SAMPIT – Dinas Pendidikan (Disdik) Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat ada sekitar 500 guru turut menjadi korban banjir yang merendam beberapa wilayah Utara dan Hilir di daerah tersebut.
“Selain masyarakat, banyak juga teman-teman seprofesi kami yang saat ini sedang dilanda kesusahan. Makanya kami menggalang aksi sosial salah satu tujuannya yakni mengurangi beban mereka selama kondisi masih banjir,” ujar Kepala Disdik Kotim, Suparmadi, Sabtu (11/9).
Dia menyebutkan, aksi sosial melalui Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggalang bantuan bagi tenaga pendidik, dan masyarakat yang terdampak banjir. Ada 600 paket sembako telah disalurkan guna membantu masyarakat.
“Antusiasme para guru, sekolah, organisasi, instansi, lembaga pendidikan, dan dermawan lainnya sangat luar biasa. Semoga ini dapat dimanfaatkan korban banjir, dan menjadi nilai kebaikan bagi para dermawan di akhirat kelak, amin,” terang Suparmadi yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Kotim.
Dia berharap, para guru di wilayah yang terdampak banjir agar tetap bersabar. Pihaknya turut merasakan penderitaan yang saat ini dialami.
Suparmadi menyebutkan, bantuan ini tidak hanya diperuntukkan bagi guru-guru. Melainkan juga bagi masyarakat lain yang merasakan langsung dampak banjir.
Adapun bantuan-bantuan yang diperoleh dihimpun dari sekolah-sekolah yang ada di kabupaten ini. Tak hanya sekolah maupun lembaga pendidikan, bahkan ada juga bantuan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat.
“Kami berharap ini dapat meringankan beban saudara-saudari kita di wilayah yang terkena banjir,” tukasnya. Suparmadi mengungkapkan, selama ini pembelajaran tatap muka terbatas yang dilaksanakan di sejumlah sekolah di Kotim saat ini tentu tak bisa dilaksanakan di wilayah banjir. Sebab itu dia mendoakan agar banjir segera berlalu, sehingga dapat memulai pembelajaran tatap muka terbatas. (sli/ans)