SERANGAN militer Israel kembali memakan korban jiwa dari kalangan tenaga medis. Kali ini, rumah dari Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Marwan Al-Sultan, menjadi sasaran.
Akibat serangan tersebut, Dr. Marwan beserta beberapa anggota keluarganya dilaporkan meninggal dunia.
Kabar duka ini turut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus Ketua Partai Gelora, Anis Matta, melalui akun Instagram pribadinya.
“Kita semua berduka atas wafatnya Dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, bersama keluarganya hari ini,” tulis Anis, Rabu (2/7/2025), mengutip metrotv.com.
Anis Matta menegaskan, Dr. Marwan beserta keluarganya adalah simbol keteguhan dan perjuangan kemanusiaan di jalur Gaza. “Mereka bertahan hingga titik darah penghabisan di tempat perjuangan yang berkali-kali dibom dan dihancurkan,” ujarnya.
Ia juga mendoakan agar Dr. Marwan dan keluarganya mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Semoga Allah mencatat pahala dan kesyahidan mereka. Dan kita yang ditinggalkan, terus terinspirasi untuk melanjutkan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina,” lanjut Anis.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza membenarkan bahwa Dr. Marwan menjadi martir setelah pasukan Israel secara sengaja menargetkan rumahnya di Kota Gaza.
Dikenal sebagai sosok vokal dalam memperjuangkan perlindungan warga sipil dan akses layanan kesehatan di Gaza utara, Dr. Marwan kerap menyuarakan kondisi darurat kemanusiaan di wilayah tersebut, terutama selama serangan militer Israel yang semakin intensif.
Pada Oktober 2024 lalu, Dr. Marwan sempat angkat bicara mengenai serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia.
Saat itu, ia menegaskan betapa gentingnya situasi dan mendesak perlindungan bagi tenaga medis, pasien, serta fasilitas kesehatan.
Perang yang terus berlangsung di Gaza memperlihatkan pola serangan sistematis terhadap dokter, staf medis, dan fasilitas kesehatan.
Aksi-aksi ini bukan hanya merenggut nyawa para profesional medis, tetapi juga melumpuhkan sistem layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan warga sipil.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Juni 2024 mencatat sebanyak 464 fasilitas medis di Gaza telah diserang, dan 727 tenaga kesehatan kehilangan nyawa dalam konflik yang brutal tersebut. (net/abw)