Dari hasil konten keseharian seorang ibu berhasil peroleh pendapatan tambahan dari dunia maya. Virzha Rini yang selalu ada saja ide kreatifnya untuk mengisi konten di Facebooknya.
FITRI SHAFA KAMILA, Palangka Raya
MENJADI pedagang di Pasar Kahayan sudah digeluti oleh Virzha Rini selama 20 tahun lamanya. Mulai dari pasar kahayan masih dalam bentuk bangunan kayu pada dulu kala hingga bertransformasi menjadi bangunan besar, luas dan dilapisi lantai keramik.
Perempuan paruh baya yang akrab disapa Rini ini mengisahkan sedikit pasang surut dirinya sebagai seorang pedagang bumbu di pasar hingga keputusannya untuk mulai jadi seorang konten kreator digital di media platform facebook.
“Awalnya ya berjualan saja seperti biasa, sambil menunggu pembeli melihat Facebook ramai dengan konten orang yang mengabadikan keseharian dapat uang,” ujarnya kepada wartawan Kalteng Pos, Rabu (2/7).
Dari sana ia berkeinginan untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Sebelumnya ia hanya berjualan seperti pedagang di pasar pada umumnya yang menjajakan jualannya kepada para pembeli. Penghasilan yang didapatkannya juga normal namun ia merasa jika orang yang ada di media sosial saja bisa membuat video tentang kehidupan hari-harinya menghasilkan mengapa dirinya tak ikut mencoba hal yang serupa.
Pada akhirnya ia memutuskan untuk memulai jadi seorang konten kreator jalan dua tahun kurang. Selama ia ngonten tidak sendirian, bersama dengan teman pedagang lain ia kerap memasukkan video bersama kemudian di unggah ke akun Facebook pribadi miliknya. Setelah menggeluti sekian waktu, konten miliknya membuahkan hasil dan mendapatkan monetisasi dari aplikasi Facebook, sehingga ia dapat penghasilan tambahan dari jerih payahnya membuat konten.
“Apapun saya video dan dibuat konten cuma fokus utamanya itu ke rutinitas harian di rumah seperti masak, bersih rumah, dan lain sebagainya,” tuturnya.
Ia mengaku memang masih tergolong baru jadi seorang konten kreator tapi sejak tiga bulan ia sudah berhasil mendapatkan feedback dari kontennya tersebut melihat dari viewnya mencapai 50 ribu orang yang menonton. Walaupun bisa dikatakan nominalnya belum terlalu besar. Akan tetapi hal tersebut membangkitkan semangatnya untuk semakin giat dalam membuat konten.
“Waktu gaji pertama monetisasi itu dapat sekitar Rp.500 ribu dan terus bertambah hingga gaji terakhir hampir mencapai Rp2 juta,” sebutnya.
Rini menceritakan beberapa konten miliknya mulai ramai sejak dirinya mengajak pedagang pasar lain ikut bergabung dalam kontennya di satu video hingga menuai banyak komentar dari netizen, sejak saat itu penayangan konten di Facebook miliknya kian ramai dan naik pengikutnya. “Dari gaya Rudi ini orangnya asyik dan ramah, jadi para netizen seneng liat dia,” ungkapnya.
Ide kreatif yang Rini miliki selalu ada saja dan tak pernah habis, ia selalu berupaya memikirkan bagaimana caranya agar bisa menarik perhatian para netizen untuk melihat tayangan konten miliknya.
Sementara itu, perkembangan ramainya dagangannya di pasar tergolong masih normal dan terbantukan dengan media online yang secara tidak langsung juga turut menjadi branding dirinya sebagai seorang pedagang digital. Para masyarakat semakin banyak mengetahui toko miliknya dan warga di sekitar Palangka Raya yang ingin membeli dagangan miliknya bisa langsung menuju ke pasar untuk bertemu dan
Bercengkerama dengan Rini.
Ia meyakini dengan konsistensi yang dijaganya dalam membuat konten serta memperhatikan kualitas dari kontennya pasti suatu hari nanti, penghasilannya akan bertambah dan membuat akun miliknya dikenal oleh lebih banyak masyarakat bukan saja di sekitaran Palangka Raya tapi hingga keluar daerah. (*/ala)