Selasa, Juli 15, 2025
24.7 C
Palangkaraya

Satgas Pangan Waspadai Kelangkaan Beras saat Usut Kasus Beras Oplosan

SATUAN Tugas (Satgas) Pangan Polri terus mewaspadai potensi kelangkaan beras di tengah proses penyelidikan terhadap praktik kecurangan yang dilakukan sejumlah produsen.

Meski pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan besar terus berjalan, Satgas menegaskan bahwa distribusi beras ke masyarakat tidak boleh terganggu.

“Kami mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam proses ini. Jangan sampai perusahaan yang kami periksa justru menahan distribusi beras medium maupun premium, karena mereka merupakan produsen berskala besar. Jika distribusi terganggu, bisa berdampak pada kelangkaan di pasar,” ujar Wakasatgas Pangan Polri, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Senin (14/7/2025) mengutip cnbcindonesia.

212 Merek Beres Tidak Sesuai Mutu, Mentan Tegaskan Tak Ada Toleransi Untuk Kecurangan

Langkah ini dilakukan agar penegakan hukum tetap berjalan tanpa mengorbankan stabilitas pasokan pangan di masyarakat.

Baca Juga :  Kapal Laut Ketapang - Gilimanuk Tenggelam di Selat Bali

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap bahwa praktik pengoplosan dan pemalsuan label mutu beras yang dilakukan sejumlah produsen besar berpotensi merugikan negara hingga Rp99 triliun per tahun.

โ€œBayangkan, hanya selisih Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram sudah bisa merugikan masyarakat hingga hampir Rp100 triliun. Ini seperti menjual emas 18 karat dengan label 24 karat. Penipuan semacam ini tidak bisa dibiarkan,โ€ kata Amran, Sabtu (12/7/2025).

Satgas Pangan bersama Kementerian Pertanian dan lembaga terkait lainnya terus bekerja sama menindaklanjuti temuan ini secara terukur agar penindakan berjalan tanpa menimbulkan gejolak distribusi di lapangan.(net/abw)

SATUAN Tugas (Satgas) Pangan Polri terus mewaspadai potensi kelangkaan beras di tengah proses penyelidikan terhadap praktik kecurangan yang dilakukan sejumlah produsen.

Meski pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan besar terus berjalan, Satgas menegaskan bahwa distribusi beras ke masyarakat tidak boleh terganggu.

“Kami mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam proses ini. Jangan sampai perusahaan yang kami periksa justru menahan distribusi beras medium maupun premium, karena mereka merupakan produsen berskala besar. Jika distribusi terganggu, bisa berdampak pada kelangkaan di pasar,” ujar Wakasatgas Pangan Polri, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Senin (14/7/2025) mengutip cnbcindonesia.

212 Merek Beres Tidak Sesuai Mutu, Mentan Tegaskan Tak Ada Toleransi Untuk Kecurangan

Langkah ini dilakukan agar penegakan hukum tetap berjalan tanpa mengorbankan stabilitas pasokan pangan di masyarakat.

Baca Juga :  Kapal Laut Ketapang - Gilimanuk Tenggelam di Selat Bali

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap bahwa praktik pengoplosan dan pemalsuan label mutu beras yang dilakukan sejumlah produsen besar berpotensi merugikan negara hingga Rp99 triliun per tahun.

โ€œBayangkan, hanya selisih Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram sudah bisa merugikan masyarakat hingga hampir Rp100 triliun. Ini seperti menjual emas 18 karat dengan label 24 karat. Penipuan semacam ini tidak bisa dibiarkan,โ€ kata Amran, Sabtu (12/7/2025).

Satgas Pangan bersama Kementerian Pertanian dan lembaga terkait lainnya terus bekerja sama menindaklanjuti temuan ini secara terukur agar penindakan berjalan tanpa menimbulkan gejolak distribusi di lapangan.(net/abw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/