PALANGKA RAYA-Angka penambahan kasus Covid-19 di Kalteng terus meningkat. Begitu pun dengan angka kematian. Setelah Minggu (25/7) lalu pecah rekor kematian akibat Covid-19 di Kalteng dengan jumlah 23 orang, kemarin (26/7) angka penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 memecahkan rekor tertinggi dengan jumlah 436 orang. Lonjakan pasien terpapar Covid-19 ini menyebabkan kebutuhan akan oksigen jadi tinggi. Alhasil stok oksigen di sejumlah rumah sakit kian menipis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng dr Suyuti Syamsul mengatakan, ketersediaan oksigen di Kalteng saat ini bisa bertahan selama tujuh hari enam jam, hitungan per Senin (26/7). Sebagai antisipasi kekurangan, pihaknya juga meminta kepada pihak-pihak yang sebelumnya tidak memproduksi oksigen, sebisanya memproduksi, seperti yang dilakukan PT Korindo.
“Saya sudah melapor ke pimpinan (gubernur, red), perusahaan di Kalteng yang bergerak di bidang tambang, peleburan emas, atau besi biasanya memiliki oksigen, itu bisa digunakan terlebih dahulu untuk keperluan penanganan Covid-19,” kata dr Suyuti saat diwawancarai, kemarin.
Dijelaskannya, ketersediaan oksigen sangat berpengaruh dalam penanganan pasien Covid-19. Akan sangat berisiko apabila sampai terjadi kehabisan stok oksigen.
“Karena memang kebutuhan oksigen untuk penanganan Covid-19 ini luar biasa, jika penyakit biasa rata-rata memerlukan empat hingga lima liter per menit, tapi untuk pasien Covid-19 ada yang membutuhkan hingga 48 liter per menit,” beber Suyuti.
Saat ini, lanjut dia, apabila ada fasilitas kesehatan (faskes) kehabisan oksigen, maka langkah yang bisa diambil adalah meminjam dari faskes lain. Yang menjadi kendala adalah jika dalam satu kabupaten hanya ada satu rumah sakit saja.
“Saat ini kami juga mendesak penyalur oksigen untuk menambah kuota, karena oksigen ini bukan domain dinkes, justru kami membeli oksigen,” tegasnya.
Sebagai antisipasi, pihaknya sudah menyampaikan kepada pemerintah pusat melalui surat gubernur kepada Sekjen Kemenkes. “Mudah-mudahan dalam waktu dua atau tiga hari ke depan sudah ada tambahan oksigen,” ucapnya.
Terpisah, Direktur Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, pihaknya memang bekerja sama dengan dua penyedia atau penyuplai oksigen. Namun saat ini satu penyuplai mengurangi pasokan oksigen ke RSDS karena kewalahan. Karena itu jatah oksigen untuk Kalteng dan Kalsel dikurangi.
“Karena itu kami koordinasi dengan penyedia kedua yang bisa memasok oksigen cair ke RSDS, mereka bisa menyediakan untuk 140 tempat tidur, itu bisa bertahan hingga satu minggu ke depan,” ucapnya kemarin.