Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 melesat 7,07 persen dibanding periode sama tahun 2020. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, capaian tersebut merupakan rekor tertinggi sejak terjadinya krisis finansial global yang diakibatkan subprime mortgage di Amerika Serikat (AS).
“Itu merupakan angka pertumbuhan triwulanan tertinggi sejak subprime mortgage yang lalu,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8).
Bahkan, Airlangga juga menyebut pertumbuan ekonomi RI juga lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti India yang hanya tumbuh 1,6 persen, Vietnam 6,6 persen, Korea Selatan 5,9 persen, dan Jepang yang justru mengalami kontraksi 1,6 persen. Capaian tersebut didorong dari pertumbuhan di berbagai aspek termasuk perdagangan ekspor maupun impor.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi RI juga dipengaruhi oleh pertumbuhan kuartal II 2021 beberapa mitra dagang Indonesia seperti Tiongkok yang tumbuh 7,9 persen, Amerika Serikat (AS) naik 12,2 persen, Singapura naik 14,3 persen, Korea Selatan naik 5,9 persen, dan beberapa mitra dagang lainnya.
“Pertumbuhan ekspor dan impor tumbuh 31,78 persen dan 31,22 persen,” ucapnya.
Airlangga menambahkan, capaian pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh sektor konsumsi pemerintah yang cukup tinggi yakni 8,06 persen. Menurutnya, hal itu sebagai komitmen pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
“Konsumsi rumah tangga terhadap PDB 53 persen, tumbuh 5,93 persen secara YoY, sejalan dengan meningkatnya optimisme masyarakat terhadap pemulihan,” pungkasnya.(jpc)