Rabu, Juli 9, 2025
25.1 C
Palangkaraya

Heboh! Pesan Berantai Dampak Fenomena Aphelion Juli 2025, Bikin Panik Warga

SAMPIT-Sebuah pesan berantai yang beredar melalui aplikasi WhatsApp membuat resah masyarakat. Pesan tersebut menyebutkan bahwa mulai besok pukul 05.27, bumi akan memasuki fenomena aphelion, di mana jaraknya menjadi sangat jauh dari matahari.

Dalam narasi pesan itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena disebut-sebut akan terjadi suhu dingin ekstrem hingga menyebabkan flu, batuk, hingga sesak napas.

Pesan itu bahkan menyebutkan bahwa jarak bumi ke matahari akan menjadi 152 juta kilometer atau 66 persen lebih jauh, sehingga suhu bumi diklaim akan turun drastis.

Tidak hanya itu, pesan tersebut juga mengaitkan fenomena ini dengan potensi kemunculan varian baru virus corona, dan meminta agar masyarakat tidak mudah dibodohi.

Baca Juga :  Bulan Depan, Kalteng Dilanda Kemarau

Menanggapi informasi tersebut, Prakirawan stasion BMKG Haji Asan Sampit, Rizaldo Raditya menegaskan bahwa fenomena aphelion memang biasa terjadi, sekitar awal Juli.

Namun, masyarakat diimbau untuk tidak panik, sebab fenomena ini tidak membawa pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca harian.

“Fenomena aphelion terjadi pada awal Juli. Saat kondisi aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Tetapi kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada kondisi atmosfer dan cuaca di permukaan bumi,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Senin (7/7/2025).

Ia menambahkan, aphelion bukanlah fenomena luar biasa yang patut dikhawatirkan secara berlebihan. Menurut Rizaldo, suhu di Indonesia lebih dipengaruhi oleh faktor lain, seperti angin monsun dan dinamika atmosfer regional, bukan jarak bumi ke matahari semata.

Baca Juga :  Sidang Korupsi Tambang Digelar, Satu Nama Eks Bupati di Kalteng Terseret

“Untuk fenomena aphelion sendiri tidak terikat pada durasi waktu spesifik dan biasanya hanya dalam waktu yang singkat. Jadi, tidak berpengaruh terhadap pembentukan cuaca,” tegasnya.

BMKG pun mengimbau masyarakat agar selalu mengecek informasi cuaca dan fenomena astronomi dari sumber resmi, bukan dari pesan berantai yang belum jelas kebenarannya. Menjaga kesehatan memang penting, namun tidak perlu dikaitkan dengan isu-isu yang tidak berdasar. (mif)

SAMPIT-Sebuah pesan berantai yang beredar melalui aplikasi WhatsApp membuat resah masyarakat. Pesan tersebut menyebutkan bahwa mulai besok pukul 05.27, bumi akan memasuki fenomena aphelion, di mana jaraknya menjadi sangat jauh dari matahari.

Dalam narasi pesan itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena disebut-sebut akan terjadi suhu dingin ekstrem hingga menyebabkan flu, batuk, hingga sesak napas.

Pesan itu bahkan menyebutkan bahwa jarak bumi ke matahari akan menjadi 152 juta kilometer atau 66 persen lebih jauh, sehingga suhu bumi diklaim akan turun drastis.

Tidak hanya itu, pesan tersebut juga mengaitkan fenomena ini dengan potensi kemunculan varian baru virus corona, dan meminta agar masyarakat tidak mudah dibodohi.

Baca Juga :  Bulan Depan, Kalteng Dilanda Kemarau

Menanggapi informasi tersebut, Prakirawan stasion BMKG Haji Asan Sampit, Rizaldo Raditya menegaskan bahwa fenomena aphelion memang biasa terjadi, sekitar awal Juli.

Namun, masyarakat diimbau untuk tidak panik, sebab fenomena ini tidak membawa pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca harian.

“Fenomena aphelion terjadi pada awal Juli. Saat kondisi aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Tetapi kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada kondisi atmosfer dan cuaca di permukaan bumi,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Senin (7/7/2025).

Ia menambahkan, aphelion bukanlah fenomena luar biasa yang patut dikhawatirkan secara berlebihan. Menurut Rizaldo, suhu di Indonesia lebih dipengaruhi oleh faktor lain, seperti angin monsun dan dinamika atmosfer regional, bukan jarak bumi ke matahari semata.

Baca Juga :  Sidang Korupsi Tambang Digelar, Satu Nama Eks Bupati di Kalteng Terseret

“Untuk fenomena aphelion sendiri tidak terikat pada durasi waktu spesifik dan biasanya hanya dalam waktu yang singkat. Jadi, tidak berpengaruh terhadap pembentukan cuaca,” tegasnya.

BMKG pun mengimbau masyarakat agar selalu mengecek informasi cuaca dan fenomena astronomi dari sumber resmi, bukan dari pesan berantai yang belum jelas kebenarannya. Menjaga kesehatan memang penting, namun tidak perlu dikaitkan dengan isu-isu yang tidak berdasar. (mif)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/