Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Persaingan Juara Premier League

SEJAK 2017, hanya Juergen Klopp bersama Liverpool FC yang mampu ”mencuri” gelar juara Premier League dari Pep Guardiola dan Manchester City. Itu terjadi pada musim 2019–2020. Lalu, siapakah yang dapat mencurinya lagi musim ini?

Musim ini adalah musim kelima Pep Guardiola menangani Cityzens. Kecuali musim pertama (2016–2017), Pep selalu sukses mempersembahkan trofi juara untuk klub milik Sheikh Mansour tersebut. Bahkan, Cityzens menyapu bersih gelar domestik (empat gelar) pada 2018–2019.

Tantangan Cityzens musim ini tentu lebih berat. Setidaknya, Pep dan anak asuhnya sudah kehilangan satu gelar, Community Shield, setelah kalah 0-1 oleh Leicester City pekan lalu (8/8). Premier League sebagai ajang yang tiga kali dimenangi Pep dalam empat musim terakhir juga tricky untuk dipertahankan.

Winger Cityzens Riyad Mahrez menyatakan bahwa timnya adalah team to beat di Premier League musim ini. Chelsea yang mengalahkan Cityzens dalam final Liga Champions musim lalu dianggap Mahrez paling mengancam selain Liverpool FC (LFC) dan Manchester United.

Apalagi, The Blues pada era Thomas Tuchel mulai terbiasa memenangkan sesuatu. Kemarin (12/8) klub yang baru saja merekrut kembali Romelu Lukaku itu berhasil memenangi Piala Super Eropa via adu penalti (6-5) kontra Villarreal CF di Windsor Park, Belfast. ”(Skuad) Chelsea semakin bagus,” ucap Mahrez kepada Manchester Evening News.

Baca Juga :  DPKP Dorong Budi Daya Kelor

Kalau sebelumnya Klopp dianggap sebagai kryptonite bagi Pep, kini Tuchel juga mumpuni sebagai penghalang Pep meneruskan gurita kekuasaannya di Premier League. Musim lalu, hanya dalam separo musim, dua kali Sang Profesor –julukan Tuchel– meredam taktik Sang Filsuf, julukan Pep. Selain final Liga Champions di Estadio do Dragao (30/5), Tuchel mengungguli Pep di Etihad Stadium dalam matchweek ke-35 (8/5).

”Saat ini Chelsea sedang dalam momentum bagus,” ujar pandit BT Sport Rio Ferdinand tentang persaingan juara Premier League musim ini. ”Mentalitas pemenang mereka sudah terbentuk dan hanya menunggu waktu (konsistensi sepanjang musim, Red),” imbuh Ferdinand.

Mentalitas juara itulah yang dianggap belum dimiliki mantan klub Ferdinand, United. Terlepas The Red Devils mendatangkan rekrutan top seperti winger Jadon Sancho dan bek tengah Raphael Varane. Jadi tugas berat pula bagi tactician Ole Gunnar Solskjaer untuk melanjutkan grafik menanjak Harry Maguire dkk di Premier League. Yaitu, dari peringkat ketiga dua musim lalu dan finis runner-up musim lalu. ”Kami melihat diri kami sebagai penantang gelar yang potensial (musim ini, Red),” tegas Solskjaer seperti dilansir ESPN.

Baca Juga :  Aktualisasikan Nilai dan Semangat Hijrah

Sebaliknya, LFC tidak dilabeli favorit juara lantaran tidak melakukan perekrutan top alias memperkuat kedalaman. Kehilangan gelandang Georginio Wijnaldum malah ditambal dengan bek muda Ibrahima Konate. Meski begitu, tactician LFC Juergen Klopp menganggap kondisi fit dua bek tengah, Virgil van Dijk dan Joe Gomez, tak ubahnya kekuatan baru. Musim lalu dua defender reguler The Reds itu nyaris menghabiskan sepanjang musim di ruang medis akibat cedera panjang.

”Kami juga diuntungkan dengan beberapa pemain kami tidak mengalami kelelahan (karena mengikuti turnamen bersama timnas, Red) sepanjang musim panas,” tutur Klopp sembari menyebut nama-nama seperti duo wide attacker, Mohamed Salah dan Sadio Mane, kepada Liverpool Echo. (ren/c19/dns/jpg/ala)

SEJAK 2017, hanya Juergen Klopp bersama Liverpool FC yang mampu ”mencuri” gelar juara Premier League dari Pep Guardiola dan Manchester City. Itu terjadi pada musim 2019–2020. Lalu, siapakah yang dapat mencurinya lagi musim ini?

