Rabu, November 27, 2024
27.2 C
Palangkaraya

Budayakan Bercocok Tanam

KUALA KURUN – Anggota DPRD Gunung Mas (Gumas) Rayaniatie Djangkan meminta masyarakat meninggalkan budaya petik dan beralih ke budaya tanam.

”Budaya petik dicirikan warga yang berharap kebutuhan sayur dan buah dari luar daerah. Sedangkan budaya tanam merupakan perilaku memanfaatkan lahan dan pekarangan rumah untuk ditanami sayur dan buah,” ucap Raya, Rabu (20/1).

Dia menginginkan budaya tanam itu mengakar di seluruh warga. Keberadaan lahan dan pekarangan rumah, harus dimanfaatkan untuk menanam sayur dan buah-buahan, bahkan untuk usaha perikanan dan peternakan. Dengan begitu, ketergantungan akan sayur dan buah-buahan dari luar daerah bisa dikurangi.

”Tentunya kami berharap terjadi perubahan di seluruh warga, yang awalnya bergantung pada budaya petik, kini beralih ke budaya tanam,” tutur Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Baca Juga :  Dewan Berharap Penerimaan Beasiswa Tepat Sasaran

Dia mengakui, warga harus memiliki keinginan yang kuat untuk meninggalkan budaya petik dan menumbuhkembangkan budaya tanam. Dengan demikian, kebutuhan sayuran dan buah-buahan akan dapat terpenuhi, tanpa sepenuhnya berharap pasokan dari luar daerah.

”Budaya tanam tidak hanya berbicara mengenai kecukupan masyarakat untuk kebutuhan sayur dan buah-buahan saja, akan tetapi berbicara juga mengenai peningkatan pendapatan masyarakat,” ujar Legislator dari daerah pemilihan (dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini.

Dia mendorong Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) terkait, mendukung penguatan budaya tanam, melalui program dan kegiatan yang akan dilakukan pada 2021 ini. Dengan demikian, penguatan budaya tanam akan bisa terwujud.

”Apabila nantinya hasil dari tanam itu dijual, otomatis akan memberi efek bagi penambahan pendapatan keuangan warga, sehingga akan dapat meningkatkan mereka,” pungkasnya.(okt/pk)

Baca Juga :  Untung Jaya Minta PU Mengawasi Ketat Proyek Multiyears

KUALA KURUN – Anggota DPRD Gunung Mas (Gumas) Rayaniatie Djangkan meminta masyarakat meninggalkan budaya petik dan beralih ke budaya tanam.

”Budaya petik dicirikan warga yang berharap kebutuhan sayur dan buah dari luar daerah. Sedangkan budaya tanam merupakan perilaku memanfaatkan lahan dan pekarangan rumah untuk ditanami sayur dan buah,” ucap Raya, Rabu (20/1).

Dia menginginkan budaya tanam itu mengakar di seluruh warga. Keberadaan lahan dan pekarangan rumah, harus dimanfaatkan untuk menanam sayur dan buah-buahan, bahkan untuk usaha perikanan dan peternakan. Dengan begitu, ketergantungan akan sayur dan buah-buahan dari luar daerah bisa dikurangi.

”Tentunya kami berharap terjadi perubahan di seluruh warga, yang awalnya bergantung pada budaya petik, kini beralih ke budaya tanam,” tutur Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Baca Juga :  Dewan Berharap Penerimaan Beasiswa Tepat Sasaran

Dia mengakui, warga harus memiliki keinginan yang kuat untuk meninggalkan budaya petik dan menumbuhkembangkan budaya tanam. Dengan demikian, kebutuhan sayuran dan buah-buahan akan dapat terpenuhi, tanpa sepenuhnya berharap pasokan dari luar daerah.

”Budaya tanam tidak hanya berbicara mengenai kecukupan masyarakat untuk kebutuhan sayur dan buah-buahan saja, akan tetapi berbicara juga mengenai peningkatan pendapatan masyarakat,” ujar Legislator dari daerah pemilihan (dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini.

Dia mendorong Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) terkait, mendukung penguatan budaya tanam, melalui program dan kegiatan yang akan dilakukan pada 2021 ini. Dengan demikian, penguatan budaya tanam akan bisa terwujud.

”Apabila nantinya hasil dari tanam itu dijual, otomatis akan memberi efek bagi penambahan pendapatan keuangan warga, sehingga akan dapat meningkatkan mereka,” pungkasnya.(okt/pk)

Baca Juga :  Untung Jaya Minta PU Mengawasi Ketat Proyek Multiyears

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/