Jumat, Juni 20, 2025
23.7 C
Palangkaraya

Dispursip Kalteng Gencarkan Pelestarian Naskah Kuno Daerah

PALANGKA RAYA — Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispursip) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mendorong pelestarian naskah kuno sebagai bagian dari upaya menyelamatkan warisan budaya bangsa.

Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Pelestarian Naskah Kuno yang digelar di Aula BPSDM Provinsi Kalteng, Kamis (19/6/2025), diikuti oleh 46 peserta dari perangkat daerah se-Kalteng.

Mewakili Kepala Dispursip Kalteng, Adiah Chandra Sari, SH., MH., Pustakawan Ahli Utama, Guntur Talajan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kesadaran kolektif dalam menjaga naskah-naskah kuno yang memiliki nilai historis, budaya, dan keilmuan tinggi.

“Kita tahu bahwa banyak informasi penting dari naskah kuno yang nyaris hilang, rusak, atau bahkan diperjualbelikan. Padahal di dalamnya terkandung sejarah adat, sastra, pengobatan tradisional, hingga hukum dan pemerintahan,” ujar Guntur saat membacakan sambutan.

Ia menegaskan bahwa beberapa informasi awal terkait keberadaan naskah kuno telah ditemukan di sejumlah wilayah Kalimantan Tengah.  Di antaranya berupa tulisan tangan kitab suci, hadist, dan hukum syariat di Kabupaten Kotawaringin Barat, serta rajah dan mantra di atas daun lontar di wilayah Kotawaringin Timur.

Baca Juga :  Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2024 Naik

Selain itu, terdapat juga catatan sejarah misi Zending Basel di Kabupaten Kapuas, serta kisah lokal seperti Betang Tumbang Anoi yang menyimpan nilai budaya tinggi. “Sebagian naskah ini ditulis di media yang tidak biasa, seperti kayu, batu, belanga, hingga kertas tradisional.

Bahkan ada yang menggunakan bahasa dan tulisan yang sudah sulit dikenali. Ini menjadi pekerjaan bersama kita untuk mendata dan melestarikannya,” katanya. Pihaknya mengajak seluruh jajaran perpustakaan di Kalteng bersama instansi terkait, tokoh adat, lembaga kedamangan, serta masyarakat untuk aktif melaporkan atau menyerahkan temuan naskah kuno kepada dinas perpustakaan setempat.

“Jika ada masyarakat yang memiliki atau menemukan naskah kuno, harap disimpan dengan baik dan dilaporkan ke perpustakaan provinsi atau kabupaten/kota. Bisa juga melalui damang, mantir, camat, atau kepala desa,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Dispursip Kalteng juga meminta dukungan teknis dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, terutama melalui Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, untuk mendampingi proses pelestarian dan dokumentasi naskah kuno di daerah.

Baca Juga :  Siswa MAN Kota Raih Gelar Juara

Sebagai narasumber, hadir perwakilan dari Perpustakaan Nasional RI, I Wayan Pande Sumardika, yang memaparkan metode identifikasi dan pelestarian naskah-naskah kuno di daerah, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan program ini.

Guntur juga menitipkan pesan khusus kepada generasi muda agar tidak melupakan akar budaya bangsa. Ia mendorong pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk mengunjungi perpustakaan dan mengenal lebih jauh isi naskah kuno yang menjadi sumber identitas budaya.

“Generasi muda perlu rajin membaca, mengenal budaya, dan memberi apresiasi terhadap sejarah lokal. Naskah kuno adalah salah satu bukti nyata kekayaan intelektual dan kearifan lokal yang tak ternilai,” tutupnya.

Kegiatan ini menjadi titik awal percepatan pengelolaan naskah kuno secara sistematis di Bumi Tambun Bungai, agar warisan tersebut tidak hanya tersimpan aman, tetapi juga dapat dipublikasikan kembali untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan kebudayaan. (ovi/sos/b5)

PALANGKA RAYA — Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispursip) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mendorong pelestarian naskah kuno sebagai bagian dari upaya menyelamatkan warisan budaya bangsa.

Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Pelestarian Naskah Kuno yang digelar di Aula BPSDM Provinsi Kalteng, Kamis (19/6/2025), diikuti oleh 46 peserta dari perangkat daerah se-Kalteng.

Mewakili Kepala Dispursip Kalteng, Adiah Chandra Sari, SH., MH., Pustakawan Ahli Utama, Guntur Talajan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kesadaran kolektif dalam menjaga naskah-naskah kuno yang memiliki nilai historis, budaya, dan keilmuan tinggi.

“Kita tahu bahwa banyak informasi penting dari naskah kuno yang nyaris hilang, rusak, atau bahkan diperjualbelikan. Padahal di dalamnya terkandung sejarah adat, sastra, pengobatan tradisional, hingga hukum dan pemerintahan,” ujar Guntur saat membacakan sambutan.

Ia menegaskan bahwa beberapa informasi awal terkait keberadaan naskah kuno telah ditemukan di sejumlah wilayah Kalimantan Tengah.  Di antaranya berupa tulisan tangan kitab suci, hadist, dan hukum syariat di Kabupaten Kotawaringin Barat, serta rajah dan mantra di atas daun lontar di wilayah Kotawaringin Timur.

Baca Juga :  Indeks Kepuasan Jemaah Haji 2024 Naik

Selain itu, terdapat juga catatan sejarah misi Zending Basel di Kabupaten Kapuas, serta kisah lokal seperti Betang Tumbang Anoi yang menyimpan nilai budaya tinggi. “Sebagian naskah ini ditulis di media yang tidak biasa, seperti kayu, batu, belanga, hingga kertas tradisional.

Bahkan ada yang menggunakan bahasa dan tulisan yang sudah sulit dikenali. Ini menjadi pekerjaan bersama kita untuk mendata dan melestarikannya,” katanya. Pihaknya mengajak seluruh jajaran perpustakaan di Kalteng bersama instansi terkait, tokoh adat, lembaga kedamangan, serta masyarakat untuk aktif melaporkan atau menyerahkan temuan naskah kuno kepada dinas perpustakaan setempat.

“Jika ada masyarakat yang memiliki atau menemukan naskah kuno, harap disimpan dengan baik dan dilaporkan ke perpustakaan provinsi atau kabupaten/kota. Bisa juga melalui damang, mantir, camat, atau kepala desa,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Dispursip Kalteng juga meminta dukungan teknis dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, terutama melalui Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, untuk mendampingi proses pelestarian dan dokumentasi naskah kuno di daerah.

Baca Juga :  Siswa MAN Kota Raih Gelar Juara

Sebagai narasumber, hadir perwakilan dari Perpustakaan Nasional RI, I Wayan Pande Sumardika, yang memaparkan metode identifikasi dan pelestarian naskah-naskah kuno di daerah, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan program ini.

Guntur juga menitipkan pesan khusus kepada generasi muda agar tidak melupakan akar budaya bangsa. Ia mendorong pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk mengunjungi perpustakaan dan mengenal lebih jauh isi naskah kuno yang menjadi sumber identitas budaya.

“Generasi muda perlu rajin membaca, mengenal budaya, dan memberi apresiasi terhadap sejarah lokal. Naskah kuno adalah salah satu bukti nyata kekayaan intelektual dan kearifan lokal yang tak ternilai,” tutupnya.

Kegiatan ini menjadi titik awal percepatan pengelolaan naskah kuno secara sistematis di Bumi Tambun Bungai, agar warisan tersebut tidak hanya tersimpan aman, tetapi juga dapat dipublikasikan kembali untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan kebudayaan. (ovi/sos/b5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/