Musim ini adalah musim kelima Pep Guardiola menangani Cityzens. Kecuali musim pertama (2016–2017), Pep selalu sukses mempersembahkan trofi juara untuk klub milik Sheikh Mansour tersebut. Bahkan, Cityzens menyapu bersih gelar domestik (empat gelar) pada 2018–2019.

Tantangan Cityzens musim ini tentu lebih berat. Setidaknya, Pep dan anak asuhnya sudah kehilangan satu gelar, Community Shield, setelah kalah 0-1 oleh Leicester City pekan lalu (8/8). Premier League sebagai ajang yang tiga kali dimenangi Pep dalam empat musim terakhir juga tricky untuk dipertahankan.

Winger Cityzens Riyad Mahrez menyatakan bahwa timnya adalah team to beat di Premier League musim ini. Chelsea yang mengalahkan Cityzens dalam final Liga Champions musim lalu dianggap Mahrez paling mengancam selain Liverpool FC (LFC) dan Manchester United.

Apalagi, The Blues pada era Thomas Tuchel mulai terbiasa memenangkan sesuatu. Kemarin (12/8) klub yang baru saja merekrut kembali Romelu Lukaku itu berhasil memenangi Piala Super Eropa via adu penalti (6-5) kontra Villarreal CF di Windsor Park, Belfast. ”(Skuad) Chelsea semakin bagus,” ucap Mahrez kepada Manchester Evening News.

Baca Juga :  DPKP Dorong Budi Daya Kelor

Kalau sebelumnya Klopp dianggap sebagai kryptonite bagi Pep, kini Tuchel juga mumpuni sebagai penghalang Pep meneruskan gurita kekuasaannya di Premier League. Musim lalu, hanya dalam separo musim, dua kali Sang Profesor –julukan Tuchel– meredam taktik Sang Filsuf, julukan Pep. Selain final Liga Champions di Estadio do Dragao (30/5), Tuchel mengungguli Pep di Etihad Stadium dalam matchweek ke-35 (8/5).

”Saat ini Chelsea sedang dalam momentum bagus,” ujar pandit BT Sport Rio Ferdinand tentang persaingan juara Premier League musim ini. ”Mentalitas pemenang mereka sudah terbentuk dan hanya menunggu waktu (konsistensi sepanjang musim, Red),” imbuh Ferdinand.

Mentalitas juara itulah yang dianggap belum dimiliki mantan klub Ferdinand, United. Terlepas The Red Devils mendatangkan rekrutan top seperti winger Jadon Sancho dan bek tengah Raphael Varane. Jadi tugas berat pula bagi tactician Ole Gunnar Solskjaer untuk melanjutkan grafik menanjak Harry Maguire dkk di Premier League. Yaitu, dari peringkat ketiga dua musim lalu dan finis runner-up musim lalu. ”Kami melihat diri kami sebagai penantang gelar yang potensial (musim ini, Red),” tegas Solskjaer seperti dilansir ESPN.

Baca Juga :  Aktualisasikan Nilai dan Semangat Hijrah

Sebaliknya, LFC tidak dilabeli favorit juara lantaran tidak melakukan perekrutan top alias memperkuat kedalaman. Kehilangan gelandang Georginio Wijnaldum malah ditambal dengan bek muda Ibrahima Konate. Meski begitu, tactician LFC Juergen Klopp menganggap kondisi fit dua bek tengah, Virgil van Dijk dan Joe Gomez, tak ubahnya kekuatan baru. Musim lalu dua defender reguler The Reds itu nyaris menghabiskan sepanjang musim di ruang medis akibat cedera panjang.

”Kami juga diuntungkan dengan beberapa pemain kami tidak mengalami kelelahan (karena mengikuti turnamen bersama timnas, Red) sepanjang musim panas,” tutur Klopp sembari menyebut nama-nama seperti duo wide attacker, Mohamed Salah dan Sadio Mane, kepada Liverpool Echo. (ren/c19/dns/jpg/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/