PEMERINTAH Brasil akhirnya mengumumkan hasil autopsi terbaru terhadap jenazah Juliana Marins.
Warga negara Brasil yang meninggal dunia usai terjatuh dari tebing di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 21 Juni lalu.
Hasil pemeriksaan forensik tersebut menguatkan temuan sebelumnya yang dikeluarkan oleh pihak medis Indonesia.
Cerita Agam Rinjani Tidur Tergantung di Jurang Demi Jaga Jenazah Juliana Marins
Melansir dari CNN, dalam laporan yang dikutip dari media lokal Brasil O Globo, para ahli forensik menyatakan bahwa Juliana masih sempat bertahan hidup meskipun tidak lama kemudian meninggal dunia selama 10 hingga 15 menit setelah terjatuh.
Namun dalam kondisi tersebut, ia sudah tidak mampu bergerak ataupun memberikan respons efektif karena luka serius yang diderita.
“Waktu kematian secara pasti memang belum bisa dipastikan secara ilmiah. Tetapi berdasarkan kondisi fisik dan cedera, korban kemungkinan bertahan hidup sekitar 10-15 menit setelah insiden terjadi,” demikian isi laporan O Globo, mengutip pernyataan tim forensik Brasil.
Jenazah Juliana sempat diautopsi ulang di Brasil atas permintaan keluarga. Hal ini dipicu oleh adanya dugaan kelalaian dalam proses penyelamatan yang dilakukan pihak Indonesia.
Keluarga menduga korban tidak segera mendapat pertolongan yang memadai setelah terjatuh dari ketinggian.
Seperti diketahui, insiden tragis tersebut terjadi saat Juliana sedang melakukan pendakian di Gunung Rinjani.
Meski masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan setelah jatuh, tim evakuasi baru berhasil menjangkau lokasi korban nyaris 90 jam kemudian.
Pihak Basarnas Indonesia menyebutkan bahwa faktor cuaca buruk dan medan ekstrem menjadi penghambat utama proses penyelamatan.(*afa)