UMKM dan ekonomi kreatif.  

 IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

FESTIVAL Tambun Bungai menyedot perhatian khalayak di Kota Cantik Palangka Raya. Salah satu yang digelar dalam event kebudayaan ini adalah lomba tari kreasi daerah. Peserta yang ikut ambil bagian pada kegiatan ini berjumlah 16 grup tari. Tiap peserta secara totalitas menyuguhkan penampilan terbaik, hingga membuat para penonton terpukau.

“Lomba tari kreasi daerah ini bertujuan untuk mengangkat keberagaman seni tari daerah Kalimantan Tengah dalam upaya melestarikan seni dan budaya daerah, sekaligus media edukasi dan atraksi budaya daerah,” ucap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Tengah (Kalteng) yang diwakilkan oleh Kepala Bidang Kesenian, Tradisi, Warisan Budaya Susi Asti dalam sambutannya, Kamis (16/2).

Melalui perlombaan yang terbuka untuk umum ini, baik dari sanggar, kelompok, ataupun siswa SMA/SMK sederajat, diharapkan bakat dan kreativitas generasi muda para peserta lomba makin terasah.

Salah satu peserta dari perwakilan grup penari, M Zulfa Saputra, mengaku bangga bisa mengikuti perlombaan ini. Menurutnya, melalui perlombaan tari kreasi daerah ini sanggar-sanggar tari yang ikut bisa memperlihatkan kreativitas.

“Saya senang bisa ikut dalam lomba tari kali ini, kami dari sanggar bisa menampilkan hasil kreativitas kami, ajang ini juga menjadi wadah unjuk bakat para pencinta seni tari,” ucapnya.

Dikatakan Zulfa, penampilan kali ini grupnya membawakan tari pesisir asal Kalimantan Tengah yang dinamai Lukah Penyambung Belum.

“Tari Lukah Penyambung Belum ini mengisahkan bagaimana masyarakat pesisir menggunakan alat lukah untuk menangkap ikan, hasil tangkapan itu digunakan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ungkap Zulfa. (*/ce/ala)

Exit mobile version