BANJIR yang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) makin menjadi. Ada 11 kabupaten/kota yang saat ini terdampak. Yakni Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Pulang Pisau (Pulpis), Seruyan, Kotawaringin Timur (Kotim), Sukamara, Murung Raya (Mura), Lamandau, Gunung Mas (Gumas), Barito Utara (Batara), Katingan, dan Kota Palangka Raya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya memprakirakan dalam seminggu ke depan sebagian besar wilayah Kalteng masih diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi disertai petir dan angin kencang. Karena itu bencana banjir di Bumi Tambun Bungai ini diprediksi berlangsung lama. Belum ada tanda-tanda sampai pada puncaknya.
Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya Afandy menyebut, ada dua wilayah di Kalteng yang berpotensi turun hujan dengan intensitas tinggi, yakni bagian utara dan bagian barat.
“Ada dua wilayah yang akan berpotensi terjadinya hujan sangat tinggi, seperti Katingan bagian utara, Gunung Mas bagian utara. Selain itu, Kabupaten Seruyan, Kobar, Sukamara, dan Lamandau juga berpotensi sama,” ujarnya kepada Kalteng Pos, Selasa (7/9). “Yang perlu diwaspadai adalah cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, hingga hujan yang disertai petir,” tambahnya.
Awak media Kalteng Pos sempat melihat langsung kondisi banjir di Katingan. Tepatnya di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir. Dua hari terakhir, air kiriman dari hulu Katingan sudah merangsek masuk ke dalam rumah warga. Tak tanggung-tanggung, ketinggian air ada yang sampai dada orang dewasa. Warga pun dipaksa untuk mengungsi ke Taman Religi.
Evakuasi dilakukan oleh petugas dari BPBD Katingan, TNI, dan Polri, serta perangkat kelurahan. Dipimpin langsung oleh Lurah Kasongan Lama, Dirmansyah.
Petugas menyusuri deras dan tingginya debit air yang melumpuhkan aktivitas warga. Pemandangan serupa juga tampak di Jalan Bungai dan Jalan Palangka Raya yang posisinya persis di bibir Sungai Katingan.
“Ada 16 RT yang terdampak. Jumlah pengungsi tiga hari lalu berjumlah 69 jiwa. Saat ini makin bertambah. Kami belum mendata semua,” bebernya kepada Kalteng Pos. “Jika dilihat sepintas, jumlahnya bisa meningkat lebih dari tiga kali lipat,” tambahnya sambil menunjuk ke arah tenda-tenda pengungsian.
Disinggung terkait kebutuhan pengungsi, lanjut Dirmansyah, salah satu yang diperlukan adalah bantuan terpal.
“Karena kalau hujan turun, para pengungsi akan sulit tidur, karena air hujan bisa merembes dan menyebabkan para pengungsi kedinginan,” katanya. “Begitu juga perahu karet, sangat diperlukan, saat ini hanya tersedia tiga unit,” tambahnya.