Minggu, Oktober 6, 2024
29.3 C
Palangkaraya

Sebuah PAUD dengan Lebih dari 3.000 Anak Didik, Lintas Kota dan Negara

Konsep mereka adalah memerdekakan anak didik untuk belajar. Pembelajaran pun dilakukan lewat beragam cara.

M. HILMI SETIAWAN, Kota Bogor

PENDAFTARAN baru dibuka pada April lalu. Namun, Sekolah PAUD Gratis sudah mampu menjaring 3.050 peserta, lintas kota dan negara. Ada yang dari Aceh nun di barat Indonesia sampai Maluku di bagian timur yang bersekolah di PAUD (pendidikan anak usia dini) dalam naungan Sekolah Murid Merdeka (SMM) itu. Ada yang bermukim di Hongkong, Jepang, Oman, Australia, dan Amerika Serikat karena orang tua mereka adalah para WNI (warga negara Indonesia) yang sedang bekerja dan berdomisili di sana.

”PAUD dengan jumlah peserta didik terbanyak di Indonesia? Bisa jadi,” jawab Koordinator PAUD SMM Yason Pranata ketika ditemui Jawa Pos di kantor PAUD Gratis SMM di Kota Bogor, dua pekan lalu.

Baca Juga :  Terpapar Covid-19, Bayi 8 Bulan Meninggal

Sekolah ini sepenuhnya gratis dan sepenuhnya daring (online). Konsep awalnya disusun pada 2019 dengan format pembelajaran yang menerapkan blended learning. ”Sebuah konsep yang mengintegrasikan pembelajaran daring (dalam jaringan/online, red) dengan luring (luar jaringan/tatap muka),” kata Yason.

Pada Juli 2020, PAUD di bawah naungan SMM mulai beroperasi. Pada tahap awal itu, layanan PAUD yang dibuka masih masuk kategori reguler atau berbayar. Pada tahap awal, jumlah pendaftar mencapai 70 orang. Kemudian, pada Desember 2020, jumlahnya naik menjadi 150 orang. Puncaknya, pada Juni ini, jumlah peserta didik PAUD SMM melonjak menjadi 1.440 orang.

Di tengah perjalanan tersebut, Najelaa Shihab sebagai pendiri SMM menginisiatori pendirian PAUD Gratis. Jadi, di bawah bendera SMM, ada dua PAUD; PAUD reguler yang berbayar Rp200 ribu per bulan dan PAUD Gratis yang pro bono alias cuma-cuma sesuai dengan namanya.

Baca Juga :  Jadi Korban Tabrak Lari, Pengendara Tewas di Tempat

Saat konsep mereka kali pertama dikenalkan, banyak yang belum paham. Maklum, ketika itu hampir semua sekolah di semua tingkatan menerapkan pembelajaran tatap muka. Sampai kemudian, pandemi datang per Maret tahun lalu. Sesuai dengan nama lembaganya, mereka ingin memerdekakan anak didik untuk belajar. Karena itu, pembelajaran dilakukan dengan banyak cara. Misalnya, peserta didik menonton video edukasi. Ada juga interaksi dengan guru. Rata-rata interaksi dengan guru dilakukan dua kali dalam sepekan. Melalui media Zoom. Video interaksi ini direkam.

Ternyata lambat laun video rekaman pembelajaran cukup banyak. Sampai akhirnya muncul gagasan untuk membuka PAUD Gratis. Diharapkan lebih banyak peserta yang bisa menikmati pembelajaran berkualitas.

”Tidak perlu ke Jakarta atau kota-kota besar untuk menggali ilmu dari guru-guru berkualitas,” ujarnya.

Konsep mereka adalah memerdekakan anak didik untuk belajar. Pembelajaran pun dilakukan lewat beragam cara.

M. HILMI SETIAWAN, Kota Bogor

PENDAFTARAN baru dibuka pada April lalu. Namun, Sekolah PAUD Gratis sudah mampu menjaring 3.050 peserta, lintas kota dan negara. Ada yang dari Aceh nun di barat Indonesia sampai Maluku di bagian timur yang bersekolah di PAUD (pendidikan anak usia dini) dalam naungan Sekolah Murid Merdeka (SMM) itu. Ada yang bermukim di Hongkong, Jepang, Oman, Australia, dan Amerika Serikat karena orang tua mereka adalah para WNI (warga negara Indonesia) yang sedang bekerja dan berdomisili di sana.

”PAUD dengan jumlah peserta didik terbanyak di Indonesia? Bisa jadi,” jawab Koordinator PAUD SMM Yason Pranata ketika ditemui Jawa Pos di kantor PAUD Gratis SMM di Kota Bogor, dua pekan lalu.

Baca Juga :  Terpapar Covid-19, Bayi 8 Bulan Meninggal

Sekolah ini sepenuhnya gratis dan sepenuhnya daring (online). Konsep awalnya disusun pada 2019 dengan format pembelajaran yang menerapkan blended learning. ”Sebuah konsep yang mengintegrasikan pembelajaran daring (dalam jaringan/online, red) dengan luring (luar jaringan/tatap muka),” kata Yason.

Pada Juli 2020, PAUD di bawah naungan SMM mulai beroperasi. Pada tahap awal itu, layanan PAUD yang dibuka masih masuk kategori reguler atau berbayar. Pada tahap awal, jumlah pendaftar mencapai 70 orang. Kemudian, pada Desember 2020, jumlahnya naik menjadi 150 orang. Puncaknya, pada Juni ini, jumlah peserta didik PAUD SMM melonjak menjadi 1.440 orang.

Di tengah perjalanan tersebut, Najelaa Shihab sebagai pendiri SMM menginisiatori pendirian PAUD Gratis. Jadi, di bawah bendera SMM, ada dua PAUD; PAUD reguler yang berbayar Rp200 ribu per bulan dan PAUD Gratis yang pro bono alias cuma-cuma sesuai dengan namanya.

Baca Juga :  Jadi Korban Tabrak Lari, Pengendara Tewas di Tempat

Saat konsep mereka kali pertama dikenalkan, banyak yang belum paham. Maklum, ketika itu hampir semua sekolah di semua tingkatan menerapkan pembelajaran tatap muka. Sampai kemudian, pandemi datang per Maret tahun lalu. Sesuai dengan nama lembaganya, mereka ingin memerdekakan anak didik untuk belajar. Karena itu, pembelajaran dilakukan dengan banyak cara. Misalnya, peserta didik menonton video edukasi. Ada juga interaksi dengan guru. Rata-rata interaksi dengan guru dilakukan dua kali dalam sepekan. Melalui media Zoom. Video interaksi ini direkam.

Ternyata lambat laun video rekaman pembelajaran cukup banyak. Sampai akhirnya muncul gagasan untuk membuka PAUD Gratis. Diharapkan lebih banyak peserta yang bisa menikmati pembelajaran berkualitas.

”Tidak perlu ke Jakarta atau kota-kota besar untuk menggali ilmu dari guru-guru berkualitas,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/